3 Kapten yang Tinggalkan Persib dengan Cara Menyakitkan

oleh Erwin Snaz diperbarui 15 Mei 2020, 23:09 WIB
Trivia - 3 Kapten Persib yang Keluar dengan Menyakitkan (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Bandung - Keluar masuk pemain dalam sebuah tim sepak bola memang hal yang wajar. Beragam alasan menjadi penyebab setiap pemain datang dan pergi dalam setiap musim atau paruh musim.

Begitu juga dengan Persib Bandung. Hampir setiap musim pergantian pemain selalu terjadi. Apalagi, Persib dikenal sebagai klub yang selalu punya target tinggi. 

Advertisement

Persib merupakan satu di antara klub yang selalu disorot dari sisi pemain. Sejak era Liga Indonesia hingga Liga 1, pemain yang bergabung dengan Persib langsung menjadi idola bobotoh.

Pemain tersebut bakal melekat di hati bobotoh ketika terus bertahan di tim. Mereka langsung mendapat julukan legenda bila mampu melewati tahun demi tahun di tim Maung Bandung.

Seperti halnya klub lain, dalam setiap musim, pemain datang silih berganti sesuai dengan rekomendasi pelatih. Namun, terkadang muncul hal yang menyakitkan dalam perpisahan Persib dengan pemainnya. 

Seperti tiga pemain di bawah ini. Mereka telah lama berkiprah di Persib Bandung, menjadi kapten dan ikon, tapi harus berpisah dengan cara menyakitkan.

2 dari 5 halaman

Eka Ramdani

Gelandang Persib, Eka Ramdani, mengontrol bola saat melawan Persib Bandung pada laga Grup A Piala Presiden di Stadion GBLA, Bandung, Selasa (16/1/2018). Persib menang 1-0 atas Sriwijaya FC. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

 

Pemain yang akrab disapa Ebol ini merupakan hasil binaan tim junior Persib Bandung bernama PS UNI. Dia kelahiran Purwakarta, Jawa Barat, 18 Juni 1984.

Sosok Eka juga menjadi langganan timnas Indonesia sejak usia dini. Dia memperkuat Timnas Indonesia di Pra-Piala Asia U-16, Piala ASEAN U-19, Pra Piala Asia U-20, Piala Sultan Brunei U-21.

Kemudian Pra Olimpiade Athena dan SEA Games, juga di timnas senior yang debutnya dilakoni pada laga persahabatan kontra Afrika Selatan Ppada November 2005.

Eka memulai karier sepak bola profesional bersama Persib lalu pindah ke Persijatim (Persatuan Sepak Bola Jakarta Timur yang kini menjadi Sriwijaya FC) pada tahun 2003 hingga 2004.

Eka kembali memperkuat Persib pada tahun 2005. Dengan postur tubuh yang mungil tapi gesit, Eka menjelma menjadi ikon dan kapten tim yang. Eka hengkang pada akhir tahun 2011. Ia memainkan laga ke-100 bersama persib di ISL mellawan Deltras Sidoarjo pada 30 Mei 2009.

Eka meninggalkan Persib jelang persiapan ISL 2011. Hal itu mengejutkan puluhan bobotoh. Pelatih dan manajemen Persib pun berupaya mempertahankan sosok Eka. Eka sempat berkumpul dengan manajemen di Graha Persib, Jalan Sulanjana. Namun, dari hasil pertemuan itu, Eka tetap dengan keputusannya untuk mundur.

Keputusan Eka memicu amarah bobotoh. Bahkan, bisnis distro milik Eka di Jalan Riau, Bandung pun menjadi sasaran kemarahan bobotoh. Mereka melakukan aksi membakar poster Eka Ramdani di depan toko distro "ER".

Hingga akhirnya, bisnis distro yang sudah dibangun beberapa tahun itu harus terhenti. Eka berlabuh ke Persisam Samarinda.

"Sebenarnya saya berat meninggalkan Persib, tapi saya ingin mendapat tantangan baru dan suasana baru. Keputusan saya ini sudah saya pikirkan matang-matang," ucap Eka kala itu.

