Flashback: MotoGP 2012, Penyesalan Terbesar Seorang Dani Pedrosa

oleh Hendry Wibowo diperbarui 25 Feb 2020, 15:45 WIB
Dani Pedrosa saat terlibat persaingan dengan Jorge Lorenzo di MotoGP 2012. (Zimbio)

Bola.com, Jakarta Dani Pedrosa sudah pensiun dari MotoGP sejak musim 2018. Dia meninggalkan olahraga ini dengan status salah satu pembalap terhebat yang gagal merasakan gelar juara dunia.

Ya, kemampuannya dalam menaklukkan 'kuda besi' memang tidak perlu diragukan lagi. Pembalap asal Spanyol ini merupakan juara dunia kelas 250 cc pada musim 2004 dan 2005.

Advertisement

Statistik sang pembalap di kelas MotoGP juga sangat fantastis. Menjalani 236 lomba, ia menang 31 kali, naik podium sebanyak 112 kali, dan 31 kali pole positions.

Sayangnya dalam jumlah kemenangan yang sangat banyak itu, Pedrosa hanya tiga kali jadi runner-up. Adalah musim 2007, 2010, dan 2012.

Pada 2007, ia berstatus posisi dua saat Casey Stoner dan Ducati begitu dominan di MotoGP. Hal sama berlaku pada musim 2010.

Kala itu, Jorge Lorenzo dan Yamaha sangat kompetitif. Namun di MotoGP 2012, Pedrosa nyaris merasakan titel juara dunia. Sampai sekarang, mungkin musim 2012 adalah penyesalan terbesar pembalap bertubuh mungil ini.

2 dari 3 halaman

Sangat Kompetitif

Dani Pedrosa naik podium bersama Casey Stoner di MotoGP 2012. (Zimbio)

Pada musim 2012, persaingan jadi juara dunia melibatkan tiga pembalap. Lorenzo, Dani Pedrosa, dan rekan setimnya di Repsol Honda, Stoner.

Awal musim, Lorenzo dan Stoner tampil lebih baik. Namun Pedrosa mulai menunjukkan taji ketika finis pertama pada lomba putaran delapan di Sirkuit Sachsenring, Jerman.

Sukses ini mempertebal kepercayaan diri. Plus motor Honda RC213V kala itu sedang sangat kompetitif.

Tercatat dari putaran delapan GP Jerman sampai akhir musim di Valencia, Pedrosa merasakan tujuh kemenangan, sekali podium kedua dan ketiga.

Total sebelas lomba, ia gagal finis sebanyak dua kali. Sayangnya kegagalan pada dua lomba sangat berkontribusi besar terhadap kegagalannya jadi juara dunia dan harus puas kembali berstatus runner-up.

3 dari 3 halaman

Ketidakberuntungan

Jorge Lorenzo bersaing dengan Dani Pedrosa dalam GP Valencia di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, (11/11/2012). Jorge Lorenzo menjadi juara dunia MotoGP 2012. (AFP Photo/Javier Soriano)

Nahasnya dua kegagalan lantaran faktor ketidakberuntungan, bukan lantaran Pedrosa pembalap yang buruk.

Pertama adalah lomba putaran 13 di Sirkuit Misano, San Marino. Sejatinya, ia memulai lomba sebagai pole position. Namun motor Karel Abraham mengalami masalah ketika start. Sehingga semua pembalap harus menjalani lap pemanasan lagi.

Selepas lap pemanasan, giliran motor Pedrosa yang bermasalah. Entah kenapa, pelindung kehangatan ban depan di motornya tiba-tiba sulit dibuka.

Dia awalnya ingin ganti motor. Namun pada momen akhir, pelindung itu bisa dibuka. Tapi sesuai regulasi lantaran ia sudah terlanjur masuk garasi, Pedrosa harus memulai lomba dari urutan belakang.

Ketidakberuntungan Pedrosa tidak berhenti sampai di situ. Dia memulai lomba dengan baik. Dia sempat tembus sepuluh besar, sebelum akhirnya mengalami insiden dengan Hector Barbera dan gagal finis!

Kedua, terjadi pada lomba putaran 17 di Sirkuit Phillip Island, Australia. Pedrosa menuju lomba ini dengan percaya diri tinggi. Karena tiga lomba sebelumnya ia selalu menang.

Namun lagi-lagi, Pedrosa tidak beruntung. Kali ini ia gagal finis setelah mengakhiri lomba di lap 3. Pada saat yang sama, Lorenzo finis kedua dan memastikan dirinya mengunci titel juara dunia.

Andai saja tidak ada dua kejadian di Misano dan Phillip Island, Pedrosa kini dikenal sebagai juara dunia MotoGP 2012 bukan salah satu pembalap hebat yang gagal merasakan titel terbaik.

Berita Terkait