Sukses


7 Cerita Menarik Setelah Drama Final Liga Champions: Liverpool Vs Tottenham

Bola.com, Jakarta - Liverpool menjadi kampiun Liga Champions dengan cara yang sedikit berbeda. Bermain melawan Tottenham pada partai pamungkas, Minggu (2/6/2019) dini hari WIB, The Reds bermain pragmatis untuk mengunci kemenangan dengan skor 2-0.

Bersama Jurgen Klopp, Liverpool dikenal sebagai salah satu tim dengan gaya bermain ofensif terbaik. Namun, hanya secuil permainan ofensif yang disuguhkan Liverpool pada partai final tersebut.

Setelah unggul cepat lewat gol penalti Mohamed Salah pada menit ke-2, Liverpool lantas mengubah pendekatan mereka dengan bermain defensif. Mereka bertahan sangat baik sampai Divock Origi mencetak gol kedua di menit ke-87.

Satu gol di awal, satu gol di akhir, dan bertahan di antaranya. Tiga gelandang Liverpool jarang naik menyerang. Mereka lebih sering membantu empat bek dalam blok defensif tujuh pemain.

Permainan itu tidak bisa dikatakan bagus, justru cenderung membosankan. Namun, trofi tetaplah yang paling penting. Liverpool boleh jadi meniru taktik parkir bus ala Jose Mourinho, tetapi taktik negatif itu terbukti manjur.

Sepak bola mudah lupa. Dalam beberapa tahun ke depan, tak akan ada yang membicarakan taktik negatif tersebut, hanya trofi yang diingat. Liverpool telah mencatatkan sejarah mereka sendiri.

Pendekatan Liverpool yang pragmatis itu tentu melahirkan beberapa statistik anomali untuk tim yang jadi juara. Apa saja? 

Liverpool (35,4 persen) merupakan tim pertama yang memenangkan final Liga Champions meski lebih sedikit menguasai bola daripada tim lawan sejak Inter Milan-nya Jose Mourinho yang mengalahkan Bayern Munchen pada final 2010, juga di Madrid.

Liverpool mencatatakan akurasi umpan nomor tiga terendah di antara tim mana pun yang bermain di Liga Champions musim ini: 63,34 persen.

Liverpool hanya menorehkan 101 umpan suskes pada babak pertama pertandingan - paling sedikit di antara laga mereka lainnya musim ini.

Liverpool cuma memberikan tiga tembakan tepat sasaran pada sebagian besar pertandingan, sementara Spurs harus menunggu sampai menit ke-73 untuk melepaskan tembakan tepat sasaran pertama mereka.

Selain data-data statistik situs 90min juga merangkum fakta-fakta unik pasca duel final Liga Champions. Simak di bawah ini:

Saksikan siaran langsung pertandingan-pertandingan Premier League, La Liga, Ligue 1, dan Liga Europa di sini

2 dari 2 halaman

Cerita-cerita Unik

  1. Liverpool berhasil memenangkan enam trofi kompetisi Eropa, dua kali lebih banyak ketimbang tim Inggris lainnya, Manchester United (3).​
  2. Jurgen Klopp menjadi manajer Liverpool keempat yang memenangkan kompetisi Eropa, setelah Bob Paisley, Joe Fagan, dan Rafael Benitez.​
  3. Klopp menjadi manajer kelima asal Jerman yang memenangkan trofi Eropa setelah Diettmar Cramer, Jupp Heynckes, Ottmar Hitzfeld, dan Udo Lattek.
  4. Mauricio Pochettino menelan dua kekalahan di laga final sebagai Manajer Tottenham Hotspur, setelah sebelumnya kalah di final League Cup 2015 melawan Chelsea.​
  5. Ini merupakan final Champions League yang pertama tanpa kartu perlu dikeluarkan oleh wasit.​
  6. Mohamed Salah menjadi pemain Afrika yang kelima berhasil mencetak gol di final kompetisi Eropa setelah Rabah Madjer, Samuel Eto'o, Didier Drogba, dan Sadio Mane.​
  7. Divock Origi menjadi pemain asal Belgia kedua yang berhasil mencetak gol di final Champions League setelah Yannick Carrasco melakukannya bagi Atletico Madrid kontra Real Madrid pada 2016.

Sumber: 90min

Video Populer

Foto Populer