Sukses


Mengupas 3 Strategi Brilian Jurgen Klopp saat Liverpool Tekuk Tottenham Hotspur di Final Liga Champions

Jakarta - Liverpool menggasak Tottenham Hotspur dalam laga final Liga Champions. The Reds menang 2-0 di Stadion Wanda Metropolitano, Madrid, Spanyol, Minggu (2/6/2019) dini hari WIB.

Gol pertama Liverpool dicetak Mohamed Salah dari tendangan penalti di menit ke-2. Sementara gol kedua disumbang Divock Origi pada menit ke-87.

Saat Liverpool unggul 1-0, Spurs mendominasi penguasaan bola. Namun, The Lilywhites kesulitan menembus lini tengah The Reds.

Di babak kedua, Spurs masih mendominasi permainan tapi tidak menciptakan banyak peluang. Pada 10 menit terakhir, Spurs mulai menebar ancaman. Kiper Liverpool Alisson Becker harus kerja keras mengagalkan tendangan bebas Christian Eriksen.

Namun pemain pengganti Liverpool, Divock Origi, menghancurkan ambisi Spurs lewat golnya di menit ke-87. Liverpool menang 2-0 untuk memenangkan trofi Liga Champions.

Berikut 3 taktik jitu Jurgen Klopp yang membantu Liverpool kalahkan Spurs di final Liga Champions seperti dikutip dari Sportskeeda:

Saksikan siaran langsung pertandingan-pertandingan Premier League, La Liga, Ligue 1, dan Liga Europa di sini

2 dari 4 halaman

Tidak Memberi Ruang bagi Penyerang Spurs

Ketika Spurs mengumumkan starting XI, banyak yang berpikir Liverpool akan kesulitan untuk mematikan pemain-pemain kreatif seperti Dele Alli, Christian Eriksen, Harry Kane, serta Heung Min-son.

Tetapi, Jurgen Klopp memiliki skenario permainan jitu untuk meredam pemain-pemain tersebut.

Joel Matip dan Virgil van Djik membuat permainan Kane tak berkembang. Sang striker sepanjang laga jarang seperti terpenjara, jarang dapat dan menciptakan peluang emas. 

Pemain yang baru saja pulih dari cedera itu mati kartu dalam setiap duel udara. Sementara Alli dan Eriksen tidak mendapat banyak ruang gerak. Alhasil Spurs minim menciptakan terobosan berbahaya di area kotak penalti The Reds.

Permainan bertahan Liverpool brilian. Klopp pun layak mendapatkan pujian atas permainan timnya.

 

 

3 dari 4 halaman

Fabinho dan Jordan Henderson Bermain Lebih ke Dalam

Ini adalah keputusan yang brilian dari Jurgen Klopp dan hasilnya terbayar dengan gemilang. Saat unggul lebih dulu melalui penalti Mohamed Salah, Liverpool bisa menahan gempuran Spurs.

Salah satu adalah karena Harry Winks dan Sissoko tidak dapat membuat banyak adalah karena mobilitas yang tak kenal lelah dari Henderson serta Fabinho.

Bahkan, Eriksen motor ofensif Tottenham dari lini kedua juga tidak mampu berbuat banyak, terutama di babak pertama. Hal ini tidak lepas dari kinerja Henderson. Kapten Liverpool tersebut membuat playmaker asal Denmark itu tidak berkutik.

Sementara itu, Fabinho melakukan apa yang telah dilakukan untuk sebagian besar musim ini: ia berjuang untuk setiap duel satu lawan satu serta berlari tanpa lelah untuk menutup ruang kosong. Intersep jangkar asal Brasil itu di lini tengah sangat penting untuk menghambat akselerasi serangan Spurs.

Konsekuensinya memang Liverpool lemah dalam menyerang. Tapi setidaknya mereka punya pertahanan berlapis yang sulit ditembus dengan bantuan kedua gelandang tersebut.

4 dari 4 halaman

Memainkan Divock Origi

Taktik jitu Jurgen Klopp lainnya adalah memainkan Divock Origi di babak kedua. Origi menggantikan Roberto Firmino pada menit ke-57, setelah melihat striker asal Brasil itu mati angin. Ia tidak membawa dampak sama sekali untuk menghidupkan lini ofensif The Reds.

Keputusan Klopp memainkan Origi pun terset terbukti tepat. Tiga menit jelang laga berakhir dalam waktu normal, Origi mencetak gol untuk membawa Liverpool unggul 2-0.

Gol itu sangat penting karena Spurs terlihat berbahaya dalam 10 menit terakhir dan mengancam untuk menyamakan skor. Tetapi, Origi memupus ambisi Spurs untuk membawa Liverpool memenangkan trofi Liga Champions 2019.

 

Video Populer

Foto Populer