Persik Setuju Kompetisi Liga 1 2020 Dilanjutkan dengan 3 Syarat

oleh Gatot Susetyo diperbarui 03 Jun 2020, 07:45 WIB
Persik Kediri Logo (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Kediri - Persik Kediri menyetujui kompetisi Liga 1 2020 bergulir kembali. Namun, CEO Persik, Abdul Hakim Bafagih, mengajukan tiga syarat kepada PSSI demi kelancaran kompetisi yang rencananya akan diputar kembali mulai September mendatang.

“Jika pertimbangannya untuk menyiapkan Timnas Indonesia U-20 dan persiapan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 pada tahun depan, kami akan mengikuti keputusan Federasi,” kata Hakim dalam rapat virtual yang digelar PSSI bersama perwakilan klub Liga 1 dan 2, Selasa (2/6/2020).

Advertisement

Tiga syarat yang dipaparkan Hakim Bafagih, antara lain Persik Kediri meminta subsidi atau hak komersial klub dinaikkan menjadi antara 1,2 hingga 1,5 miliar rupiah. Sementara dalam rapat daring subsidi yang diusulkan sebesar Rp800 juta dalam sekali pencairan.

Hakim Bafagih sudah mengalkulasi soal kenaikan subsidi tersebut. Dia mengamati kapasitas stadion di Indonesia rata-rata sebanyak 25.700 orang. Jika terisi setengah dengan harga tiket normal sebesar Rp 50 ribu, hitungannya menjadi Rp9,6 miliar.

“Jika uang itu dibagikan dalam delapan bulan, angkanya tiap bulan menjadi Rp 1,2 miliar. Itu hitungan kami,” tuturnya.

Syarat kedua, Hakim meminta PSSI mendorong Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan. Ini terkait dengan kebijakan relaksasi pajak bagi pelatih dan pemain.

“Pajaknya 20 persen dan bisa lebih. Ini akan menjadi beban besar bagi klub,” ujarnya.

Pada masa pandemi COVID-19, lanjut Hakim, Pemerintah sudah memberikan relaksasi pajak kepada seluruh industri. Tapi, khusus industri sepak bola, kelonggaran itu belum diberikan relaksasi.

“Sementara Presiden Jokowi memberikan atensi besar ke sepak bola Indonesia. Saat kondisi seperti ini akan sangat repot bila relaksasi tidak diberikan,” tandasnya.

Sementara yang ketiga adalah renegosiasi kontrak pemain dan pelatih. Menurut penuturan Hakim, nominal kontrak yang sudah diterima pelatih dan pemain sebesar 40 persen. Sisa 60 persen perlu negosiasi ulang.

“Itu wajar dilakukan. Seluruh sektor industri juga melakukan hal yang sama,” ujarnya.

Jika renegosiasi tidak dilakukan, CEO Persik Kediri itu khawatir klub-klub Liga 1 akan mengalami kesulitan finansial pada musim-musim mendatang. Jika urgensinya adalah kepentingan Timnas Indonesia, Kemenpora bisa ikut andil dalam penyelenggaraan kompetisi nanti.

Video

2 dari 2 halaman

Setuju Sentralisasi Pertandingan

CEO Persik Kediri, Abdul Hakim Bafagih. (Gatot Susetyo/Bola.com)

CEO Persik Kediri itu juga sepakat dengan sentralisasi pertandingan di Pulau Jawa. Termasuk penghapusan degradasi bagi klub Liga 1.

“Tapi yang perlu dipertimbangkan adalah akomodasi klub-klub luar Jawa. Seperti penginapan mereka apakah ditanggung atau tidak. Kalau bagi kami tidak masalah,” ucapnya.

Hakim Bafagih juga menanyakan komposisi pemain asing. “Karena beberapa pemain asing kami untuk saat ini dilarang negaranya datang ke Indonesia sebelum pandemi berakhir,” katanya.

Berita Terkait