Sukses


5 Duel Klub Italia Vs Spanyol pada Final Liga Champions

Bola.com - Juventus akan menghadapi Real Madrid pada laga final Liga Champions di Stadion Millenium, Cardiff, Sabtu (3/6/2017) waktu setempat. Pertandingan tersebut akan kembali mempertemukan kesebelasan asal Italia dan Spanyol.

Italia dan Spanyol merupakan dua negara yang paling sering mengirimkan wakilnya ke partai puncak Liga Champions. Kedua negara tersebut sama-sama mengirimkan 27 wakil mereka ke final kompetisi antarklub nomor satu di Eropa itu.

Meski begitu, tim-tim asal Spanyol lebih sering memenangi Liga Champions dibanding klub dari Italia. Kesebelasan asal Negeri Matador memenangi 16 gelar Liga Champions berbanding 12 milik klub dari Negeri Pizza.

Dari jumlah tersebut, kesebelasan asal Italia dan Spanyol telah saling berhadapan dengan pada tujuh kesempatan. Klub Spanyol memiliki keunggulan lima kemenangan berbanding dua laga yang dimenangi tim dari Italia.

Pertemuan antara wakil dari Italia dengan klub asal Spanyol di final Liga Champions kerap menciptakan pertandingan bersejarah. Kesebelasan dari kedua negara tersebut ingin membuktikan bahwa negaranya merupakan yang terbaik.

Berikut ini merupakan lima pertemuan bersejarah antara kesebelasan asal Italia dan Spanyol pada final Liga Champions:

2 dari 6 halaman

Real Madrid 2-0 Fiorentina, Final Piala Champions 1956-1957

Bukan Juventus, AC Milan, atau Inter Milan kesebelasan asal Italia pertama yang melaju ke final Piala Champions. Fiorentina merupakan wakil Italia pertama yang bermain pada partai puncak ajang tersebut.

Peristiwa itu terjadi pada musim 1956-1957. Fiorentina datang ke final sebagai peraih Scudetto 1955-1956. Mereka akan menghadapi juara bertahan Piala Champions, Real Madrid.

Pertandingan berlangsung di kandang Real Madrid, Stadion Santiago Bernabeu. Kondisi tersebut membuat tim juara bertahan lebih diunggulkan.

Akan tetapi, ternyata Fiorentina memberikan perlawanan kepada tim tuan rumah. Real Madrid dibuat tak berkutik sepanjang babak pertama.

Real Madrid baru memecah kebuntuan lewat penalti Alfredo di Stefano pada menit ke-69. Setelah itu, Paco Gento menambah keunggulan Los Blancos enam menit kemudian.

3 dari 6 halaman

Inter Milan 3-1 Real Madrid, Final Piala Champions 1963-1964

Tujuh tahun setelah kemenangan atas Fiorentina, Real Madrid kembali jumpa kesebelasan asal Italia. Saat itu, Los Blancos menghadapi juara Italia, Inter Milan.

Skuat Real Madrid dan Inter Milan kala itu dipenuhi pemain-pemain bintang. Los Blancos diperkuat Paco Gento, Ferenc Puskas dan Alfredo di Stefano, sementara I Nerazzurri memiliki Armando Picchi, Sandro Mazzola, dan Luis Suarez.

Pertandingan yang digelar di Prater Stadium, Wina, itu berlangsung alot pada paruh pertama. Namun gol Sandro Mazzola jelang babak pertama berakhir membuka keunggulan Inter Milan.

Aurelio Milani menambah keunggulan Il Biscione pada menit ke-62. Pemain Real Madrid, Felo, sempat memperkecil ketertinggalan tujuh menit kemudian, namun gol kedua Mazzola pada menit ke-76 memastikan kemenangan Inter Milan.

Kemenangan Inter Milan atas Real Madrid merupakan kali pertama kesebelasan asal Italia mampu mengalahkan wakil Spanyol pada final Piala Champions.

4 dari 6 halaman

Sampdoria 0-1 Barcelona, Final Piala Champions 1991-1992

Sampdoria membuat kejutan ketika meraih Scudetto 1990-1991. Prestasi tersebut membuat mereka berhak tampil di Piala Champions musim berikutnya sebagai wakil Italia.

