Sukses


Kaleidoskop November 2017: Euforia Marquez dan Vonis Indra Sjafri

Bola.com, Jakarta - Bulan November 2017 menjadi momen manis sekaligus getir bagi pelaku olahraga nasional maupun internasional. Sejumlah hajatan besar digelar di periode pengujung tahun yang penuh drama.

Keceriaan dirasakan pebalap MotoGP Marc Marquez, klub sepak bola Bhayangkara FC, serta pebulu tangkis ganda Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo yang merajut cerita sukses pada bulan ke-11 tahun ini.

Di sisi lain, bulan ini terasa pahit bagi Indra Sjafri, Timnas Indonesia U-19, Bali United, dan Valentino Rossi, yang merasakan pahitnya sebuah kegagalan.

Pada bulan November dunia basket Tanah Air dikejutkan dengan terbongkarnya kasus pengaturan skor di IBL. Ternyata tak hanya di dunia sepak bola saja, kasus yang mencederasi sportivitas terjadi, tapi juga di dunia basket.

Berikut ini beberapa rangkaian momen di dunia olahraga sepanjang November 2017 dalam sajian sekuel Kaleidoskop ala Bola.com:

2 dari 7 halaman

Timnas Indonesia U-19 Megecewakan di Paju

Timnas Indonesia U-19 Megecewakan di Paju

Timnas Indonesia U-19 menelan kekalahan menyakitkan 1-4 dari rival abadi Malaysia pada laga terakhir Grup F Kualifikasi Piala Asia U-19 2018, Senin (6/11/2017). Jika bukan berstatus tuan rumah putaran final Piala Asia U-19, Tim Garuda Nusantara pun dipastikan tersungkur di fase kualifikasi.

Kekalahan dari Malaysia di Stadion Paju, Korea Selatan, membuat Timnas Indonesia U-19 mengakhiri Grup F dengan berada di posisi ketiga klasemen. Untungnya, anak asuh Indra Sjafri sudah dipastikan lolos dengan menikmati status tuan rumah putaran final yang digelar 18 Oktober-4 November 2018. Keikutsertaan mereka di babak kualifikasi tidak dihitung.

Timnas Indonesia U-19 meraih dua kemenangan dan dua kekalahan di kualifikasi Piala Asia U-19 2018. Selain digasak Tim Negeri Jiran, Egy Maulana dkk. juga ditekuk tuan rumah Korea Selatan dengan skor 0-4.

Timnas Malaysia U-19 berhasil lolos dari lubang jarum setelah mengalahkan Indonesia. Kemenangan atas Indonesia membuat Malaysia bisa mengamankan setidaknya posisi runner-up Grup F dan berpeluang lolos sebagai salah satu dari lima runner-up terbaik. 

Di babak kualifikasi, hanya juara masing-masing grup yang lolos otomatis ke putaran final di Indonesia tahun depan. Lima tim lainnya diambil dari klasemen runner-up terbaik.

Penampilan Timnas Indonesia U-19 yang tak stabil di fase kualifikasi berbuntut panjang. Indra Sjafri diberhentikan sebagai pelatih kepala.

Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi, menilai kekalahan telak dari Malaysia sebagai sebuah aib. "Ibarat kata, boleh kalah dari tim manapun tapi jangan Malaysia," ujar Edy.

Buat Indra, pemecatan ini terasa mengejutkan karena sebelum berangkat mendampingi Tim Merah-Putih ke Korea Selatan, ia dijanjikan PSSI perpanjangan kontrak.

Sang mentor dianggap berhasil menyajikan permainan sepak bola indah. Ia juga dinilai sukses menemukan pemain-pemain berbakat dari berbagai daerah.

Kegagalan Timnas Indonesia U-19 jadi juara Piala AFF U-18 2017 di Myanmar tidak dianggap sebagai sebuah aib. Tim yang menduduki posisi tiga besar, jadi tim dengan produktivitas tertinggi.

Pada perebutan posisi tiga, anak-asuh Indra Sjafri bahkan mempermalukan tuan rumah Myanmar dengan skor bombastis 7-1. Nyatanya dukungan PSSI berbalik usai dua hasil negatif di Paju.

Hingga saat ini Timnas Indonesia U-19 belum memiliki pelatih permanen. PSSI masih belum menemukan sosok yang pas buat menangani pasukan muda Garuda Nusantara.

3 dari 7 halaman

Marc Marquez Juara MotoGP 2017

Marc Marquez Juara MotoGP 2017

Pembalap Repsol Honda Marc Marquez gagal menjuarai MotoGP Valencia pada Minggu (12/11/2017). Pebalap asal Spanyol tersebut harus puas finis di peringkat ketiga. Namun, hasil tersebut sudah cukup membuat Marquez meraih trofi MotoGP 2017.

