Aremania dan Bonek Bergesekan di Kota Blitar, Warga Cemas

oleh Iwan Setiawan diperbarui 18 Feb 2020, 18:07 WIB
Aremania menggunakan motor diarahkan kembali pulang jelang laga Arema vs Persebaya di Stadion Soeprijadi, saat memasuki gapura Kota Blitar (18/2/2020). (Bola.com/Iwan Setiawan)

Bola.com, Blitar - Kondisi di Kota Blitar, venue duel semifinal Piala Gubernur Jatim 2020 mempertemukan Arema versus Persebaya Surabaya, Selasa (18/2/2020), mencekam karena suporter kedua tim, Aremania dan Bonek, sama-sama datang dalam jumlah lumayan besar. 

Padahal, semifinal Piala Gubernur Jatim 2020 sudah diputuskan digelar tanpa penonton.

Advertisement

Saat dua tim rival, Persebaya Surabaya dan Arema, bertemu di Stadion Soeprijadi, Blitar, tribune penonton memang hanya diisi media, ofisial, dan pemain kedua tim yang tidak masuk line-up.

Bonek dikabarkan tiba lebih dulu di Blitar. Ada yang memang bekerja dan tinggal di Blitar. Ditambah lagi dengan suporter yang berangkat dari Surabaya menggunakan kereta api.

Sementara rombongan Aremania berangkat menggunakan kendaraan roda dua dari Malang karena jaraknya hanya dua jam perjalanan. 

Petugas keamanan dari Kepolisian dan TNI tampaknya fokus membuat jalan di sekitar Stadion Soepriadi, steril.

Bonek beberapa kali coba mendekati stadion. Namun, dalam jarak 100 meter, banyak petugas yang bisa membuat mereka menjauh. Namun, bentrokan di beberapa titik tidak bisa dihindari. 

Beberapa saat jelang pertandingan dimulai, ada dua motor yang dibakar di jalanan sebelah utara stadion. Satu di antaranyamerupakan kendaraan berpelat N yang menandakan dari Malang. Ketika pertandingan berlangsung, ada lagi kendaraan yang dibakar.

"Total saat ini ada lima kendaraan yang dibakar milik Aremania," kata Achmad Ghozali, anggota Aremania yang ikut datang ke Blitar.

Awalnya, Aremania secara tertib berangkat bersama dikawal pihak Kepolisian. Mereka berkumpul di area pakir Makam Bung Karno, yang jaraknya kurang lebih satu kilometer dari stadion. Lantaran tidak diizinkan mendekati stadion, mereka berkoordinasi di tempat itu.

"Ribuan yang datang. Tapi, ada juga mungkin yang berangkat tidak terkoodinasi," jelas Achmad.

Bisa dibilang, Bonek lebih dulu menguasai Kota Blitar. Jumlah mereka juga lebih banyak. Sebagian juga tidak menggunakan atribut dan hampir menyerupai warga setempat.

Hingga saat ini, disinyalir Aremania lebih banyak yang jadi korban, terutama kendaraan mereka.

Dari pantauan Bola.com, sebenarnya jumlah Aremania bisa lebih banyak. Tetapi, sebagian diarahkan kembali pulang oleh Kepolisian ketika memasuki Gapura Kota Blitar. 

2 dari 2 halaman

Warga Blitar Cemas

Kondisi motor terbakar yang ditengarai akibat gesekan Arema dan Bonek di Kota Bliitar (18/2/2020). (Bola.com/Istimewa)

Melihat suasana Kota Blitar yang mencekam, warga setempat merasa khawatir dan cemas. Itulah mengapa, itu siswa sekolahan dipulangkan sejak siang hari. Pedagang juga dianjurkan tidak berjualan di sekitar stadion. Para pekerja pun berusaha pulang lebih awal.

"Saya melihat banyak yang konvoi di jalanan tadi. Agak takut jadi segera pulang. Setelah itu melihat ada video pembakaran dan suporter yang berkelahi. Saya kunci pintu dan pagar rumah setelah melihat itu," kata Riski Utami Dewi, salah seorang warga Kota Blitar.