Sukses


Tuntutan Profesi, Pelatih Perseru Belajar Teknologi Ponsel

Bola.com, Solo - Kemajuan teknologi, terutama perkembangan media komunikasi, membuat informasi mudah diakses dari mana pun. Di sembarang tempat akan banyak ditemui manusia tanpa batasan usia tampak memegang ponsel atau tablet di tangannya.

Piranti ini telah berkembang demikian pesat manfaatnya. Jika awalnya, ponsel hanya untuk telepon dan mengirim SMS. Kini lewat alat kecil ini kita bisa mengirimkan suara, gambar, dan data sebagai sarana sosialisasi.

Gara-gara tuntutan jaman dan profesi, pelatih kepala Perseru Serui Hanafi pun terpaksa harus belajar teknologi mutakhir. "Saya hanya pakai ponsel untuk telepon dan SMS. Sejak lama teman-teman menyuruh saya ganti ponsel yang canggih, tapi saya menolak karena saya anggap fitur media sosial tak penting," kata Hanafi.

Ketika orang ramai memakai ponsel Blackberry dengan fasilitas pengiriman berita tertulis lebih murah dibanding SMS, Hanafi pun tak kepincut.

"Saya sudah tua, malas beli ponsel yang tombolnya kecil-kecil kayak gitu. Mata saya tak bisa melihat tulisan kecil. Lagipula letak tombolnya tak seperti ponsel-ponsel lama," ucap Hanafi.

Namun kini Hanafi harus membeli ponsel Android untuk berkomunikasi dengan para koleganya. Namun pelatih asal Malang ini harus meluangkan waktu untuk belajar mengutak-atik program di ponsel barunya.

"Pemain Perseru yang saya minta ajari mengoperasikan ponsel baru ini. Saya sedang belajar bagaimana menggunakan program whatsapp. Karena keluarga dan teman-teman ingin tahu kabar saya lengkap dengan foto lokasi saya berada. Ternyata teknologi ini menarik, meski saya harus belajar keras mengenalnya," tuturnya.

Dulu jika Hanafi melihat orangtua, anak muda, dan belia berfoto ria, dia merasa jengah. Kini dia menilai kebiasaan itu coba diakrabinya jika ada waktu luang.

"Umur saya sudah 60 tahun lebih, malu kalau bergaya seperti anak-anak muda. Ternyata berfoto seperti itu asyik juga. Setiap saat, saya bisa kirim foto atau telepon via video call bila kangen dengan keluarga di Malang. Apalagi profesi sebagai pelatih terus pindah-pindah tempat bertanding," ungkap Hanafi.

Video Populer

Foto Populer