Sukses


Gaji Baru Kiatisuk Senamuang Dekati Rp 1 Miliar Per Bulan

Bola.com, Bangkok - Asosiasi Sepak Bola Thailand (FAT) dan Kiatisuk Senamuang sepakat memperpanjang kerja sama di antara kedua pihak. Hal itu berarti, spekulasi terkait kehadiran pelatih baru di timnas Thailand dipastikan berakhir. Kiatisuk Senamuang dipastikan bertahan di kursi pelatih The War Elephant untuk durasi satu tahun ke depan.

Kesepakatan baru ini terjalin per 28 Februari 2017 setelah kontrak lama Kiatisuk berakhir pada akhir Januari 2017. Sebelumnya, tersiar kabar tarik-ulur antara kedua pihak yang membuat Kiatisuk baru sepakat membubuhkan tanda tangannya di kontrak baru pada batas akhir tenggat waktu kesepakatan yang ditentukan FAT.

Salah satu hal yang sempat diperdebatkan itu adalah terkait pajak. Kiatisuk dikabarkan ingin pajak yang menyertai dalam kontrak barunya itu ditanggung FAT.

Namun, FAT melalui sang presiden, Somyot Poompunmuang, bergeming dengan berujar apa yang tercantum dalam klausul kontrak baru sudah memenuhi asas keadilan dan disesuaikan dengan kontrak lain yang berlaku di seluruh dunia.

Seperti dikutip di Bangkok Post, Kamis (2/3/2017), Kiatisuk mendapat kenaikan gaji dari FAT. Bila dari kontrak sebelumnya, pelatih 43 tahun itu dilaporkan mendapat gaji per bulan sebesar 1,6 juta baht (setara Rp 611,1 juta) dengan pajak ditanggung FAT, kini Kiatisuk mendapat gaji 2 juta baht (sekitar Rp 763,6 juta).

Namun, dalam kontrak baru ini Kiatisuk diwajibkan membayar sendiri pajak yang harus ditanggungnya, yakni sebesar 3 persen dan tujuh persen untuk PPN. Pelatih yang membawa timnas Thailand memecahkan rekor gelar terbanyak di Piala AFF dengan menjuarai Piala AFF kelima kalinya pada 2016 itu akhirnya menerima klausul itu.

Bila mengacu pada angka itu, jika ditotal dalam satu tahun, yakni 12 bulan, Kiatisuk menerima total Rp 9,1 miliar.

2 dari 2 halaman

FAT Beri Kiatisuk Senamuang Kebebasan

Gaji yang diterima Kiatisuk itu terbilang besar untuk ukuran sepak bola Asia Tenggara. Namun, level sepak bola Thailand yang sudah lebih tinggi dibandingkan negara tetangga mereka, membuat angka itu terbilang masuk akal apalagi untuk Kiatisuk, yang memberikan berbagai gelar sejak ia duduk di kursi panas pelatih pada 2013.

Level tinggi itu salah satunya juga terlihat dari nilai kontrak pemain lokal yang mencapai miliaran rupiah. Sekarang ini rekor pemain termahal Thailand masih dipegang Tanaboon Kesarat, yang dihargai 50 juta baht (sekitar Rp 19 miliar) saat diboyong Chiang Rai United dari Muang Thong United pada awal November 2016. 

"Saat ini, saya tidak melihat ada yang lebih baik dari Kiatisuk untuk jabatan ini. Saya tidak pernah bilang akan mengganti pelatih timnas. Lantaran kontrak baru ini berdurasi singkat, performa Kiatisuk jadi hal terpenting daripada panjangnya perjanjian," kata Somyot.

Terkait keinginan Kiatisuk agar FAT membayar pajaknya, Somyot Poompunmuang berujar hal itu tidak relevan. "FAT harus menjaga kepentingannya, begitu pula Kiatisuk. Beberapa organisasi membantu karyawan membayari pajak mereka, beberapa tidak. Saya harap Kiatisuk memahami regulasi kami," ujarnya.

Sebagai tambahan, Somyot Poompunmuang memastikan FAT tidak akan mencampuri apa yang jadi hak Kiatisuk, termasuk menentukan pemain yang masuk timnas yang dilatihnya.

"Kami tidak akan mempertanyakan mengapa ia memilih pemain itu, atau tidak memilih pemain itu. Kami akan membebaskannya dan menginginkannya bekerja dengan kemampuan terbaiknya," janji sang presiden.

Sementara itu, Kiatisuk Senamuang merasa masih harus menuntaskan pembicaraan dalam detail kontrak barunya. "Presiden (FAT) juga menginginkan saya membimbing tim junior seperti U-14 dan U-16, jadi kami harus membicarakan persoalan ini. Kami belum mendiskusikan secara detail tapi kami sepakat dengan tujuan yang sama, yakni kami harus bisa ke Piala Dunia 2026," ucap Kiatisuk, yang tak mempersoalkan hanya diberi tambahan kontrak setahun oleh FAT.

 

Video Populer

Foto Populer