Sukses


Sulitnya Mencari Pengganti Evan Dimas di Timnas Indonesia

Bola.com, Jakarta - Di sepanjang perhelatan SEA Games 2017, sosok Evan Dimas jadi pemain kunci di tim besutan Luis Milla. Bermain sebagai gelandang, Evan jadi sosok pembagi bola, pengatur tempo, sekaligus pencetak gol.

Saat Timnas Indonesia menjajal Fiji di Stadion Patriot, Sabtu (2/9/2017), Luis Milla menepikan nama Evan. Ia sama sekali tidak memasukkan nama-nama pemain Timnas Indonesia U-22 dalam uji coba internasional kali ini. Tidak seperti di tiga uji coba sebelumnya melawan Myanmar, Kamboja, dan Puerto Rico.

Alasan utamanya: pelatih asal Spanyol ingin penggawa Tim Garuda Muda istirahat setelah mengarungi tujuh pertandingan berat sarat tekanan di SEA Games 2017.

"Evan Dimas dan pemain lain sudah terlalu lelah. Mereka bisa mati jika dipaksa bermain," ungkap Milla saat tiba di Bandara Soekarno Hatta, Rabu (30/8/2017).

Skuat Tim Merah-Putih saat berjumpa Fiji didominasi pemain-pemain matang pengalaman. Sebanyak 12 orang di antaranya adalah veteran Piala AFF 2016. Yang menjadi pertanyaan siapa yang akan kebagian peran menjadi gelandang nomor enam sefasih Evan Dimas di SEA Games lalu.

Gelandang nomor 6 dalam sepak bola adalah pemain yang secara taktik berada pada jantung transisi permainan, secara posisi berada tepat di tengah lapangan, ketika semua hal yang berkaitan dengan pertandingan sepak bola mengalir melaluinya.

Dari 19 pemain yang dipanggil pelatnas, mayoritas (12 pemain) adalah pemain didikan Alfred Riedl yang punya ciri sepak bola berbeda dengan Luis Milla.

Evan Dimas sejatinya adalah tipikal gelandang nomor 6 yang unik. Pesepak bola kelahiran 13 Maret 1995 itu tak hanya kuat bertahan tapi juga menyerang. Tengok saja bagaimana pemain asal Bhayangkara FC itu menjebol gawang Myanmar di perebutan perunggu SEA Games. Gerakan coming from behind-nya mengejutkan lawan.

Gelandang Timnas Indonesia, Evan Dimas, menyapa suporter usai laga melawan Kamboja di Stadion Shah Alam, Selangor, Kamis, (24/8/2017). Indonesia menang 2-0 atas Kamboja. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Saat masih menjadi anak-asuh Indra Sjafri di Timnas Indonesia U-19, Evan Dimas bermain sebagai gelandang serang. Tugas sebagai pemain pivot dijalankan rekannya, M. Hargianto, yang pada saat SEA Games jadi gelandang jangkar. Posisi gelandang jangkar di era Timnas U-19 ditempati oleh Zulfiandi.

Evan Dimas disebut pelatih beken, Rahmad Darmawan, gelandang yang sangat unik. Ia dinilai memiliki tingkat kecerdasan di atas rata-rata.

"Setiap langkah dan gerakannya memiliki maksud. Evan bukan pemain yang mengandalkan insting, tapi perencana ulung. Mayoritas passing dan crossing yang dilakukannya merupakan bagian skenario yang ia ciptakan," tutur Rahmad yang mantan pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2011 dan 2013.

2 dari 3 halaman

Bermain Layaknya Pirlo

Gaya bermain Evan mengingatkan pada sosok Firman Utina, Fachry Husaini, atau Ansyari Lubis. Mereka gelandang-gelandang berkarakter yang jadi pelanggan menghuni posisi playmaker di skuat Tim Merah-Putih. Jika di pentas sepak bola internasional Evan bermain di posisi deep-lying playmaker, layaknya Andrea Pirlo.

Saat Piala AFF 2016 lalu Evan kalah bersaing dengan Stefano Lilipaly atau Bayu Pradana.

Dengan memainkan skema 4-4-2 posisi Lilipaly didapuk Alfred Riedl sebagai gelandang serang sekaligus playmaker.

Kala Tim Garuda melakukan transisi bertahan ke menyerang pemain natutralisasi berdarah Belanda tersebut jadi sosok yang banyak memegang bola. Ia jadi pemasok bola ke dua sayap, yang jadi andalan Alfred saat Timnas Indonesia menggeber skema serangan balik cepat dengan bola-bola lambung.

Begitu Timnas Indonesia berubah skema bermain dari 4-4-2 menjadi 4-2-3-1, peran Stefano makin kentara sebagai second striker. Dua gol yang dipersembahkan di Piala AFF 2016 jadi bukti ketajaman sang pemain.

Gaya main Evan yang cenderung memperlambat tempo kurang disukai Alfred Riedl yang cenderung suka dengan strategi direct football. Mentor asal Austria tersebut lebih suka pemain pivot macam Bayu Pradana, yang kuat bertahan dan cepat mengalirkan bola ke depan.

Kini di era Luis Milla, Evan seperti kembali menemukan kenikmatannya bermain. Pelatih asal Spanyol yang pernah malang melintang di Barcelona dan Real Madrid ini suka pada style bermain Evan.

Sistem operan pendek merapat dikombinasikan dengan akselerasi cepat dari sektor sayap ala Milla dimuluskan dengan kehadiran Evan.

Saat sang pemain absen Luis Mila bakal putar otak mencari pemain semodel Evan agar strategi racikannya berjalan mulus.

3 dari 3 halaman

2 Pivot Beda Gaya

Jika melihat stok pemain yang dipanggil, ada dua pemain yang fasih bermain sebagai pivot: Bayu Pradana dan Adam Alis.

Akan tetapi tipe bermain mereka agak berbeda dengan Evan. Bayu Pradana yang jadi pilihan utama Alfred Riedl di Piala AFF 2016 amat kuat bertahan. Saat Tim Merah-Putih bermain dengan sistem 4-4-2, ia jadi figur tembok pelapis pertahanan.

Bayu yang bermain di Mitra Kukar dikenal sebagai holding midfielder tulen. Ia bukan sosok yang doyan berlama-lama dengan bola. Saat tim yang dibelanya melakukan transisi permainan dari bertahan ke menyerang Bayu lebih senang langsung mengalirkan bola ke depan.

Sosok Bayu akan sangat berguna jika Timnas Indonesia bermain dengan skema counter attack. Ia tipikal pemain simpel yang tidak neko-neko.

Di sisi lain, Adam Alis jadi sosok yang kuat menyerang. Ia sempat bermain bareng Evan di SEA Games 2013. Saat itu pemain Arema FC itu diplot sebagai gelandang serang dalam skema 4-2-3-1. Sementara itu, Evan bermain di posisi yang sama seperti saat ini.

Melihat keterbatasan waktu persiapan, Luis Milla kudu berkompromi mengubah gaya bermain menyesuaikan dengan ketersediaan stok pemain.

Saat Timnas Indonesia melakoni persahabatan melawan Puerto Rico dan Kamboja, sosok Bayu Pradana yang dipercaya Milla mengisi posisi yang biasa ditempati Evan Dimas. Ia berkolaborasi dengan Stefano Lilipaly dan Hanif Sjahbandi (anggota skuat Timnas Indonesia U-22). Akankah hal serupa akan dilakukan sang mentor pada akhir pekan ini dalam duel versus Fiji?

 

 

 

 

 

 

Video Populer

Foto Populer