Rivalnya Marquez, Andrea Dovizioso kecewa dengan ending ini. Sebab, sebelum balapan, pebalap milik Ducati tersebut memiliki kans untuk meraih gelar lantaran hanya tertinggal 21 poin.

Dovizioso bisa menyalip posisi puncak klasemen dari Marquez seandainya ia sukses finis di peringkat pertama. Namun syaratnya, Marquez finis di peringkat ke-12 atau gagal finis.

Namun, skenario itu tak terjadi. Ia bahkan gagal finis pada MotoGP Valencia.

Padahal, Dovizioso sudah menunjukkan performa impresif pada awal balapan. Terbukti, ia sukses melesat ke posisi keenam setelah start pada posisi kesembilan. Sementara itu, Marquez juga melakukan start sempurna. Ia sukses mempertahankan posisinya di depan.

Namun, pada lap ketiga, posisi Marquez disalip Johann Zarco. Pada lap ke-23, Marquez berhasil merebut posisi Zarco. Sayangnya itu tidak bertahan lama lantaran ia sempat keluar lintasan. Walau untungnya ia masih bisa mengendalikan keseimbangannya sehingga bisa melanjutkan balapan.

Namun, Insiden itu membuat Marquez turun ke posisi kelima. Saat bersamaan, Dovizioso sukses naik ke peringkat ketiga.

Sial bagi Dovizioso. Saat berjuang untuk merebut posisi terdepan, justru ia harus mengalami insiden pada lap ke-25. Ketika itu, ia keluar dari lintasan dan terjatuh sehingga membuatnya tak bisa melanjutkan balapan.

Terjatuhnya Dovizioso tentu membuat Marquez melaju dengan nyaman, meski akhirnya harus puas finis di peringkat ketiga.

Dani Pedrosa jadi yang terbaik di MotoGP Valencia. Sementara itu posisi kedua ditempati Johann Zarco.Kini, Marquez pun mengunci posisi puncak klasemen dengan mengoleksi 298 poin. Ia sukses unggul 37 poin dari Dovizioso.

Sedangkan peringkat ketiga klasemen sementara ditempati Maverick Vinales dengan mengoleksi 230 poin. Buat Marquez, ini merupakan keempat kalinya sukses meraih gelar MotoGP. Sebelumnya, ia sukses meraih gelar pada musim balap 2013, 2014, dan 2016.

4 dari 7 halaman

Bhayangkara Juara Liga 1 2017

Kontroversi Gelar Bhayangkara FC

Kompetisi sepak bola kasta tertinggi di Tanah Air berlabel Liga 1 2017 resmi berakhir, Minggu (12/11/2017) dengan memunculkan kejutan, Bhayangkara FC sebagai jawara.

The Guardian mengangkat trofi juara setelah mengunci posisi pemuncak klasemen akhir Liga 1 dengan koleksi 68 poin dari 34 pertandingan. Evan Dimas dkk. jelang kompetisi bergulir tak pernah dihitung sebagai kandidat juara. Pengamat sepak bola nasional lebih menjagokan Persib Bandung, PSM Makassar, atau Arema Cronus sebagai nomine kampiun kompetisi.

Pada pertandingan terakhir kompetisi Bhayangkara FC kalah 1-2 dari Persija Jakarta di Stadion Patriot, Bekasi, Minggu (12/11/2017). Kekalahan ini tak berpengaruh, karena Bali United yang berstatus sebagai runner-up dengan koleksi poin yang sama kalah head to head dari Bhayangkara FC.

Langkah Bhayangkara FC menuju podium juara memang tidak mulus. Tim asuhan Simon McMenemy jadi yang terbaik dengan jumlah kekalahan 10 kali. Angka yang terbanyak jika dibandingkan dengan para juara Liga Indonesia format satu wilayah sejak musim 2010-2011.

Pada musim 2010/11, Persipura juara dengan jumlah kekalahan dua kali. Satu musim setelahnya, Sriwijaya FC juara dengan lima kekalahan. Persipura kembali juara dengan dua kekalahan di musim 2013.

Keberhasilan Bhayangkara FC menjuara Liga 1 musim ini tidak lepas dari kemenangan gratis 3-0 yang diraih dari Mitra Kukar. Duel yang sebelumnya berkesudahan seri itu, akhirnya jadi milik Bhayangkara FC.

Komisi Disiplin (Komdis) PSSI menyatakan Mitra Kukar bersalah telah menurunkan pemain yang tengah menjalani hukuman akumulasi kartu, Mohamed Sissoko, saat bertemu Bhayangkara. 

Keputusan ini menuai protes. Para pemain berlomba-lomba mengolok-olok Liga 1, termasuk, striker Bali United yang jadi top scorer Liga 1, Syilvano Comvalius.

