Sukses


Keelokan dari Wajah Baru SUGBK yang Menyisakan Catatan

Bola.com, Jakarta - Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) kembali dengan wajah baru pascaselesai direnovasi pada awal Desember 2017. Masyarakat di Tanah Air terkesima dengan keindahan stadion yang berkapasitas 76.127 kursi penonton tersebut.

Pemerintah pusat dikabarkan menggelontorkan dana sekitar Rp 2,8 triliun untuk membenahi SUGBK. Tidak hanya stadion utama, anggaran melimpah itu juga dipakai meremajakan berbagai lapangan olahraga di area kompleks GBK, antara lain hoki, panahan, hingga lapangan sepak bola ABC.

Asian Games 2018 menjadi alasan pemerintah pusat berbenah. Dana besar dikucurkan karena Gelora Bung Karno merupakan wajah utama Indonesia selaku tuan rumah.

Proses peresmian kembali dibukannya SUGBK pun bertepatan dengan pertandingan uji coba antara timnas Indonesia melawan Islandia, Minggu (14/1/2017). Namun, momen bahagia tersebut dibarengi kekalahan 1-4 Timnas Indonesia dari sang lawan yang merupakan kontestan Piala Dunia 2018 mendatang.

Sebagian besar suporter tanpa ragu mengakui tujuan utama menyaksikan laga uji coba Tim Merah Putih melawan Islandia secara langsung adalah untuk merasakan fasilitas anyar stadion kebanggan rakyat Indonesia tersebut.

"Tujuan utama saya menyaksikan laga ini adalah untuk melihat SUGBK yang baru. Bagi saya, laga ini hanya sebatas uji coba, jadi tujuannya ya untuk melihat SUGBK saja," kata salah seorang suporter timnas Indonesia, yakni Ilham kepada Bola.com sebelum pertandingan.

Senada dengan pemuda berusia 16 tahun itu, kedua rekannya seperti Eki dan Gunawan juga lebih memprioritaskan SUGBK ketimbang pertandingan Indonesia kontra Islandia.

"Kami berdua juga memiliki pandangan yang sama seperti Ilham," tutur Eki dan Gunawan seraya mengamini anggapan Ilham.

Menurut pantauan Bola.com, salah satu fasilitas anyar yang paling menyolok adalah scanner tiket untuk para penonton yang ingin memasuki area stadion. Sebelumnya, para suporter yang telah memiliki tiket harus diperiksa secara manual oleh pihak panitia pertandingan.

	Seorang suporter menempelkan tiket ke mesin barcode saat memasuki SUGBK, Senayan, Jakarta, Minggu (14/1/2018). Fasilitas baru tersebut untuk meningkatkan keamananan, kenyamanan serta kedisiplinan suporter. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Sistem komputerisasi yang disematkan membuat scanner akan bekerja jika mendeteksi barcode yang tepat. Barcode itu pun sudah diintegrasikan ke dalam masing-masing tiket yang dimiliki para suporter.

Fasilitas anyar lain tidak hanya berada di luar SUGBK. Saat ini, stadion terbesar di Indonesia itu sudah dilengkapi lift. Namun, masyarakat umum tidak bisa menggunakan fasilitas yang ada karena hanya diperuntukkan bagi tamu undangan dan pemilik tiket kelas VVIP.

Lift untuk pengunjung VVIP di Stadion Gelora Bung Karno. (Bola.com/Muhammad Ivan Rida)

Ketika memasuki area tempat duduk, SUGBK telah memiliki nomor di setiap kursinya. Para suporter harus menyesuaikan nomor tiket dengan kursi layaknya menonton film di bioskop.

Fasilitas tempat duduk yang sudah memiliki nomor di setiap baris kursinya (Fanny Kusumawardhani)

Fasilitas kamera pengawas (CCTV) pun diintegrasikan guna menilik aktivitas penonton. Jika ada yang menyalahi aturan, setiap individu yang melanggar akan dipertontonkan ke seluruh stadion melalui layar raksasa sebagai bentuk hukuman.

Para suporter pun bisa melepas dahaga dengan meminum air lewat mesin khusus yang disediakan di berbagai sudut SUGBK. Selain meningkatkan kenyamanan, fasilitas itu dimaksudkan agar publik tidak perlu membawa botol air kemasan ke dalam stadion guna meminimalisir banyaknya tumpukan sampah.

Ketika seorang suporter memanfaatkan fasilitas meminum air di SUGBK.

