Bola.com, - Manchester United melaju kencang ketika musim 2017-2018 dimulai. Namun, performa The Red Devils inkonsisten menjelang paruh musim, apa saja masalah mereka?
Advertisement
Baca Juga
Skuat asuhan Jose Mourinho memulai musim dengan memuncaki klasemen setelah menang 4-0 atas West Ham pada pekan pertama Premier League. Manchester United perkasa di puncak klasemen hingga pekan kelima.
Paul Pogba dan kawan-kawan turun ke peringkat dua pada pekan keenam, tetapi mereka hanya kalah selisih gol dari Manchester City di puncak. Petaka The Red Devils dimulai ketika memasuki pekan kedelapan.
Sejak saat itu, jurang pemisah dengan Manchester City semakin melebar. Manchester United tujuh kali gagal meraih kemenangan, sementara The Citizens hanya satu kali tidak meraup tiga angka.
Meski Manchester United masih menempati peringkat kedua, hal itu mereka raih berkat inkonsistensi para pesaingnya. Saat ini, The Red Devils berjarak lima poin dari Manchester City di puncak.
Lantas, apa saja yang menjadi masalah Manchester United pada paruh pertama musim 2017-2018? Berikut ini Bola.com merangkum lima di antaranya:
Bergantung kepada Paul Pogba
Paul Pogba menjadi penggerak utama di lini tengah Manchester United. Performa Pogba dinilai mulai mendekati bentuk permainan terbaik pada musim 2017-2018.
Pelatih Real Madrid Buka Pintu untuk Icardi https://t.co/vjNInCIap7 pic.twitter.com/XwIhIo2Lqz
— Bolacom (@bolacomID) January 4, 2018
Pemain berusia 24 tahun itu menyumbangkan tiga gol dan delapan assist dari 17 pernampilan bersama Manchester United musim ini. Faktanya, The Red Devils tidak pernah menelan kekalahan di Premier League jika Pogba bermain.
Advertisement
Bahkan, Manchester United selalu meraup tiga poin jika Pogba mencetak gol. Akan tetapi, Pogba kerap absen sepanjang musim 2017-2018.
Dari 32 laga yang dijalani Manchester United, Pogba absen pada 15 di antaranya. Dari jumlah tersebut, 12 disebakan cedera paha yang dia alami, sementara tiga sisanya hukuman larangan bertanding.
Advertisement
Badai Cedera
Manchester United kesulitan menurunkan skuat terbaik sepanjang musim 2017-2018. Pilar The Red Devils bergantian masuk ke ruang perawatan.
Saat ini, Mourinho tidak dapat memainkan Michael Carrick, Eric Bailly, Marouane Fellaini, Antonio Valencia, Zlatan Ibrahimovic, dan Romelu Lukaku. Keenam pemain itu menderita cedera berbeda.
Advertisement
Masalah utama Mourinho terletak di kurang fitnya para penggawa lini belakang. Alhasil, manajer asal Portugal itu terpaksa sering merotasi bek.
Alhasil, Manchester United hanya mampu mencatatkan satu clean sheet dalam lima laga terakhir pada 2017. Pada periode yang sama, The Red Devils meraih dua kemenangan dan tiga hasil imbang.
Manchester City
Pep Guardiola dianggap gagal pada musim pertamanya di Manchester City. Saat itu, Guardiola tidak berhasil mempersembahkan trofi untuk The Citizens.
Catatan negatif tersebut membuat Guardiola berbenah pada bursa transfer musim panas 2017. Manajer asal Spanyol itu melakukan penyegaran sekaligus menutup posisi yang dianggap kurang pada musim lalu.
Advertisement
Hasilnya cukup memuaskan, Manchester City nyaman dengan keunggulan 15 poin di puncak klasemen sementara Premier League. Performa apik The Citizens menjadi masalah eksternal bagi Manchester United.
David De Gea dan kawan-kawan terbukti tidak berdaya menghadapi keperkasaan rival satu kota mereka. Alhasil, Manchester United butuh keajaiban untuk memenangi Premier League musim ini.
Advertisement
Taktik Jose Mourinho
Strategi yang diterapkan Jose Mourinho sepanjang musim 2017-2018 menjadi sorotan para pendukung The Red Devils. Mourinho gagal membuat Manchester United tampil lebih atraktif.
Berdasarkan data yang dihimpun situs Forza pada Oktober 2017, Old Trafford merupakan stadion paling membosankan di Inggris berdasarkan data jumlah gol, tendangan, sepak pojok, dan jumlah kartu merah. Belum lagi, MU punya catatan buruk ketika menghadapi tim besar Inggris.
Advertisement
Manajer asal Portugal itu menerapkan formasi defensif ketika menghadapi tim-tim besar. Strategi itu dapat diantisipasi oleh sebagian besar manajer lawan.
Pendukung Manchester United juga menganggap strategi Mourinho terlalu monoton. Sang manajer dianggap tidak memiliki pola alternatif jika tidak berjalan lancar.
Inkonsistensi Romelu Lukaku
Manchester United berharap banyak ketika mengeluarkan dana besar untuk merekrut Romelu Lukaku pada bursa transfer musim panas 2017. Saat itu, The Red Devils membayar 76,23 juta poundsterling (Rp 1,38 triliun) kepada Everton.
Performa impresif Lukaku selama memperkuat Everton menjadi alasan Manchester United rela merogoh kocek dalam-dalam. Koleksi gol terendah Lukaku di Everton terjadi pada musim 2013-2014 saat mencetak 16 gol di berbagai ajang.
Advertisement
Lukaku membuktikan pantas dibeli dengan harga mahal pada awal kedatangan di Manchester United. Namun, penyerang asal Belgia itu memasuki periode negatif pada Oktober 2017.
Saat itu, Lukaku gagal menunjukkan ketajaman setelah mandul dalam tujuh pertandingan beruntun. Setelah kembali mencetak gol pun penyerang berusia 24 tahun itu hanya mampu menambah empat gol ke dalam koleksinya.
Sumber: Berbagai sumber
Advertisement