Kejutan pada ajang Serie A ternyata berlanjut di Piala Champions. Sampdoria berhasil mengatasi lawan-lawan mereka dan melaju hingga partai puncak.

Pada laga yang digelar di Stadion Wembley, London, tersebut Sampdoria menghadapi kesebelasan asal Spanyol, Barcelona. Pertandingan itu menjadi ulangan final Piala Winners 1988-1989 yang dimenangi Barcelona dengan skor 2-0.

Sampdoria yang ingin membalas kekalahan tampil ngotot sepanjang 90 menit waktu normal. Namun, usaha I Blucerchiati gagal menjebol gawang Barcelona yang dikawal Andoni Zubizarreta.

Situasi tersebut membuat pertandingan dilanjutkan ke babak perpanjangan. Barcelona justru mampu memanfaatkan kelelahan Sampdoria dan mencetak gol melalui bola hasil tendangan jarak jauh Ronald Koeman ketika laga memasuki menit ke-112.

5 dari 6 halaman

AC Milan 4-0 Barcelona, Final Liga Champions 1993-1994

Barcelona menatap laga final Liga Champions 1993-1994 dengan optimisme tinggi. Hal tersebut disebabkan keberhasilan menyingkirkan klub raksasa Portugal, FC Porto.

Barcelona merasa dapat mengatasi perlawanan AC Milan yang tidak dapat diperkuat para pemain terbaiknya. Saat itu, Marco van Basten, Gianluigi Lentini, Franco Baresi, Alessandro Costacurta, Florin Raducioiu, Jean-Pierre Papin, dan Brian Laudrup tidak dapat tampil di Olympic Stadium, Athena, karena berbagai alasan.

Akan tetapi, Barcelona juga tidak dapat memainkan Michael Laudrup karena aturan Liga Champions saat itu. UEFA membatasi setiap klub yang berlaga pada kompetisi tersebut hanya dapat memainkan tiga pemain asing. Pelatih Johan Cruyff memutuskan tampil dengan Ronald Koeman, Hristo Stoichkov, dan Romario.

Keputusan itu ternyata membawa petaka bagi Barcelona. Tanpa kehadiran Laudrup, Barcelona tidak memiliki pengatur serangan yang mumpuni. Alhasil, Blaugrana menjadi bulan-bulanan Daniele Massaro dan kawan-kawan.

Dua gol Daniele Massaro pada menit ke-22 dan 45', ditambah masing-masing satu gol Dejan Savicevic (47') dan Marcel Desailly (58') tak mampu dibalas para penggawa Barcelona. AC Milan kemudian meraih gelar Liga Champions setelah musim sebelumnya kalah dari Marseille di final.

6 dari 6 halaman

Juventus 1-3 Barcelona, Final Liga Champions 2014-2015

Juventus dan Barcelona sama-sama bernafsu trofi ketiga sepanjang musim 2014-2015. I Bianconeri telah merengkuh gelar Serie A dan Coppa Italia, sementara Blaugrana memenangi La Liga dan Copa del Rey.

Telah memenangi dua gelar, kedua kesebelasan mengincar trofi Liga Champions guna melengkapi raihan mereka musim itu. Prestasi kedua kesebelasan cukup baik, mengingat baik Juventus dan Barcelona sama-sama memiliki pelatih baru.

Barcelona menghadapi laga final di Olympiastadion, Berlin, dengan kepercayaan diri tinggi. Mengingat mereka dapat menampilkan skuat terbaik, sementara Juventus kehilangan Giorgio Chiellini yang absen karena cedera.

Barcelona membuka kenggulan empat menit setelah pertandingan dimulai melalui gol Ivan Rakitic. Meski Juventus sempat membalas lewat gol Alvaro Morata pada menit ke-55, gol-gol tambahan Luis Suarez (68') dan Neymar (90') memupuskan harapan I Bianconeri.

Sumber: Berbagai sumber

Video Populer

Foto Populer