Sukses


Portugal Buktikan Penguasaan Bola Tak Selalu Berujung Manis

Bola.com, Jakarta - Keberhasilan Portugal menjadi juara Piala Eropa 2016 sempat mendapat sindiran dari beberapa orang. A Selecao das Quinas dinilai tidak layak menjadi juara karena tidak memainkan sepak bola indah sepanjang turnamen.

Portugal meraih juara setelah menang 1-0 atas Prancis di Stade de France, Saint-Denis, Minggu (10/7/2016). Gol kemenangan Portugal dicetak Eder pada masa perpanjangan waktu atau tepatnya menit ke-109.

Melawan Prancis, Portugal tampil inferior. Penguasaan bola menunjukkan, Prancis unggul 53 persen berbanding 47 persen. Soal tembakan ke arah gawang, Les Blues menciptakan tujuh kesempatan emas dari 18 percobaan. Sementara itu, Portugal melepaskan lima tembakan tepat sasaran dari sembilan usaha.

Ternyata, Portugal memiliki catatan unik pada kejuaraan kali ini. Pada fase grup, A Selecao das Quinas selalu memenangi penguasaan bola, namun hanya mencatat seri dalam tiga laga itu.

Selepas fase grup, Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan mendapatkan lawan yang lebih baik dalam penguasaan bola. Kroasia, Polandia, Wales, dan Prancis kerap unggul penguasaan bola, tetapi malah kalah dalam hasil akhir dari Portugal.

Pelatih Portugal, Fernando Santos, mengaku bangga bisa bermain dengan efisien, meskipun lebih sedikit menguasai bola. "Tidak peduli apakah kami bermain dengan indah atau tidak. Terkadang, Anda harus bermain monoton untuk meraih kemenangan. Pada waktu lain, Anda bisa saja bermain indah, namun kalah," kata Santos.

Hal yang sama juga terjadi pada Islandia, yang masih menggunakan formasi klasik 4-4-2. Dengan formasi ini, Islandia tidak terlalu fokus untuk membawa bola sampai kotak penalti lawan. Namun, Islandia lebih berkonsentrasi mencegah pemain lawan masuk ke pertahanan mereka. Lagipula, dari delapan gol yang dicetak Islandia pada Piala Eropa 2016, empat di antaranya berawal dari situasi bola mati.

Pelatih Islandia, Heimir Hallgrimsson, dengan bangga menyebut gaya main anak asuhnya itu sebagai simple football. "Kami tahu apa kelebihan kami. Kami tidak peduli jika gaya permainan kami disebut membosankan. Kami memainkan permainan yang paling sesuai dengan kebutuhan tim. Itu yang dinamakan simple football," ujar Hallgrimsson

Sudah banyak yang mengakui efektivitas bermain ala Portugal dan Islandia justru bisa berbuah manis. Bahkan, hal itu dibenarkan penjaga gawang Les Blues, Hugo Lloris.

"Ucapan selamat kami berikan kepada Portugal, walau mereka tidak memainkan sepak bola indah. Mereka menunjukkan punya mental yang kuat dan memaksimalkan setiap pemain yang mereka miliki," tutur Lloris.

Sumber: UEFA, Telegraph, ESPN

Video Populer

Foto Populer