Sukses


8 Benteng Tangguh Indonesia di Piala AFF Pilihan Alfred Riedl

Bola.com, Jakarta - Ada istilah pertahanan terbaik adalah menyerang. Tetapi, di sepak bola sebagus apapun serangan, tanpa pertahanan yang mumpuni juga akan percuma. Bahkan Italia yang merupakan salah satu kiblat sepak bola, terkenal dengan cattenaccio atau pertahanan gerendel. Hal ini menunjukkan pertahanan solid dan menjadi salah satu kunci penentu sukses tim.

Di Piala AFF 2016 beberapa tim peserta juga mengandalkan pertahanan. Peran pemain bertahan menjadi sangat krusial.

Pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl, juga berupaya membangun pertahanan kuat dengan memanggil bek terbaik di negeri ini untuk Piala AFF nanti. Apalagi, striker-striker lawan, seperti yang dimiliki Thailand dikenal cukup tajam dan dingin dalam pergerakannya di area pertahanan musuh.

Dari 40 pemain yang didaftarkan PSSI untuk Piala AFF 2016, ada 13 pemain yang berposisi sebagai bek. Mereka adalah Beny Wahyudi (Arema Cronus), Manahati Lestusen (PS TNI), I Putu Gede Juni Antara (Bhayangkara FC), Fachruddin Wahyudi Aryanto (Sriwijaya FC), Rudolof Yanto Basna (Persib Bandung), Hansamu Yama Pranata (Barito Putera), Dominggus Fakdawer (Persipura Jayapura), Dedy Gusmawan (Mitra Kukar), Gunawan Dwi Cahyo (Persija Jakarta), Abdul Rachman (Persiba Balikpapan), Muhammad Abduh Lestaluhu (PS TNI), Ricky Fajrin Saputra (Bali United), Johan Alfarizi (Arema Cronus).

Ke-13 bek itu menjalani pemusatan latihan secara bergantian sejak awal September 2016. Kecuali Johan Alfarizi, yang meski didaftarkan, tidak pernah ikut menjalani pemusatan latihan.

Delapan dari 13 bek itu bertahan hingga saat ini, Selasa (15/11/2016). Tampaknya, delapan pemain itulah yang bakal jadi andalan lini belakang TimMerah-Putih di Piala AFF 2016 nanti.

Sementara itu sisanya, yakni Dominggus Fakdawer, Ricky Fajrin Saputra, I Putu Gede Juni Antara, Dedy Gusmawan, dan Johan Alfarizi terpaksa harus mengubur impian tampil di Piala AFF edisi kali ini.

Di sisi lain, dari empat uji coba yang dijalani Timnas Indonesia proyeksi Piala AFF sejauh ini, lima gol bersarang ke gawang Timnas Garuda. Sementara lini depan mengoleksi tujuh gol.

Lima gol kebobolan yang diderita Indonesia itu dibagi masing-masing dua gol kala menjamu Vietnam di Stadion Maguwoharjo, Sleman (9/9/2016), dan tiga gol kala bertandang ke Hanoi melawan tuan rumah Vietnam (8/11/2016).

Bila melihat catatan itu, pekerjaan rumah masih dimiliki tim pelatih. Upaya perbaikan tentu sudah dilakukan termasuk di sisa waktu yang ada agar area pertahanan Indonesia makin kukuh. Delapan bek yang terpilih itu dipastikan mengemban tugas tidak ringan. 

Berikut delapan bek pilihan Alfred Riedl yang akan menjaga area pertahanan Timnas Indonesia dan diharapkan jadi benteng yang tangguh di Piala AFF 2016:

Rudolof Yanto Basna

1. Rudolof Yanto Basna

Tidak banyak pemain belakang asal tanah Papua yang mampu bersinar di timnas Indonesia. Pemain seperti Aples Tecuari mungkin jadi salah satu contohnya. Atau, Ricardo Salampessy. Namun, Ricardo bukan berasal dari Papua melainkan Ambon, meski ia matang ditempa bersama Persipura yang berbasis di Jayapura. Hingga, sosok bek muda Rudolof Yanto Basna, mencuat ke permukaan sepak bola Indonesia.

