Sukses


Duel Persib Vs PSMS 1985, Mencuri Perhatian Dunia

Bola.com, Jakarta - Pertandingan uji coba bertajuk laga klasik akan tersaji di Stadion Teladan, Medan, Minggu (26/3/2017). PSMS Medan menggelar laga uji coba menjamu Persib Bandung. Dua tim yang merupakan rival sejak zaman perserikatan itu pernah tercatat bertemu dalam tiga pertandingan final Kompetisi Divisi Utama Perserikatan.

Dalam sepanjang kompetisi sepak bola Indonesia, Persib dan PSMS tercatat sudah 52 kali bertemu sejak 1952. Pertemuan antara kedua tim legendaris Indonesia itu juga digelar di Stadion Teladan, Medan, pada 17 Juni 2012.

PSMS yang saat itu masih berada satu level dengan Persib di Indonesia Super League berhasil menang 3-2 atas rivalnya itu.

 

Kedua tim merupakan rival bebuyutan yang pertemuannya kini dianggap sebagai laga klasik. Dari 52 pertemuan di antara kedua tim dalam sepanjang sejarah sepak bola Indonesia sejak Perserikatan, tercatat ada tiga laga final yang dimainkan di antara kedua tim, yaitu Perserikatan 1966-1967, 1983, dan 1985.

Dalam tiga laga final tersebut, PSMS selalu menjadi juara. Persib Bandung menyerah 0-2 dalam pertemuan kedua tim legendaris tersebut di final pertama mereka pada 1966-1967.

Kedua tim kemudian kembali bertemu di final kompetisi Divisi Utama perserikatan 1983. Final yang melibatkan dua klub legendaris tersebut menjadi salah satu momen penting, selain gerhana matahari total yang terjadi pada 11 Juni 1983.

Final kompetisi Divisi Utama perserikatan 1983 itu pun digelar tepat enam bulan kurang satu hari setelah peristiwa gerhana matahari itu, tepatnya pada 10 November 1983.

Dalam pertandingan tersebut, kedua tim tersebut bermain imbang tanpa gol dalam 90 menit permainan. 

Namun, pada akhirnya PSMS kembali memenangi laga final yang digelar di Stadion Utama Senayan, yang kini bernama Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, melalui adu penalti dengan skor 3-2. Persib kembali gagal meraih gelar juara saat menghadapi PSMS di laga puncak.

Pertemuan kedua tim di laga final langsung terjadi di musim kompetisi selanjutnya setelah pada 1984 PSSI tidak menggelar kompetisi sepak bola divisi utama perserikatan.

Laga yang kembali digelar di Stadion Utama Senayan itu pun memancing banyak suporter, terutama penggemar Persib yang berada di Jabotabek dan Jawa Barat. Namun, PSMS kembali menjadi pemenang melalui adu penalti dalam laga yang disebut tercatat dalam sejarah dunia itu.

2 dari 2 halaman

Drama 150 Ribu Penonton

Laga final penuh drama antara Persib Bandung dan PSMS Medan itu terjadi di Stadion Utama Senayan, Jakarta pada 23 Februari 1985. Laga ini menjadi salah satu sejarah dalam sepak bola Indonesia dengan rekor penonton terbanyak saat itu.

Buku Asian Football Confederation (AFC) terbitan 1987 mencatat bahwa pertandingan final dua tim rival tersebut disaksikan oleh kurang lebih 150 ribu orang dan menjadi pertandingan terbesar dalam sejarah pertandingan sepak bola amatir dunia.

Pemandangan dalam pertandingan tersebut benar-benar luar biasa. 150 ribu penonton yang datang adalah representasi bagaimana dua tim besar di era perserikatan itu benar-benar menjadi magnet bagi pecinta sepak bola Indonesia.

Saat itu Stadion Utama Senayan berkapasitas 110 ribu penonton, sebelum kemudian direnovasi dan menjadi berkapasitas 88 ribu penonton.

Kelebihan sekitar 40 ribu penonton itu pun membuat mereka harus turun ke pinggir lapangan dan menyaksikan pertandingan dari sentelban dengan penjagaan petugas keamanan. Kendati demikian, tidak ada bentrok antarsuporter yang terjadi dalam pertandingan tersebut.

Laga tersebut pun menjadi sebuah laga yang sangat dramatis, terutama bagi Persib. PSMS berhasil unggul 2-0 terlebih dulu di babak pertama. Musimin Sidik menjadi pencetak dua gol yang diciptakannya pada menit ke-14 dan 35'.

Persib berhasil bangkit dan meraih dua gol di babak kedua. Eksekusi penalti Iwan Sunarya pada menit ke-65 plus gol tandukan kepala jarak jauh Ajat Sudrajat 10 menit kemudian membuat harapan Persib untuk mengakhiri kutukan saat menghadapi PSMS di laga final berakhir.

Namun, lagi-lagi Maung Bandung kalah dan Ayam Kinantan menang dengan cara yang sangat dramatis, melalui adu penalti dengan skor 3-4. Namun, bagi pendukung Persib memori tahun 1985 itu sangat indah. Tertinggal dua gol dari Musimin Sidik, Persib mampu menyamakan kedudukan dan memaksakan laga berlanjut lewat adu penalti.

Kekalahan Persib  di pertandingan tersebut tak membuat puluhan ribu pendukungnya yang datang dari seluruh Jabotabek dan Jawa Barat lantas membuat kerusuhan. Kedua kelompok suporter pulang meninggalkan stadion dengan tetap damai.

Video Populer

Foto Populer