Lewat akun Instgram-nya, penyerang asal Belanda tersebut menyebut Liga 1 sebagai Indonesian Sirkus League. Tidak hanya Bali United yang gusar.  Madura United juga sempat berkomentar pedas terkait keputusan ini yang belakangan menyinggung institusi Polri. 

Belakangan, perselisihan akhirnya bisa ditengahi melalui mediasi yang akhirnya difasilitasi oleh PSSI. Kekecewaan kembali mencuat saat Bali United berhasil memenangkan duel terakhir melawan Gresik United dengan skor 3-0.

Selama pertandingan ini, ribuan pendukung Bali United kompak mengenakan pakaian serba hitam sebagai bentuk protes terhadap Liga 1. 

"Saya apresiasi terhadap suporter yang pakai baju hitam-hitam,” ujar Pelatih Bali United, Widodo C Putro menanggapi aksi para suporter tersebut.

Kekecewaan Bali United bertambah karena di laga terakhir, BFC ternyata kalah dari Persija Jakarta. Sehingga bila sebelumnya BFC tidak dinyatakan menang WO atas Mitra Kukar, tentulah para pemain Serdadu Tridatu yang mengangkat trofi juara Liga 1 musim ini.

Ironisnya, walau jadi juara Bhayangkara FC justru tidak mewakili Indonesia di kompetisi level Asia. Klub yang sebelum dibeli Kepolisian Indonesia bernama Persebaya versi ISL tersebut gagal dalam proses verifikasi AFC. Bali United yang jadi runner-up justru yang akan mewakili Indonesia bareng Persija dan Madura United.

5 dari 7 halaman

Gelar ke-5 Marcus/Kevin

Gelar ke-5 Marcus/Kevin

Indonesia berhasil mencuri satu gelar juara dari ajang Tiongkok Open Super Series Premier 2017. Prestasi itu diraih oleh Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo yang tampil di nomor ganda putra.

Gelar juara direngkuh Marcus/Kevin setelah menuntaskan perlawanan Mathias Boe/Carsten Mogensen pada fase final, Minggu (19/11/2017). Lawannya yang berasal dari Denmark itu ditaklukkan dengan skor, 21-19 dan 21-11.

Tidak ada kendala berarti yang ditemui Marcus/Kevin saat melakoni final. Meski Boe/Mogensen mampu memberikan perlawanan sengit pada game pertama, namun permainan keduanya malah menurun ketika memainkan game kedua.

Marcus/Kevin hanya butuh waktu 40 menit untuk menjinakkan perlawanan Boe/Mogensen dalam dua game langsung. Poin-poin krusial yang didapat Marcus/Kevin pada game kedua justru datang dari kesalahan Boe/Mogensen.

Rekor pertemuan Marcus/Kevin dengan Boe/Mogensen menjadi tujuh kali usai pertemuan di final Tiongkok Open Super Series Premier 2017. Meski kerap bertemu, Marcus/Kevin masih tertinggal dengan skor, 3-4. Sebelumnya, Boe/Mogensen juga dikalahkan Marcus/Kevin pada semifinal Japan Open.

6 dari 7 halaman

Kecelakaan Valentino Rossi

Kecelakaan Valentino Rossi

Pebalap legendaris, Valentino Rossi mengalami kecelakaan hebat saat menguji coba kemampuannya di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, Selasa (14/11/2017). Insiden itu menyebabkan motor YZR-M1 yang ditungganginya rusak parah.

Menurut keterangan Twitter resmi MotoGP, kecelakaan itu dialami Rossi ketika ingin melahap tikungan ke-10. Saat itu Rossi kehilangan kendali hingga akhirnya terjatuh dan menabrak dinding pembatas lintasan.

Beruntung Rossi langsung melepaskan diri dari motornya ketika kecelakaan itu terjadi. Jika tidak, badannya bisa hancur remuk seperti keadaan motornya setelah kecelakaan.  

"Motornya tidak jelas ke mana. Tapi @ValeYellow46 bisa bangkit lagi dan kondisinya baik-baik saja. Motor Yamaha-nya langsung terlihat tidak terlalu bagus setelah kecelakaan di tikung ke-10 itu," tulis sebuah keterangan dalam Twitter resmi MotoGP sambil menyertakan foto motor Rossi.

Sebelumnya, Valentino Rossi mengalami patah tulang gara-gara kecelakaan motocross. Rossi punya penjelasan soal kecelakaan yang memaksanya absen di MotoGP San Marino itu.

Rossi harus naik meja operasi setelah mengalami kecelakaan motocross pada Kamis (31/8/2017). Gara-gara kecelakaan tersebut, Rossi menderita patah tulang tibia dan fibula di kaki kanannya.

