Bola.com, London - Inggris memiliki wajah baru sepak bola sejak Premier League bergulir pada 1992-1993. Sepanjang periode tersebut, penonton laga-laga Premier League mendapat sajian produktivitas gol yang semakin tinggi.
Seirama dengan 'kehadiran' gol-gol, deretan pemain subur bermunculan. Para striker, yang memang bertugas menjadi perobek jala lawan, beromba menjadi yang terbaik. Status top skorer pada akhir musim menjadi bonus tersendiri.
Advertisement
Baca Juga
Bagi para striker, mencetak gol sebanyak mungkin ke gawang lawan menjadi incaran. Tak heran jika beberapa nama prolifik muncul. Jajaran 'elit' ini tak segan memberondong jala lawan dengan tiga gol alias hattrick.
Sepanjang perjalanan Premier League, tak banyak pemain depan yang memiliki kuantitas hattrick banyak. Permainan di Liga Inggris memang cukup bikin pemain frustrasi. Tekanan yang datang ditambah padatnya pertandingan membuat pemain kadang merasa pusing untuk menunjukkan performa sesuai yang diharapkan.
Tengok saja Andriy Shevchenko, yang memiliki latar cemerlang bersama AC Milan. Ia tak mampu tampil baik dan gagal menuai hattrick di Liga Inggris bersama Chelsea. Total, Sheva mencetak 22 gol dalam 76 pertandingan di seluruh kompetisi selama tiga musimnya di Stamford Bridge, 2006-2009.
Nasib dan performa berbeda di pentas Premier League mengiringi beberapa nama. Berikut ini para persona tersebut.
Harry Kane - Tottenham Hotspur
Ketika Harry Kane tampil di musim 2014/15, Mauricio Pochettino sudah cukup punya alasan untuk menyingkirkan Roberto Soldado dan Emmanuel Adebayor. Inilah striker berusia 20 tahun yang bekerja keras di lapangan untuk masuk ke posisi mencetak gol.
Soldado dan Adebayor sejak saat itu menghilang, sementara Kane membuat rekor baru setiap musim. Untuk musim ketiga berturut-turut, ia telah mencetak setidaknya 20 gol di liga yang menempatkannya di antara nama-nama elit seperti Alan Shearer, Ruud van Nistelrooy dan Thierry Henry.
Dengan empat gol melawan Leicester City pada game kedua terakhir musim ini, Kane memasukkan namanya ke dalam daftar Golden Boot menuju ke hari terakhir. Dia sebelumnya mencetak hat-trick melawan West Bromwich Albion dan Stoke City dalam kemenangan 4-0 di White Hart Lane.
Advertisement
Luis Suarez - Liverpool
Ketika Liverpool menandatangani Luis Suarez dari Ajax di bursa transfer Januari 2011, mereka mendapat lebih dari segalanya. Dengan kepergian Fernando Torres, The Reds mencari pengganti yang sepadan dan menemukan pemain kelas dunia di dalam diri striker Uruguay itu.
Kontroversi mengacaukan karirnya di Inggris dengan tuduhan rasialis dan insiden menggigit, tapi tidak ada keraguan tentang kualitasnya di lapangan. Dua musim terakhirnya membuatnya rata-rata 30 gol di semua kompetisi (27 di Premier League).
Musim 2013/14 adalah yang terbaik Suarez di klub saat ia masuk ke daftar top skorer dengan 31 gol. Sempat diskorsing karena ulah gigitannya, dia kembali dengan menggila saat mencatatkan hat-trick di pertandingan pertamanya di Anfield dalam kemenangan 4-1 atas West Brom yang juga merupakan yang pertama di kandang Liverpool. Beberapa minggu kemudian dia membuat Norwich jadi korban hattrick lain dalam sebuah pukulan 5-1.
Striker tersebut kemudian mengantongi hat-trick ketiganya dalam kemenangan 6-3 di Cardiff City pada bulan Maret 2014. Bersama Liverpoo, ia juga meraih penghargaan PFA Of the Year dan FWA Player of the Year.
Dimitar Berbatov - Manchester United
Ketika Manchester United menghabiskan 30.75 euro untuk menandatangani Dimitar Berbatov, banyak yang meragukannya. Apakah itu terlalu banyak? Tapi Sir Alex Ferguson tahu apa yang ada dalam rencananya.
Meski sempat meluangkan waktu untuk pergi ke United, striker asal Bulgaria itu menjadi tokoh kunci dalam kemenangan liga 2010/11 dengan 20 gol dalam 32 pertandingan. Hat-trick pertamanya untuk The Red Devils masuk dalam perbincangan terbesar mereka musim itu, dengan melawan rival berat Liverpool di Old Trafford.
Dua raksasa Inggris bertemu pada awal September kala itu dan hattrick Berbatov memuaskan MU. Berbatov kemudian mencetak lima gol dalam kemenangan 7-1 melawan Blackburn Rovers, sehingga menjadi pemain non-Inggris pertama yang mencetak lima gol dalam sebuah pertandingan.
Dia kemudian meraih hat-trick ketiganya dalam kemenangan 5-0 atas Birmingham City.
Advertisement
Ruud van Nistelrooy - Manchester United
Dengan 44 gol di semua kompetisi, musim 2002/03 bisa dibilang yang terbaik untuk Van Nistelrooy selama berkostum Manchester United. Striker Belanda itu tak terbendung dan pada puncaknya.
Hat-trick pertama Nistelrooy datang dalam kemenangan 5-3 atas Newcastle United di Old Trafford. Kala itu dia mencetak gol dalam waktu 15 menit. Pada saat itu, The Red Devils sama sekali tak diunggulkan dalam perebutan gelar
Namun, pada pergantian tahun, cerita berbeda. Hat-trick lain melawan Fulham dalam kemenangan 3-0 pada bulan Maret melihat United memberi tekanan pada Arsenal.
Nistelrooy kembali sukses membuat hat-trick melawan Charlton Athletic dalam kemenangan 4-1. Hattrick itu sekaligus membawa MU raih gelar kedelapan Premier League sekaligus bikin pria Belanda itu jadi top skorer dengan 25 gol.
Alan Shearer - Blackburn Rovers
Jika Harry Kane menghabiskan 10 musim di Tottenham dan bermain konsisten, maka bukan tak mungkin memiliki kesempatan untuk mendekati atau bahkan memecahkan rekor Alan Shearer yang kemas 260 gol di Liga Inggris. Sampai saat ini belum ada yang bisa memecahkan rekornya.
Faktanya belum ada pemain asing yang bertahan cukup lama untuk mendekati rekor Shearer, seperti Thierry Henry atau Cristiano Ronaldo. Tapi Shearer adalah legenda Inggris yang mendapatkan rekornya dan pantas menerima pujian.
Dalam tiga musim berturut-turut di Ewood Park, mantan pemain internasional Inggris itu mencetak 32 gol dalam liga. Pada musim 1994/95, ia mencetak tiga hat-trick, yakni melawan Queens Park Rangers (menang 4-0), West Ham (4-2 menang) dan Ipswich Town (menang 4-1).
Hebatnya, itu bukan rekor terbaiknya saat ia meraih lima kali pada musim 1995/96 melawan Coventry City (menang 5-1), Nottingham Forest (menang 7-0), West Ham (menang 4-2 ), Bolton Wanderers (menang 3-1) dan Tottenham Hotspur (menang 3-2). Tidak mengherankan jika ia memenangkan Golden Boot dalam tiga musim berturut-turut daro 1994/95 sampai 1996/97 (dengan Blackburn dan Newcastle United). (I. Eka Setiawan)
Advertisement