Curhat Simon McMenemy Saat Masih Melatih Timnas Indonesia: Banyak Masalah di Luar Lapangan

oleh Muhammad Adi Yaksa diperbarui 31 Mei 2020, 15:45 WIB
Pelatih Timnas Indonesia, Simon McMenemy, saat melawan Malaysia pada laga kualifikasi Piala Dunia 2022 di SUGBK, Jakarta, Kamis (5/9). Indonesia takluk 2-3 dari Malaysia. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Bola.com, Jakarta - Simon McMenemy blak-blakan dengan mantan penerjemahnya di Timnas Indonesia, Bayu Eka Sari. Dalam channel YouTube BangBes, arsitek asal Skotlandia itu bercerita mengenai keadaan di timnas sebelum dan saat dirinya menjadi pelatih.

Simon menilai Timnas Indonesia menumpuk banyak masalah, mulai dari dalam hingga luar lapangan. Mengenai metode paling dasar sekali pun, seperti pemanggilan pemain, tidak berjalan sesuai prosedur.

Advertisement

Saat masih menangani Bhayangkara FC pada 2018, Simon kehilangan beberapa pemainnya yang dipanggil Timnas Indonesia U-23 untuk persiapan Asian Games 2018. Pria berusia 42 tahun itu mengaku sempat kebingungan karena tidak ada pemberitahuan sebelumnya dari PSSI.

"Bisa seharian bahas itu, tapi saya pikir tantangan terbesarnya adalah saat itu tidak ada identitas bagaimana Timnas Indonesia bermain. Banyak permasalahan di luar lapangan. Banyak sekali. Ada tim yang tidak melepas pemainnya. Saya ingat ketika saya melatih Bhayangkara FC. Menuju Asian Games 2018, saya kehilangan banyak pemain," kata Simon.

"Sekitar 2-3 bulan mereka menghilang. Saya tidak tahu kapan mereka kembali. Saya tidak tahu apakah mereka cedera. Tiba-tiba saja mereka menghilang dari latihan dan saya tidak dapat kabar apa-apa. Tidak ada surat. Sms pun tidak ada. Dan saya harus menghubungi langsung pemain itu untuk menanyakan keberadaannya."

"Mereka bilang sedang mengikuti pemusatan latihan Timnas Indonesia, semestinya saya sudah diberi tahu. Oke tidak masalah. Ini bukan salah mereka. Yang penting saya tahu mereka di mana. Ini adalah hal yang perlu diubah dahulu," ucap Simon.

Video

2 dari 3 halaman

Ubah Kebijakan

Pelatih Timnas Indonesia, Simon McMenemy, saat latihan jelang laga kualifikasi Piala Dunia di SUGBK, Jakarta, Senin (2/9). Indonesia akan berhadapan dengan Malaysia. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Simon ditunjuk menjadi pelatih Timnas Indonesia untuk menggantikan Bima Sakti yang gagal total di Piala AFF 2018. Ia berkisah fokus utamanya ketika itu adalah mengumpulkan para pelatih Liga 1 untuk menyamakan persepsi.

"Orang seperti Stefano Teco, dia brilian. Milomir Seslija, di luar biasa, Jacksen Tiago, dia setuju. Robert Alberts, kami semua punya hubungan baik karena kita jujur. Kami punya pekerjaan yang harus kita lakukan. Kami di kapal yang sama. Kami tahu bagaimana pekerjaan ini. Bagaimana sulitnya. Ayo saling bantu. Daripada saling menjatuhkan. Kami coba lakukan itu dari hari pertama," imbuh Simon.

Simon juga mengubah kebijakan pemanggilan pemain ke Timnas Indonesia. Paling tidak, setiap klub yang pemainnya akan bergabung dengan timnas, harus menerima pemberitahuan dua pekan sebelumnya. 

"Saya sepakat dengan para pelatih ketika saya memanggil pemain, saya akan memberitahukan dua pekan sebelumnya. Saya juga melakukan tes kesehatan kepada semua pemain. Jadi ketika ada yang cedera bisa ditemukan. Bahkan ketika ada yang cedera saat pemusatan latihan, kami akan bikin laporan dan di akhir pemusatan latihan, kami akan mengirimkan hasil laporan kesehatannya kembali kepada pelatih lain," jelas Simon.

3 dari 3 halaman

Laporkan Perkembangan Pemain di Timnas Indonesia kepada Klub

Pelatih Timnas Indonesia, Simon McMenemy, tampak lesu usai ditaklukkan Malaysia pada laga kualifikasi Piala Dunia 2022 di SUGBK, Jakarta, Kamis (5/9). Indonesia takluk 2-3 dari Malaysia. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Selain itu, Simon juga akan melaporkan perkembangan para pemain di Timnas Indonesia kepada para pelatihnya di klub. Hubungan timbal balik ini diyakininya sebagai proses yang positif untuk mengubah sistem di timnas.

"Orang seperti Jacksen, dia bahkan ingin tahu apa yang saya lakukan di pemusatan latihan. Lalu saya akan kirim semua data yang didapat dari GPS. Semua dikirim ke dia. Hingga dia bisa melihat dan mencari pemainnya. Apa yang mereka lakukan setiap hari. Dan itu detail yang dia butuhkan. Saya senang bisa membantu. Itu adalah hal-hal yang coba saya terapkan. Proses di belakang timnas menjadi lebih baik dibanding sebelumnya," tutur Simon.

"Saat itu kami adalah tim yang dipanggil setiap beberapa pekan dan bermain. Menang atau kalah lalu kembali ke klub. Lalu ketika semua bertanya, pemain ini cedera. Apa yang dia lakukan, ke mana saja dia. Ada banyak pertanyaan tanpa jawaban."

"Saya hanya berusaha keras dari hari pertama. Membuat Timnas Indonesia menjadi lebih transparan. Semua bisa melihat apa yang terjadi. Tidak ada kritik, tidak ada masalah. Paling penting semua pelatih menjadi tahu apa yang dilakukan oleh pemainnya. Hal itu penting untuk saya," terangnya.

Berita Terkait