Karier Yanto terus melejit setelah ia dinobatkan sebagai Pemain Terbaik di turnamen Piala Jenderal Sudirman bersama Mitra Kukar. Imbasnya, klub besar Persib Bandung pun tertarik memboyongnya.

Namun, masa awal Yanto Basna bersama tim Pangeran Biru terbilang tidak mulus. Oleh pelatih Persib Bandung ketika itu, Dejan Antonic, ia lebih diposisikan sebagai bek sayap kanan. Meski mengaku bakal menerima apapun instruksi sang pelatih, faktanya bek kelahiran 12 Juni 1995 itu keteteran bermain di posisi itu. Pemain dengan tinggi 186 cm ini sempat jadi penghangat bangku cadangan di Tim Maung Bandung.

Pelatihnya di Mitra Kukar, Jafri Sastra, sempat prihatin dengan kondisi bek jebolan SAD Uruguay saat itu. Hanya, peruntungan Yanto Basna berubah seiring kembalinya Djadjang Nurdjaman ke kursi pelatih Persib.

Rudolf Yanto Basna, Timnas Indonesia. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Perlahan, Yanto Basna kembali ke performa terbaiknya setelah Djadjang mengembalikannya ke posisi semula sebagai stoper. Meski terbilang masih muda, 21 tahun, Yanto Basna tak minder berpasangan dengan Vladimir Vujovic yang jauh lebih berpengalaman di jantung pertahanan Persib.

Pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl, pun kesengsem. Alfred mengundang mantan pemain Timnas U-19 di Piala AFC U-19 2014 itu menjalani seleksi pada Agustus lalu. Hasilnya, hingga saat ini ia dipercaya mengawal lini belakang Tim Garuda.

Melihat performa apiknya: tak jeri berhadapan satu vs satu dengan lawan, cermat dalam membuat keputusan dan membaca situasi, dan kuat dalam menjaga lawan serta membantu serangan, tampaknya satu posisi di tim inti Timnas Indonesia di Piala AFF 2016 akan jadi milik Yanto Basna.

Indikasi lain, dari empat partai uji coba yang dijalani Timnas Indonesia jelang Piala AFF, pemain yang juga mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta itu selalu tampil penuh selama 90 menit pertandingan.

Sebagai cadangan Yanto Basna, bek Persija Jakarta, Gunawan Dwi Cahyo, kemungkinan akan disiapkan.

Fachrudin Wahyudi Aryanto

2. Fachrudin Wahyudi Aryanto

Postur tubuh yang tinggi menjadi modal buat Fachrudin Wahyudi Aryanto bermain di posisi bek. Dengan tinggi badan mencapai 188 sentimeter, Fachrudin bisa diandalkan untuk bola atas, terutama jika menghadapi serangan yang mengandalkan duel udara.

Pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl, juga tidak menafikan fakta tersebut. Maka dipilihlah Fachrudin Wahyudi Aryanto, bek yang memperkuat Sriwijaya FC untuk menjadi salah satu tulang punggung barisan pertahanan timnas.

Selama pemusatan latihan timnas untuk Piala AFF 2016, nama Fachrudin hampir tidak pernah absen dipanggil. Bahkan dalam empat uji coba yang dilakukan Tim Garuda sejak September hingga November ini, bek kelahiran Klaten 27 tahun lalu itu selalu diturunkan. Empat pertandingan uji coba itu melawan Malaysia, Vietnam (2 kali), dan Myanmar.

Hal itu mengisyaratkan bila pemain yang dibesarkan PSS Sleman itu akan menjadi pilihan utama di jantung pertahanan. Alfred Riedl pun tinggal mencari pasangan yang pas buat pemain yang juga pernah memperkuat Persepam Madura United itu.