Pada musim 2018, Eka Ramdani kembali ke pangkuan Persib Bandung dengan mencatatkan total bermain selama 404 menit dari 14 laga yang dijalani. Kehadiran Eka saat itu kurang disambut bobotoh. Terlebih, penampilannya tidak segarang dulu. Akhir musim 2018, Eka pun memutuskan gantung sepatu.

3 dari 5 halaman

Atep

Atep saat jadi guru dadakan terhadap kedua putrinya. (Bola.com/Erwin Snaz)

Pemain kelahiran Cianjur, 5 Juni 1985 ini bergabung dengan Persib Bandung pada musim 2008-2009. Meski mantan pemain Persija Jakarta, Atep disambut positif oleh bobotoh.

Atep tak langsung mendapat kepercayaan sebagai starter. Pada 6 Mei 2009 ketika Persib melawan Pelita Jaya, ia masuk dalam skuat utama. Atep mencetak satu-satunya gol dalam duel yang berakhir dengan skor 1-2.

Waktu pun berjalan, Atep selalu menjadi starter dan dipercaya sebagai kapten tim. Pada musim 2014, Atep menjadi pahlawan Persib setelah mencetak gol spektakuler ke gawang Arema, yang mengantarkan Persib ke final ISL.

Atep juga menjadi ikon Persib. Bobotoh memberikan julukan "Lord Atep". Saat ia mencetak gol, bobotoh selalu melakukan push-up tanda apresiasi terhadap gol Atep.

Di Liga 1 2018, Atep selalu dimainkan menjadi starter setelah performanya meningkat signifikan.

Setelah 10 tahun membela Persib, musim 2019 manajemen Persib Bandung tidak memperpanjang kontrak Atep. Kabar itu cukup mengejutkan karena Atep selama ini identik dengan Persib.

Pemain yang selalu bernomor punggung 7 ini pun sangat terpukul. Atep tidak menduga jika kariermya di Persib harus terhenti. Padahal, ia berharap pensiun bersama tim Maung Bandung.

"Keputusan mengejutkan karena saya menerimanya pada detik-detik jelang latihan perdana persiapan Liga 1 2019," ujar Atep.

Lepas dari Persib, Atep pun berlabuh ke Mitra Kukar dan musim 2020 memperkuat tim PSKC Cimahi yang mengarungi Liga 2 2020.

4 dari 5 halaman

Hariono

Gelandang Persib, Hariono, saat laga Torabika Soccer Championship 2016 melawan Sriwijaya FC di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung, Sabtu (30/4/2016). (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Pemain kelahiran Sidoarjo, Jawa Timur, 2 Oktober 1985 ini memperkuat Persib Bandung pada musim 2008-2009. Ia diboyong oleh pelatih Jaya Hartono.

Pemain yang terkenal pendiam namun garang di lapangan ini juga jadi pemain idola bobotoh. Hampir sembilan musim lebih bersama Persib, Hariono selalu mendapat kepercayaan dari tim pelatih. Ia sesekali mengemban jabatan kapten.

Meski demikian, selama memperkuat Persib, Hariono termasuk pemain yang minim mencetak gol. Ia hanya menyumbang satu gol setelah 11 musim membela Persib.

Gol itu diciptakan Hariono lewat tendangan penalti saat lawan PSM Makassar pada laga pamungkas Persib Shopee Liga 1 2019, Minggu (22/12/2019) di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung.

Hariono akhirnya resmi meninggalkan Persib karena tak masuk skema pelatih Pelatih Robert Alberts. Faktor usia menjadi alasan pelatih asal Belanda itu tidak memperpanjang kontrak Hariono.

"Sedih dan kaget karena saya punya harapan pensiun di Persib beberapa tahun lagi, tapi bagaimana lagi pelatih tidak menginginkan saya. Jadi saya mengalah saja," ucap Hariono kala itu.

Lepas dari Persib, pemain yang identik dengan nomor punggung 24 ini akhirnya berlabuh ke tim juara Liga 1 2019, Bali United.

5 dari 5 halaman

Video

Berita Terkait