Reuni 3 Generasi Legenda Persebaya di Stadion Bung Tomo

Bola.com, Surabaya - Beberapa jam sebelum laga uji coba Persebaya Surabaya lawan Persik Kediri, Sabtu (17/6/2017) di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, bakal ada partai yang tak kalah menarik yaitu laga yang mempertemukan legenda Tim Bajul Ijo. Sesuai jadwal yang ditentukan, pertandingan yang akan mempertontonkan sisa-sisa kemampuan para legenda Persebaya itu dilakukan satu jam setengah sebelum kick off partai utama.

Pertandingan ini digelar untuk memperingati Anniversary Game Persebaya yang ke-90. Dari seluruh pemain yang diundang, ada 60 eks pemain Persebaya yang akan hadir dan meramaikan hajatan tersebut. Sebanyak 60 legenda Persebaya itu terdiri dari 10 pemain era 1970-an, 24 pemain angkatan 1980-an, dan 26 pemain yang beredar di tahun 1990-an.

Dalam laga eksibishi ini, sebanyak 60 pemain itu akan dibagi menjadi dua tim. Tim pertama akan ditukangi legenda hidup Persebaya yang pernah mengantarkan Persebaya menjuarai Perserikatan pada musim 1987-1988, Nino Sutrisno. Sementara tim kedua diarsiteki oleh legenda Persebaya sekaligus mantan pelatih Persebaya, Subodro.

“Untuk yang sudah tua angkatan 70-an mungkin hanya main beberapa menit saja karena dari segi fisik mereka sudah tidak mampu bermain dalam waktu yang lama. Mereka akan digantikan pemain era 80-an dan 90-an,” tutur Muharrom Rusdiana, koordinator legenda Persebaya.

Ia menyatakan, bukan pertandingannya yang terpenting. Bagi mereka bisa berkumpul dan reuni sesama mantan pemain Persebaya itulah yang utama. Selain berkumpul dan bercengkrama, kehadiran para legenda yang pernah berjaya di masanya diharapkan bisa memberikan motivasi besar kepada pemain Persebaya yang tampil di kompetisi Liga 2 2017 ini.

“Itu tujuan kami hadir di pertandingan ekshibisi ini. Bagaimana caranya kami bisa berkumpul lagi, menularkan semangat kepada pemain-pemain muda yang sedang memperjuangkan nasib Persebaya di kompetisi,” tutur Muharrom.

Bagi Muharrom, momen ini sangat langka. Ia berharap publik Surabaya dan pendukung Persebaya turut menjadi saksi mata eksistensi mereka di usia senja.