Sukses


    Dhanielle Daphne, Berawal dari Depan Televisi hingga Gabung Timnas Wanita Indonesia

    Bola.com, Jakarta - Timnas Wanita Indonesia akan tampil di Asian Games 2018. Garuda Kita dari cabang sepak bola putri adalah Dhanielle Dhapne, pesepak bola muda berusia 17 tahun yang sudah pernah memperkuat tim nasional sejak U-12.

    Namun, ketika bergabung dengan Timnas Indonesia U-12, tentu saja pemain yang akrab disapa DD itu harus bermain bersama anak laki-laki. Berlatih dan melakukan turnamen di luar negeri, seperti di Singapura dan Jepang, pernah dilakukannya saat belum genap berusia 15 tahun.

    Pengalamannya bermain di tim putra pun membuatnya cepat beradaptasi ketika harus bertanding di lapangan hijau. Kini ia dipercaya oleh Satia Bagdja untuk mengisi posisi gelandang serang.

    Dhanielle Daphne sudah mengikuti pemusatan latihan bersama Timnas Wanita Indonesia sejak Maret 2018. Ia terpilih untuk masuk dalam pemusatan latihan melalui seleksi yang dilakukan oleh PSSI saat Pertiwi Cup 2017.

    Jika pada persiapan SEA Games 2017 ia harus mengikuti seleksi Tim Futsal Putri Indonesia karena memang PSSI tidak mempersiapkan tim sepak bola putri, kini ia bisa kembali ke lapangan hijau dan berkesempatan untuk membawa nama Indonesia di level internasional saat Asian Games 2018 mendatang.

    Kecintaannya untuk bermain sepak bola sudah mulai sejak 2006 ketika keluarganya sama-sama menyaksikan pertandingan Piala Dunia. Dari depan layar televisi, DD pun kini menjadi bagian dari Timnas Wanita Indonesia dan akan tampil di Asian Games 2018 mendatang. Seperti apa cerita sepak bola dalam hidup Dhanielle Daphne?

    2 dari 4 halaman

    Kisah Terjun ke Dunia Sepak Bola

    Dari sekian banyak olahraga, mengapa tertarik menjadi pemain sepak bola?

    Dari kecil memang sudah ada ketertarikan saja untuk bermain sepak bola karea saya suka nonton sepak bola di televisi dan melihat video di Youtube.

    Pertandingan sepak bola apa yang paling kamu ingat waktu masih kecil?

    Pertandingan final Piala Dunia 2006. Pertama yang buat saya merasa sangat suka sepak bola adalah setelah kami sekeluarga berkumpul bersama menyaksikan pertandingan itu. Setelah itu saya menjadi sangat menyukai sepak bola.

    Bagaimana akhirnya Anda menyukai sepak bola? Ada cerita menarik?

    Dari nonton bersama keluarga itu, saya mulai minta dibelikan VCD sepak bola seperti biografi pemain yang dijual di toko buku. Saya suka nonton biografi Pele, Maradona, Batistuta, Zidane. Koleksi VCD pemain sepak bola yang saya miliki cukup lengkap.

    Setelah melihat cara mereka bermain, saya tertarik untuk belajar bermain sepak bola dengan melihat video itu. Saya di depan televisi main bola sembari melihat rekaman permainan mereka.

    Siapa pemain sepak bola yang paling menarik dan mungkin menjadi rolemodel buat Anda?

    Jujur saya pertama benar-benar suka sepak bola karena melihat David Beckham. Dia main sepak bolanya bagus, orangnya juga ganteng sampai saat ini, dan dia sosok yang di dalam dan di luar lapangan itu menurut saya bisa menjadi panutan.

    Umpan silang dan tendangan bebasnya bagus. Saya sampai melihat bagaimana cara dia menendang bola dan mulai mengikuti cara dia bermain.

    Dhanielle Daphne saat berada di mess pemain di Lapangan Sawangan, Depok, Kamis (19/4/2018). (Bola.com/Nick Hanoatubun)

    Anda sering bermain sebagai gelandang serang. Apakah punya rolemodel yang menjadi referensi untuk permainan kamu? 

    Mario Gotze. Saya sering melihat permainan dia lewat tayangan televisi. Dia punya visi bermain yang bagus, bisa melihat teman membuka ruang kosong walau dalam posisi yang sulit, tidak egois, dan lebih mementingkan tim. Satu lagi karena saya lebih senang bermain simple karena lebih enak bermain seperti itu.

    Kalau untuk pesepak bola putri, siapa idola Anda?

    Tobin Heath, pemain Timnas Wanita Amerika Serikat. Dia punya skill yang bagus dan terkadang bahkan sampai melakukan nutmeg ke pemain lawan. Saya terinpirasi sama dia karena saya main di posisi gelandang. Saya harus bermain lebih taktis

    Pengalaman paling menarik dan berkesan dalam sepak bola?

    Sampai saat ini yang membuat saya berkesan ketika ikut pemusatan latihan Timnas Indonesia U-12 ke Osaka. Saat itu ada coaching clinic dan pertandingan persahabatan dengan Gamba Osaka dan Cerezo Osaka.

    Saat kami latihan ada juga Timnas putri Jepang U-12 melakukan pemusatan latihan. Saat itu saya berkenalan dengan pemain mereka, sempat berbincang-bincang juga sampai akhirnya diajak berlatih bersama.