Perubahan signifikan lainnya ada di fasilitas toilet. Saat ini toilet SUGBK terlihat lebih modern. Kebersihan pun terjaga karena banyak petugas kebersihan yang bertugas di berbagai sudutnya.

Sejatinya masih banyak fasilitas anyar lain di SUGBK yang tidak dapat dijelaskan satu persatu. Namun, sejumlah teknologi dan prasarana anyar yang telah kami jabarkan bukannya tanpa masalah.

2 dari 3 halaman

Fasilitas Bagi Penonton

Masalah pertama terpantau melalui fasilitas scanner tiket. Banyak masyarakat yang mengeluh karena fasilitas itu membuat banyak waktu terbuang. Belum lagi, publik yang awam kerap kebingungan akan teknologi yang telah disedikan.

"Sistem scanner tiket ini lebih ribet. Terlalu banyak prosedur yang harus dilewati. Saya sempat mempertanyakan mengapa proses scanner tiket tidak diberlakukan di pintu masuk SUBGK saja," ujar seorang suporter, yakni Ramli kepada Bola.com sebelum bergulirnya pertandingan.

Momen ketika seorang suporter mencoba memasukan tiket menggunakan barcode scanner. (Bola.com/Muhammad Ivan Rida)

Selain Ramli, seorang suporter lainnya bernama Bima juga mengeluh. Menurutnya, pihak pengembang harus menambahkan fasilitas itu karena hanya ada satu scanner tiket elektronik di setiap pintu masuk tribune SUGBK. Tujuannya tentu untuk mengatasi antrian yang mengular.

"Memakan banyak waktu karena harus mengantri. Apalagi, fasilitas scanner itu hanya ada satu. Jadi masyarakat harus mengantri panjang hanya untuk masuk stadion," keluh Bima.

Selain fasilitas, sumber daya manusia masih menjadi kendala di SUGBK. Steward (pelayan pertandingan) yang ditugaskan mengawasi dan membantu para penonton, terlihat tidak begitu berkontribusi karena kurang paham mengenai tata letak stadion baru.

Sejumlah steward di kompetisi Eropa ketika bertugas mengawasi para suporter dalam sebuah pertandingan (Football Tribe)

Steward yang disediakan pun tidak terlalu banyak terlihat di SUGBK. Isu miring pun muncul jika ada sejumlah oknum suporter duduk tidak sesuai dengan nomor kursi yang seharusnya ditempati. Ketegangan antar penonton kabarnya sempat terjadi akibat masalah tersebut.

Peristiwa ini seperti mempertegas anggapan bahwa pihak manajemen tidak memberi perhatian khusus kepada para steward-nya di SUGBK. Menurut regulasi sepak bola pasal 16 poin D dan E yang dikutip dari situs resmi FIFA, menjelaskan memadainya steward dan bekerja secara profesional akan meminimalisir ketegangan antarpenonton di area stadion.

"Mengontrol akses ke stadion dan mengarahkan penonton masuk. Lalu, meninggalkan atau bergerak di sekitar stadion untuk membantu keluhan para penonton. Mencegah akses yang tidak sah ke area terlarang oleh siapapun yang tidak memiliki akreditasi dan otorisasi yang benar," bunyi regulasi FIFA pasal 16 poin D dan E.

3 dari 3 halaman

Masalah Rumput

Sehari sebelum bersua Indonesia, timnas Islandia telah menjajal lapangan SUGBK. Saat ini, stadion yang pertama kali dibuka tahun 1962 telah menggunakan rumput jenis zoysia matrella yang diklaim sesuai standar FIFA. Namun, persoalan klise kembali mencuat ke permukaan.

Pelatih Islandia, Heimir Hallgrimsson, memberikan pandangan mengejutkan soal rumput anyar SUGBK. Sosok yang pernah berprofesi sebagai dokter itu menilai permukaan rumput SUGBK seharusnya bisa lebih optimal.

"Ya menurut saya bagus. Rumputnya cukup tinggi. Aneh, tetapi tidak apa-apa," kata Hallgrimsson dalam konferensi pers sebelum pertandingan. 

Pernyataan Hallgrimsson pun memantik pertanyaan yang seakan-akan tertuju kepada para pemangku kepentingan. Bagi masyarakat awam, tentu sangat sulit membedakan rumput yang sesuai spesifikasi FIFA.

Namun, terlepas dari segala masalah yang disebutkan, secara garis besar pihak pengembang telah "berhasil" menyulap SUGBK menjadi lebih elok dibandingkan sebelumnya.

 

Video Populer

Foto Populer