Bek timnas Indonesia, Fachrudin Aryanto, mengontrol bola saat latihan jelang laga persahabatan melawan Malaysia. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Selain jago dalam duel udara, Fachrudin juga andal dalam permainan satu lawan satu. Berbagai tekelnya untuk mengambil bola dari kaki lawan terbilang mumpuni. Penempatan posisi yang pas ketika menghadapi serangan dari lawan, ikut menjadi salah satu keunggulan pemain ini.

Hanya, faktor fisik atau stamina kadang masih jadi kelemahan Fachruddin. Apalagi dalam kondisi tim yang diperkuatnya lebih sering menghadapi tekanan dari lawan. Namun, kelemahan itu bisa ditutupi dengan komunikasi atau saling pengertian dengan rekan bek tengahnya.

Di sisi lain, hingga pertandingan Indonesia melawan Vietnam pada Selasa (8/11/2016), caps Fachrudin di timnas mencapai 16. Jumlah pertandingan itu, 14 diantaranya merupakan pertandingan resmi FIFA dan sisanya tidak resmi.

Caps pertama Fachrudin di timnas dicatat saat bermain melawan Filipina pada 5 Juni 2012. Sedangkan partisipasi di Piala AFF baru satu kali, tepatnya pada Piala AFF 2012. Dalam tiga pertandingan penyisihan grup saat itu Fachruddin selalu bermain penuh 90 menit.

Begitu pula dengan empat uji coba jelang Piala AFF 2016, bek asal Cawas, Klaten, Jateng itu selalu tampil penuh, masing-masing selama 90 menit.

Bila tak ada aral-melintang, Fachrudin Wahyudi Aryanto akan bahu-membahu bersama Rudolof Yanto Basna di Piala AFF nanti. Sebagai penggantinya, Hansamu Yama Pranata dari Barito Putera mungkin dirasa tepat.

Abdul Rahman

3. Abdul Rahman

Pemanggilan namanya dalam seleksi Timnas Indonesia dan dilanjutkan dengan pemusatan latihan jelang Piala AFF 2016 sempat mengejutkan pencinta sepak bola Tanah Air. Pasalnya, Abdul Rahman belum sepopuler bek-bek kiri yang selama ini wira-wiri bersama Tim Merah-Putih. Bahkan, masuk timnas baru kali ini dinikmatinya sepanjang kariernya sebagai pesepak bola.

Namun, Abdul Rahman mematahkan semua anggapan pesimistis yang diarahkan kepadanya. Setidaknya hingga empat uji coba Timnas Indonesia jelang Piala AFF 2016 ini, bek milik Persiba Balikpapan itu tidak mengecewakan.

Abdul Rahman menjalani debut sebagak bek kiri di Timnas Indonesia saat diturunkan selama 64 menit ketika Indonesia menang 3-0 melawan Malaysia (6/9/2016).

Abdul Rahman diplot jadi andalan Alfred Riedl di sektor bek kiri Timnas Indonesia di Piala AFF 2016. (Bola.com/Romi Syahputra)

Sebelum dipanggil timnas, bek kiri kelahiran 18 April 1991 itu dikenal sebagai pemain yang kerap memeragakan permainan kasar. Namun, ia membantah hal itu dilakukannya dalam konteks negatif. Ia mengungkapkan permainan keras yang diusungnya sebagai bagian dari keinginannya memberikan 100 persen performa untuk tim.

Namun, justru karena itulah yang membuat penampilannya di turnamen yang berjalan, Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 presented by IM3 Oordedoo, cukup menonjol hingga mencuri perhatian Alfred Riedl.

Sejauh ini ia cukup membantu pertahanan dengan membangun tembok kuat di sektor yang dihuninya. Apalagi, ia juga punya kemampuan untuk jadi bek tengah sehingga naluri bertahannya cukup kuat.

Di atas kertas, kans Abdul Rahman menghuni posisi bek kiri Timnas Indonesia di Piala AFF 2016 sangat besar. Hanya, ia tetap harus bersaing dengan bek PS TNI, Abduh Lestaluhu, yang kualitasnya dinilai tak jauh beda dengannya. Abduh akan jadi pelapis sepadan untuk Abdul Rahman.

