Sukses


Timnas Malaysia U-22 Hadapi Situasi Pelik

Bola.com, Kuala Lumpur - Turun pangkat dari pelatih kepala timnas Malaysia senior ke timnas U-22 tidak membuat beban Ong Kim Swee berkurang. Pasalnya, pelatih yang belum lama ini diturunkan jabatannya oleh Presiden Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) yang baru, Tunku Ismail Sultan Ibrahim, langsung berhadapan dengan persoalan.

Situasinya cukup pelik karena melibatkan klub. Seperti dilansir dari Berita Harian dan Harian Metro, Kamis (13/4/2017), Ong Kim Swee kesulitan mengumpulkan para pemain yang dipanggil ke timnas Malaysia U-22.

Beberapa klub yang pemainnya dipanggil ke timnas U-22 enggan melepaskan pemain itu dengan alasan tenaga mereka dibutuhkan lantaran kualifikasi Piala AFC U-23 2018 digelar saat Malaysia Super League 2017 dan Piala Malaysia berlangsung.

Manajer timnas Malaysia, Datuk Wira Yusoff Mahadi, mengungkapkan solusi atas masalah ini untuk sementara adalah penundaan pertandingan di seluruh level kompetisi dan ajang di Malaysia.

"Kami masih mencari penyelesaian terbaik untuk masalah ini. Jika klub tidak mau melepas pemain, kami terpaksa melakukan penundaan terhadap beberapa pertandingan di Malaysia Super League, Malaysia Premier League, dan Piala Malaysia untuk memberi ruang pada pemain," ujar Yusoff.

"Hanya, penundaan akan membuat durasi liga jadi molor hingga Desember, dari rencana semula yang berakhir pada Oktober. Dengan begitu, waktu klub untuk menyiapkan tim musim 2018 akan berkurang karena kompetisi musim depan dijadwalkan bergulir di akhir Januari 2018," lanjut Yusoff.

Buat Ong Kim Swee, kualifikasi Piala AFC U-23 2018 ini penting karena tidak hanya demi meloloskan ke putaran final melainkan juga sebagai persiapan jelang SEA Games 2017, di mana Malaysia bertindak sebagai tuan rumah. 

Dengan adanya persoalan ini, Yusoff yang juga Wakil Presiden FAM, memastikan rencana yang disusun pelatih timnas U-22 sebelumnya, Frank Bernhardt, yakni menggelar pemusatan latihan tiga bulan sebelum SEA Games 2017 dipastikan batal digelar. 

FAM pun mencoba mengambil opsi lain, yakni dengan menggelar pemusatan latihan saat Bulan Ramadhan di luar Malaysia. Australia jadi salah satu pilihan lokasi TC. 

"Kami sedang mengatur waktu TC dan uji coba di luar negeri. Jika berjalan lancar, saya pikir Australia jadi destinasi terbaik," jelas Yusoff.

Di sisi lain, kondisi tarik ulur kepentingan timnas vs klub semacam ini juga pernah dihadapi Indonesia. Namun, belakangan ini kondisi itu tidak lagi dijumpai karena PSSI dan klub memiliki kesepakatan. Terlebih Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi, juga memberi penekanan agar klub bersedia melepas pemain, berapapun yang diinginkan pelatih, demi kepentingan negara.

Bila Malaysia tidak segera mencari solusi, situasi itu bisa jadi keuntungan bagi para pesaing, baik di kualifikasi Piala AFC U-23 2018 maupun SEA Games 2017. Timnas Indonesia U-22 pun bisa memanfaatkan kondisi ini lantaran di kedua ajang itu, skuat asuhan Luis Milla bersaing dengan Malaysia.

Di kualifikasi Piala AFC U-23, Timnas Indonesia U-22 dan Timnas Malaysia U-22 tergabung di Grup H bersama tuan rumah Thailand dan Mongolia. Sementara di SEA Games 2017, ada kemungkinan Indonesia bakal satu grup saat pengundian diselenggarakan nanti.

Video Populer

Foto Populer