Bukan pertama kalinya Rossi mengalami insiden kecelakaan saat berlatih motocross. Pebalap Italia itu mengalami hal serupa pada bulan Mei lalu, tapi ketika itu dia hanya terluka di bagian dada dan perut dan tak sampai harus melewatkan balapan.

Setelah keluar dari rumah sakit, Rossi menjelaskan bagaimana dia mengalami kecelakaan yang membuat tulang di kakinya patah.

"Saya berlatih enduro bersama teman-teman saya dan para pebalap akademi lainnya. Itu adalah latihan yang sudah saya lakukan sejak berumur 18 tahun, itu adalah sesuatu yang sudah saya lakukan 200 kali," ucap Rossi seperti dikutip Crash.net.

Kejadian-kejadian ini menegaskan kesialan sang pebalap di MotoGP musim ini. Ia kesulitan bersaing dengan pebalap muda macam Marc Marquesz, Andrea Dovizioso, serta Maverick Vinales.

7 dari 7 halaman

Pengaturan Skor IBL

Pengaturan Skor IBL

Perhelatan Indonesian Basket League (IBL) tercoreng aib pengaturan skor. Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) telah membeberkan 13 nama yang diduga terlibat pengaturan skor. Kasus itu terjadi pada IBL 2017.

"Kami sudah susun rapi daftarnya. Tinggal menunggu bukti. Perbasi juga berjanji untuk tidak setengah hati dalam menangani kasus pengaturan skor ini," ujar Ketua Umum PP Perbasi, Danny Kosasih di Jakarta, Rabu (22/11/2017).

"Selama bukti tidak ada, 13 atau 100 orang tidak ada bedanya. Dan apakah di dalamnya termasuk pelatih, pemain atau wasit? Pokoknya kami menunggu bukti," ujar George.

Sebelumnya, Perbasi juga telah mengumumkan sembilan pelaku yang sudah mendapatkan sanksi. Fakta itu tercantum melalui surat resmi bernomor 508/XI/PP/2017 bertanggal 21 November 2017.

Delapan pemain Siliwangi yakni Ferdinand Damanik, Tri Wilopo, Gian Gumilar, Haritsa Herlusdityo, Untung Gendro Maryono, Fredy, Vinton Noland Surawi, dan Robertus Riza Raharjo, serta satu ofisial Zulhilmi Faturrohman terbukti terlibat suap.

Mereka berperan dalam pengaturan skor pada pertandingan IBL 2016/2017. PB Perbasi telah melayangkan surat hukuman kepada para pemain dari mulai yang paling ringan dua tahun hingga lima tahun.

Sanksi tersebut berupa larangan terlibat aktivitas basket di seluruh Indonesia baik sebagai pemain maupun pelatih. Tak hanya Perbasi, liga rupanya juga mengeluarkan surat keputusan sanksi kepada para tersangka pengaturan skor mulai hari ini. Direktur IBL Hasan Gozali membenarkan hal itu.

"Pastinya kami menyayangkan hal ini bisa terjadi. Namun, kami mencoba tegas dalam menjalankan aturan yang ada. Kami tidak pilih kasih sama sekali. Jika terbukti kami beri sanksi yang lebih tegas," kata Hasan.

Seperti yang tertuang dalam peraturan IBL Bab 4 Pasal 7 artikel 2 tentang Game Fixing, tertulis apabila terdapat salah satu personel klub IBL yang terbukti melakukan game fixing, maka ia akan dikenakan sanksi minimal Rp 100 juta dan tidak boleh mengikuti seluruh kegiatan PT Bola Basket Indonesia seumur hidup.

"IBL punya kewenangan itu karena ada di buku peraturan IBL. Ini bukan baru tapi semenjak zaman NBL sudah ada. Bilamana terbukti melakukan pengaturan skor hukumannya memang kejam mereka dijatuhi sanksi larangan seumur hidup. Jadi lebih kejam dari Perbasi," ujarnya.

"Ke depannya tentu kami ingin ini menjadi pelajaran bagi para pemain karena dari kami juga ada sanksi yaitu dilarang main di IBL, main, melatih, seumur hidup," ujar dia lagi.

Perbasi memberikan sanksi kepada sembilan nama yang disebut secara sah dan meyakinkan terlibat dalam pengaturan skor.

Mereka diganjar sanksi dilarang terlibat dalam kegiatan bola basket di seluruh Indonesia, baik sebagai pemain, pelatih, dan ofisial tim.Hukumannya pun bervarian mulai dari yang terkecil 2 tahun hingga yang paling berat lima tahun.

Ferdinand Damanik, pemain asal JNE Bandung Utama menjadi pemain yang diganjar sanksi paling berat. Pemain berusia 29 tahun itu tak boleh terlibat di bola basket Indonesia selama lima tahun!

Video Populer

Foto Populer