Beny Wahyudi

4. Beny Wahyudi

Hampir tiga tahun absen dari panggilan Timnas Indonesia, Beny Wahyudi akhirnya kembali memakai kostum Merah-Putih. Cedera panjang menjadi penghalang bek Arema Cronus itu konsisten mengawal lini belakang timnas.

Sebelum persiapan ke Piala AFF 2016 ini terakhir kali Beny Wahyudi memperkuat timnas saat pertandingan melawan Irak di kualifikasi Piala Asia 2015 (6/9/2013). Dalam pertandingan itu Indonesia kalah 0-2.

Tetapi sekarang setelah bugar 100 persen, performa Beny Wahyudi mampu menarik perhatian pelatih timnas Indonesia, Alfred Riedl. Barisan pertahanan di sisi kanan kemungkinan besar menjadi miliknya selama Piala AFF 2016.

Pemanggilan kembali Beny Wahyudi ini juga tidak lepas dari cerita lama, saat Alfred Riedl menangani Tim Garuda di Piala AFF 2010. Ketika itu Beny Wahyudi yang sekaligus bisa bermain sebagai bek kiri, sempat dua kali diturunkan. Dua pertandingan satu kali di penyisihan grup melawan Laos dan satu lagi di semifinal melawan Filipina.

Beny Wahyudi, Timnas Indonesia. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Kombinasi antara kemampuan bertahan dan menyerang di garis tepi permainan, membuat Beny Wahyudi selalu menjadi pilihan utama. Di Arema Cronus perannya di barisan pertahanan sisi kanan menjadi jaminan mutu. Kecepatan dalam menyisir lapangan merupakan pertimbangan lain yang dipakai tim pelatih. Ia juga dikenal disiplin saat bertahan maupun membantu serangan.

Kepercayaan yang diberikan Alfred Riedl untuk Beny Wahyudi ini tampak dari kesempatan bermain dalam empat uji coba selama persiapan Piala AFF 2016. Dalam 4 uji coba internasional itu Beny selalu diturunkan pelatih.

Menghadapi Malaysia, pemain asli Malang yang berulang tahun tiap 20 Maret ini bermain selama 83 menit. Kemudian menjamu Vietnam di Sleman main penuh 90 menit. Lanjut uji coba melawan Myanmar, bek dengan tinggi 168 sentimeter ini mendapat 83 menit bermain.

Terakhir uji coba melawan Vietnam lagi, Selasa (8/11/2016), pemain yang ikut mengantarkan Arema Indonesia juara ISL 2009-2010 itu kembali bermain penuh 90 menit. Fakta itu seolah menegaskan bila Beny sudah mendapat kepercayaan dari pelatih.

Satu-satunya kelemahan Beny Wahyudi sepertinya hanya rentan cedera. Oleh karena itu tim pelatih harus memiliki pelapis yang sepadan buat bek berusia 30 tahun ini. Apalagi Piala AFF 2016 nanti diprediksi bakal berlangsung ketat. Nama Manahati Lestusen diprediksi tepat untuk melapisi Beny Wahyudi.

Gunawan Dwi Cahyo

5. Gunawan Dwi Cahyo

Keberuntungan bak menaungi Gunawan Dwi Cahyo. Ia dipanggil Alfred Riedl untuk ikut menjalani pemusatan latihan Timnas Indonesia proyeksi Piala AFF 2016 di saat-saat akhir.

Bek Persija Jakarta itu tidak ikut dipanggil saat Alfred menggelar dua kali seleksi pada Agustus lalu, juga tidak ada ketika Timnas Indonesia menjamu Malaysia dan Vietnam ketika beruji coba kandang. Gunawan baru dipanggil jelang TC di Karawaci pada pekan terakhir Oktober 2016.

