Sukses


Muhammad Ali dan Kebanggaan Muslim Amerika

Bola.com, Kentucky - Mantan petinju legendaris, Muhammad Ali, adalah pahlawan bagi banyak orang. Fans tinju, masyarakat Afrika-Amerika, hingga kaum marginal.

Namun, ada yang punya kebanggaan tinggi terhadap prestasi Ali melebihi semua pihak tersebut. Mereka adalah anggota komunitas muslim Amerika Serikat (AS). Petinju yang meninggal pada Jumat (3/6/2016) pekan lalu itu, diklaim membuat muslim menjadi lebih bermartabat, terutama di AS.

Tak heran, ribuan muslim dari berbagai penjuru negara berbondong-bondong datang ke acara penghormatan untuk Ali secara Islam di Kentucky Exposition Center, Louisville, Kentucky, AS, Kamis (9/6/2016) waktu setempat. Mereka berbaur dengan parafans tinju, pesohor, dan masyarakat dari berbagai agama dan ras untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Ali.

"Ali membuat seorang muslim menjadi keren. Ali membuat seorang muslim terlihat bermartabat. Ali membuat seorang muslim menjadi relevan. Ali bisa membuat orang melupakan pertanyaan apakah seorang bisa menjadi muslim sekaligus orang Amerika,” kata salah seorang pembicara dalam acara penghormatan Ali, Sherman Jackson, seperti dilansir CNN.

Acara penghormatan Ali secara Islam itu dihadiri sekitar 14.000 orang. Acara tersebut juga dihadiri sejumlah selebritas seperti petinju Sugar Ray Leonard, promotor Don King, penyanyi Yusuf Islam yang dulunya bernama Cat Stevens.

Tiket untuk acara ini dibagikan secara gratis. Mereka bisa hadir untuk memberi penghormatan kepada petinju yang lahir dengan nama Cassius Clay di Louisville, kemudian mengubah namanya pada pertengahan 1960-an setelah memeluk Islam. Sebagian pengunjung yang hadir memakai pakaian tradisional kufis atau berhijab. Doa-doa dengan bahasa Inggris dan Arab juga terus berkumandang sepanjang acara.

Sherma Jackson mengatakan sosok Ali melebihi sheik, ahli teologi atau imam dalam urusan menormalisasi Islam di AS. "Kepergian Muhammad Ali membuat kami merasa sedikit kesepian di dunia ini. Ini membuat kami sedih," kata Jackson, yang merupakan profesor Studi Amerika dan Agama di University of Southern California.

Imam Zaid Shakir, seorang sarjana muslim, mengajak orang-orang meneruskan warisan Ali dengan berbuat baik, menyentuh hati orang lain, dan beramal.

"Andalah yang paling tahu, Tuhan, dalam hidup kami ini tak lagi bisa pahlawan seperti Muhammad Ali. Dia membuat banyak orang-orang kebayakan untuk percaya diri bisa melakukan segalanya dengan kekuatan sendiri," ujar Shakir, yang merupakan co-foundee Zaytuna College di Berkeley, California.

Para pengunjung yang hadir bisa melihat langsung peti jenazah Ali. Peti tersebut diselubungi kain berhiaskan tulisan Arab. Banyak orang berusaha mendekat ke peti, sehingga pihak keamanan harus menertibkan mereka. Para pengunjung masing-masing mendapat Quran khusus, dengan terjemahan berbahas Inggris. Namun, meski dilakukan dengan cara Islam, acara penghormatan itu terbuka pengunjung yang memeluk agama lain.

Salah satu pengunjung acara penghormatan untuk Muhammad Ali secara Islam di Kentucky Exposition Center, Louisville, Kentucky, AS, Kamis (9/6/2016). (EPA/Errik S Lasser)

"Saya melihat seorang pria Yahudi memeluk seorang pria muslim. Saya tak pernah melihat itu. Pemandangan seperti itu membuat hati saya bernyanyi. Saya senang melihat seluruh orang, dengan berbagai warna kulit, berbagai ras, dan berbagai agama berkumpul bersama," kata Robinson, seorang muslimah yang dari Atlanta untuk memberi penghormatan kepada Ali.

Setelah prosesi acara secara Islam, pihak keluarga Muhammad Ali juga menggelar penghomatan umum pada Jumat (10/6/2016). Mantan presiden AS, Bill Clinton dan komedian Billy Crystal bakal menghadiri acara tersebut.

Video Populer

Foto Populer