Sukses


Menanti Pengganti Indra Sjafri di Timnas Indonesia U-19

Jakarta Timnas Indonesia U-19 kembali ditinggalkan Indra Sjafri untuk kedua kalinya. Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) tidak memperpanjang kontrak, pelatih kelahiran 2 Februari 1963 itu. Setelah 31 Desember 2017 nanti, Indra sudah tidak lagi menangani Garuda Nusantara.

PSSI mengumumkan keputusan ini, Selasa (21/11/2017). PSSI beralasan, Indra bakal mendapat tugas baru mengurus bidang pengembangan menuju Piala Dunia 2034. Tugas yang terbilang absurd mengingat Indonesia belum tentu jadi tuan rumah hajatan akbar itu karena baru sebatas mengajukan diri ikut bidding bersama negara ASEAN lainnya. 

Untuk mendapat jatah sebagai tuan rumah, Indonesia dan negara-negara Asia tenggara lainnya tentunya harus bersaing dengan kandidat lainnya. Pekerjaan yang tidak terbilang mudah mengingat Indonesia pernah gagal total saat berniat jadi tuan rumah PD 2022. 

"PSSI menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Indra Sjafri yang selama ini bekerja keras bersama Timnas U-19. Kami tetap akan bekerja sama dengan pelatih Indra di federasi untuk membangun sepak bola nasional," kata Sekjen PSSI, Ratu Tisha Destria lewat rilisnya.

"Ini merupakan tugas dan tantangan yang jauh lebih besar," ujarnya menambahkan. 

Bukan kali ini saja Indra dicopot dari jabatannya sebagai pelatih Timnas Indonesia U-19. Pada tahun 2014 lalu, kontrak Indra Sjafri juga tidak diperpanjang PSSI setelah pasukannya babak belur di putaran final Piala Asia U-19 yang berlangsung di Yangon, Myanmar 2014 lalu.

Bergabung di Grup B, Indonesia hanya mampu finis di posisi paling buncit tanpa kemenangan. Padahal melihat penampilan Evan Dimas dan kawan-kawan di babak kualifikasi sebelumnya, PSSI sangat optimistis Timnas Indonesia U-19 mampu lolos empat besar. 

Secara kebetulan, PSSI yang kala itu masih dipimpin oleh Djohar Arifin Husin, juga memecat Indra di bulan November 2014. Alasannya, Indra telah gagal membawa Timnas Indonesia U-19 lolos ke Piala Dunia U-20 setelah terhenti di penyisihan grup Piala Asia U-19 2014. 

Pemacatan Indra kala itu, sempat menimbulkan pro dan kontra. Sebab sebelumnya, Indra membuat publik terpukau lewat penampilan pasukannya saat merebut gelar juara Piala AFF U-19 2013. Selain itu, Indra juga menggondol dua trofi Piala HKFA Youth Invitation. 

PSSI menjelaskan, bahwa Indra bakal fokus pada bidang pengembangan sepak bola atau football development. Pengembangan sepak bola merupakan salah aspek yang ingin dibenahi oleh PSSI selain organisasi, kompetisi, tim nasional, serta bisnis dan industri.

Dalam mengemban tugasnya di sektor tersebut, Indra turut berupaya mewujudkan target Indonesia untuk tampil berbagai ajang internasional sebelum Piala Dunia 2034. Misalnya Piala AFC U-19 2020, Youth World Cup 2021 hingga Olimpiade 2024.

Setelah dipecat dari jabatannya, sementara ini Indra Sjafri diminta untuk menyiapkan transisi Timnas U-19 dengan tim pelatih baru. Barulah pada Februari 2018 mendatang eks-pelatih Bali United itu bisa fokus membidani sektor pengembangan sepak bola nasional.

 

 

 

2 dari 3 halaman

Mencari Pengganti Indra

Meski beralasan membutuhkan tenaga Indra di sektor lain, nasib Indra tentu bakal berbeda bila sukses membawa pasukannya memenuhi target yang dibebankan PSSI pada Piala AFF U-18 2017 dan kualifikasi Piala Asia U-19 2018. Pada turnamen pertama, Timnas Indonesia U-19 hanya mampu menempati urutan ketiga lantaran takluk lewat adu penalti 2-3 (0-0) dari Thailand di babak semifinal. Padahal dalam duel ini, Timnas Indonesia U-23 yang bermain dengan 10 pemain sejak babak kedua masih mampu mendominasi jalannya laga.

Sedangkan di kualifikasi Piala Asia U-19 2018, Timnas Indonesia U-19 mengawali kiprah dengan baik berkat kemenangan 5-0 atas Brunei Darussalam dan Timor Leste. Hanya saja, dua kekalahan dari Korea Selatan 0-4 dan Malaysia 1-4, membuat Timnas Indonesia U-19 harus rela finis pada posisi ketiga Grup F. Meski demikian, Timnas Indonesia U-19 sebenarnya masih tetap bisa tampil pada putaran final sebagai jatah tuan rumah. 

Di atas kertas, Indra memang terbilang gagal. Sebab tidak satupun target yang dibebankan kepadanya mampu tercapai. Hanya saja, apakah mudah mencari pengganti Indra Sjafri. 

Seperti diketahui, Indra membentuk timnya dengan susah payah. Minimnya kompetisi usia dini di Indonesia membuatnya harus blusukan untuk menemukan pemain yang diinginkan. Cara inilah yang kemudian membuat Indra sangat mengenal baik para pemainnya. Bahkan saat pertama kali menukangi Timnas Indonesia U-19, Indra rela merogoh kocek sendiri. 

Inilah salah satu faktor yang membuat para pemain merasa dekat dengan sosok Indra. 

 

 

3 dari 3 halaman

Pelatih Asing?

PSSI sendiri belum menentukan pengganti Indra. Namun bukan tidak mungkin PSSI  bakal menunjuk pelatih asing sebagai pengganti Indra. Namun Ratu Tisha belum berani menyebutkan siapa saja kandidat yang layak menjadi pengganti Indra. 

Namun menurutnya, hal yang paling penting adalah sosok itu harus terintegrasi dengan Filanesia. "Pola latihan tidak boleh keluar dari Filanesia, karena ini menjadi tulang punggung ke event selanjutnya," kata Tisha kepada wartawan di Kantor PSSI, Selasa (21/11/2017).

Lebih lanjut, Tisha mengatakan pelatih terpilih nantinya hanya akan berfokus pada dua agenda yang akan diikuti timnas U-19 di 2018 yakni Piala AFF U-18 dan Piala Asia U-19 2018. Untuk itu, Tisha mengklaim pihaknya tak ingin terburu-buru menentukan pilihan.

"Jadi istilahnya Ad hoc Timnas U-19. Bukan dia yang bertanggung jawab atas pembinaan itu. Untuk itu saat ini sedang menggodok kriterianya. Sampai sekarang belum ada nama yang kami bidik karena ini bukan seperti mencari pelatih untuk klub Liga 1," ucap Tisha.

Saat ini bursa pelatih baru tim nasional Indonesia U-19 diramaikan 3 nama. Pelatih Bhayangkara FC, Simon McMenemy jadi satu-satunya pelatih asing yang digadang-gadang menjadi pengganti Indra. Selain itu ada pula nama Widodo Cahyono Putro (Bali United), hingga mantan asisten pelatih Timnas Indonesia, Wolfgang Pikal, masuk dalam bursa. 

Video Populer

Foto Populer