Hal itu tidak terlepas dari penampilan apiknya dalam mengawal lini belakang Macan Kemayoran. Bahkan pemain 27 asal Jepara, Jateng itu, cukup tajam dengan koleksi empat golnya di Torabika Soccer Championship (TSC) presented by IM3 Ooredoo.

Bek Persija, Gunawan Dwi Cahyo, mengikuti sesi latihan perdananya bersama Timnas Indonesia di Sekolah Pelita Harapan, Karawaci, Sabtu (29/10/2016). (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Hal itu jadi salah satu alasan Alfred Riedl memanggilnya, selain sang pelatih mengaku sudah tahu kualitas Gunawan, terutama pada 2010-2011.

Meski tidak masuk skuat Piala AFF, penampilan Gunawan Dwi Cahyo bersama Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2011 jadi salah satu yang mendapat banyak perhatian. Ketika itu ia mampu ikut membawa Indonesia ke final, namun akhirnya kandas dan hanya meraih medali perak setelah kalah lewat adu penalti dengan Malaysia.

Setahun kemudian ia masih berkarier di timnas. Namun, Kualifikasi Piala Dunia 2014 melawan Bahrain pada Februari 2012 jadi laga terakhirnya bersama Tim Merah-Putih, hingga Alfred Riedl memanggilnya.

Kelebihan Gunawan Dwi Cahyo yang lain adalah posturnya yang ideal untuk bek tengah. Dengan tinggi 185 cm, pemain 27 tahun ini cukup andal kala berduel dengan lawan menghalau bola-bola atas. Dengan postur tinggi menjulang ia kerap jadi kartu truf, menjebol gawang lawan lewat skema tendangan pojok.

Hansamu Yama Pranata

6. Hansamu Yama Pranata

Sama seperti Gunawan Dwi Cahyo maupun Fachrudin Wahyudi Aryanto, Hansamu Yama Pranata juga punya postur ideal untuk jadi bek tengah. Hansamu Yama juga sudah berpengalaman membela Timnas Indonesia bersama Timnas U-19, U-22, dan U-23. 

Bek 21 tahun asal Mojokerto, Jatim ini, hampir selalu jadi pemain inti di manapun ia bermain, baik di level klub maupun di klubnya saat ini, Barito Putera. 

Hansamu Yama Pranata terbilang bek modern yang bisa beradaptasi cepat dengan permainan yang diinginkan pelatih. Ia tidak asing dengan permainan rapat bola-bola pendek hasil pengalamannya bermain di SAD Uruguay maupun Timnas Indonesia U-19.

Hansamu Yama mengikuti latihan Timnas Indonesia di Stadion Manahan Solo Jawa Tengah, Minggu (25/9/2016).  (Bola.com/Peksi Cahyo)

Namun, Hansamu Yama juga bisa beradaptasi ketika posisinya diubah eks pelatih Barito Putera, dari bek kanan menjadi gelandang bertahan dan sebaliknya. Padahal, posisi asli Hansamu adalah bek tengah. Di Timnas Indonesia untuk Piala AFF ini ia diplot Alfred Riedl jadi bek tengah. Alhasil, Hansamu Yama bisa dibilang pemain multifungsi di area pertahanan.

Kelebihan itu tentu bisa meringankan beban Alfred Riedl dalam memilih pemain yang akan dimainkan dalam setiap pertandingan di Piala AFF nanti. Hanya, Hansamu Yama Pranata harus berusaha lagi untuk menjaga ketenangan dan konsistensi level permainannya saat diturunkan sang pelatih.

Abduh Lestaluhu

7. Abduh Lestaluhu

Nama Abduh Lestaluhu mencuat jelang SEA Games 2015. Bek kiri yang saat ini berusia 23 tahun itu jadi andalah Aji Santoso di lini pertahanan Tim Garuda Muda dalam ajang multicabor dua tahun sekali itu berkat penampilan apiknya bersama Persija.

Meski timnya di Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 presented by IM3 Ooredoo saat ini, PS TNI, jeblok, bukan berarti kualitas permainannya tergerus. Bahkan, ia jadi salah satu dari pemain yang di mata Alfred Riedl cukup bersinar.