    Saat itu saya melihat saat usia 12 tahun saja mereka sudah memiliki dasar bermain sepak bola yang sangat bagus. Mereka ternyata dilatih mempelajari teknik dasar dari usia sangat dini. Kata pelatih mereka, sejak usia 12 tahun memang mereka sudah ditanya ingin menjadi apa sehingga bisa diarahkan dengan pembinaan yang tepat.

    Dari pengalaman itu saya melihat bagaimana jika mau menjadi sukses dengan pilihan sendiri tentu ada proses yang harus dijalani dan tidak bisa instan.

    3 dari 4 halaman

    Sempat Tak Diizinkan dan Harus Bermain di Tim Putra

    Bagaimana tanggapan keluarga, khususnya orang tua saat ingin menjadi pemain sepak bola?

    Pertama mereka tidak mengizinkan. Mereka berpikir buat apa anak perempuan bermain sepak bola. Tapi saya paksa mereka untuk bisa kasih izin, dan akhirnya mereka kasih izin untuk melihat sampai di mana saya akan serius. Saat itu saya berusia sembilan tahun dan mengikuti tim sekolah. Saya bisa masuk tim inti.

    Sekarang mereka sudah memberikan dukungan. Mereka mulai memberikan dukungan setelah saya lolos seleksi Timnas Indonesia U-12. Mereka berpikir ternyata saya serius dan akhirnya mereka pun mendukung saya.

    Sepak bola wanita baru berkembang belakangan ini. Ada kesulitan mencari tim saat kamu memulai berlatih sepak bola?

    Mencari tim sepak bola putri itu sulit di Indonesia, jadi akhirnya pertama berlatih sepak bola ya bersama dengan tim putra. Baru benar-benar dapat tim putri itu pada 2015, SSB Blue Eagles.

    Saat itu saya sempat ikut turnamen sepak bola putri baik di dalam maupun luar negeri. Kami sempat dua kali mengikuti turnamen di Singapura.

    Pemain Timnas Wanita Indonesia, Dhanielle Daphne menggiring bola saat melawan Legenda Indonesia pada laga uji coba di Lapangan ABC Senayan, Jakarta, Kamis (5/4/2018). Timnas Wanita Indonesia menang 3-2. (Bola.com/Nick Hanoatubun)

    Sempat bergabung dengan tim sepak bola putra, apakah pengalaman itu memengaruhi cara bermain saat ini?

    Jujur ketika bermain bersama tim sepak bola putra saya merasa bisa bermain sedikit lebih santai karena kebanyakan pemainnya sudah terbiasa bermain sepak bola.

    Namun, saat bermain dengan tim putri memang harus sedikit lebih kerja keras karena tidak semua pemainnya sempat merasakan bermain bersama tim putra. Jadi kita harus benar-benar saling membantu untuk bisa bermain baik, seperti sama-sama menyerang dan juga harus sama-sama bertahan.

    Sekarang sudah banyak tim putri di Indonesia lewat turnamen-turnamen yang diadakan oleh PSSI. Bagaimana pendapat Anda soal perkembangan ini?

    Senang sekali dengan perkembangan ini, apalagi tahun depan rencananya bakal ada Liga 1 untuk sepak bola putri. Jadi saya berharap semakin banyak anak-anak perempuan di Indonesia tertarik , terinspirasi, dan termotivasi untuk bermain sepak bola.

    Banyak yang sebenarnya ingin membela Timnas Indonesia dan belum banyak yang tahu mereka punya peluang untuk mewakili Indonesia lewat tim ini. Saya sempat melihat sebuah komentar di akun Instagram PSSI, meminta agar ada seleksi ke daerah karena di tempat dia banyak bakat sepak bola putri.

    Ada juga yang berkomentar kapan bisa membela Timnas Indonesia. Tentu ini sangat bagus jika ada wadah untuk mereka menyalurkan bakat dan minat sehingga bisa mewujudkan mimpi.

     

    4 dari 4 halaman

    Timnas Wanita Indonesia untuk Asian Games 2018 dan Mimpi yang Masih Dikejar

    Bagaimana rasanya bergabung dengan Timnas Wanita Indonesia untuk Asian Games 2018?

    Rasanya senang sekali, akhirnya bisa berkumpul bersama teman-teman putri yang punya satu tujuan, bisa membela negara, dan akhirnya merasakan bagaimana senangnya bermain bersama teman-teman yang memiliki hobi yang sama setelah dulu sempat merasakan sulitnya mencari tim putri di awal serius menekuni sepak bola.

    Seperti apa sih Timnas Wanita Indonesia ini di mata Anda?

    Tim ini seperti sebuah keluarga baru. Saya merasa lebih menikmati tim ini karena lebih connected dengan mereka yang juga ada di sini. Ada perasaan yang sama dan mimpi yang sama.

    Kamu masih berusia 17 tahun, masih panjang perjalanan kamu di sepak bola. Apakah ada mimpi yang Anda kejar?

    Mimpinya bermain di UCLA dan semoga bisa suatu saat nanti bisa ikut membawa Timnas Indonesia ke Piala Dunia. Kompetisi di sana kompetitif banget. Liga NCAA mereka bisa dibilang divisi dua Liga MLS putri di sana. Rencananya juga ingin ambil schollarship di Amerika. Masih bingung, tapi saya suka seni jadi mungkin art history.

    Pesan untuk wanita-wanita Indonesia lain yang juga punya ketertarikan seperti Anda di sepak bola?

    Semangat, tetap latihan keras, dan terus mengejar mimpi. Jangan pernah menyerah karena kesempatan akan datang suatu saat nanti.

     

     

    Video Populer

    Foto Populer