Pelatih Timnas Indonesia itu tidak segan memanggilnya dalam seleksi dan selanjutnya mengundangnya menjalani pemusatan latihan dari waktu ke waktu jelang Piala AFF 2016.

Dari penampilan luar, Abduh Lestaluhu terlihat kalem. Sosok jebolan SAD Uruguay itu juga sangat sopan. Namun saat di lapangan, pemain asal Tulehu, Maluku Tengah itu, sangat eksplosif. Naluri menyerangnya sama kuatnya dengan naluri bertahannya.

Abduh Lestaluhu, Timnas Indonesia. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Abduh Lestaluhu rajin menyisir dan melakukan tusukan di sektor kiri pertahanan Indonesia. Fisiknya yang kuat, berkat pendidikan militer yang sudah dijalaninya, menunjang performanya di lapangan.

Belum lagi, ia dikenal memiliki tendangan kaki kiri yang kuat. Abduh Lestaluhu tidak sekali dua kali menjebol gawang lawan dengan tendangan keras yang jadi kelebihannya.

Di Timnas Indonesia saat ini, ia bermain pada empat uji coba yang dijalani timnas. Dua di antaranya ia masuk sebagai pengganti (saat melawan menjamu Malaysia dan Vietnam) serta dua kali turun sebagai starter, yakni saat melawan Myanmar di Yangon (4/11/2016) dan Vietnam di Hanoi (8/11/2016).

Abduh Lestaluhu akan jadi pelapis sepadan Abdul Rahman dan bahkan tidak menutup kemungkinan ia akan jadi pilihan utama Alfred Riedl di sektor bek kiri.

Manahati Lestusen

8. Manahati Lestusen

Nama pemain yang satu ini tentu sudah tidak asing lagi bagi pencinta sepak bola Indonesia, bahkan di kawasan ASEAN. Di usianya yang baru 22 tahun, Manahati Lestusen sudah kenyang membela Timnas Indonesia.

Tidak hanya bermodal permainan yang ciamik, jiwa kepemimpinannya di dalam dan luar lapangan diganjar dengan ban kapten tim yang kerap melekat di lengannya. Mantan pemain Barito Putera dan Persebaya Surabaya versi ISL itu dikenal sebagai pencair suasana lantaran doyan bercanda.

Manahati Lestusen terlihat santai mengikuti sesi latihan timnas Indonesia jelang melawan Vietnam pada laga uji coba di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Jumat (7/10/2016). (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Namun di lapangan, Manahati Lestusen termasuk salah satu pemain multiposisi yang bisa ditempatkan sebagai stoper, bek kanan, hingga gelandang bertahan.

Ia juga dianggap punya teknik bermain bagus, berkat didikan di SAD Uruguay serta berkiprah di klub luar negeri seperti Penarol B serta CS Vise. Alhasil, sejak 2008, Manahati Lestusen kerap jadi langganan timnas, siapapun pelatihnya.

Pemain PS TNI ini berani berduel dengan lawan, meski berpostur pas-pasan, lompatannya kala berebut bola-bola atas bisa diandalkan. Tandukannya juga tajam, sama kerasnya seperti tembakannya. Ia cepat dan ngotot alias pantang menyerah, sesuai karakter yang diinginkan Alfred Riedl untuk pemainnya.

Khusus di Timnas Indonesia saat ini, jam terbangnya jelang Piala AFF memang belum terlalu tinggi karena dari empat uji coba Timnas Indonesia, Manahati Lestusen tercatat baru tampil dari bangku cadangan saat menahan 0-0 Myanmar (4/11/2016).

Hanya, keberadaan Manahati Lestusen di skuat Garuda untuk Piala AFF nanti tak bisa dikesampingkan karena ia bisa jadi kartu as di lini belakang untuk menghadapi persaingan ketat penyisihan Grup A dengan lawan-lawan tangguh macam Filipina, Thailand, serta Singapura.

Video Populer

Foto Populer