Sukses


Selain Kasus Timnas Inggris di Bulgaria, Ini 5 Insiden Rasialisme Memalukan di Sepak Bola

Bola.com, Jakarta - Di era sepak bola modern seperti sekarang ini, kasus rasialisme masih juga mencuat. Sejumlah pemain masih menjadi sasaran tindakan rasial baik dari sesama pemain atau pendukung lawan.

Terbaru, tindakan berbau rasial mewarnai pertandingan Kualifikasi Piala Eropa 2020 antara Timnas Bulgaria melawan Timnas Inggris, Senin (14/10/2019) di Stadion Vasil Levski. Pada laga itu, Timnas Inggris menang telak 6-0. 

Laga tersebut sempat terhenti dua kali, yakni pada menit ke-27 dan 44 karena tindakan rasial yang dilakukan para suporter tuan rumah terhadap pemain Inggris.

Salah satu pemain yang jadi sasaran adalah Tyron Mings. Mings yang bermain sejak awal mendapat cemoohan suara monyet dari fans tuan rumah.

Para suporter yang mayoritas mengenakan jaket hoodie hitam dan penutup wajah itu juga mengacungkan jari tengah dan menunjukkan gerakan salut ala Nazi ke lapangan.

Kejadian yang dialami Timnas inggris bukanlah yang pertama kali di sepak bola. Berikut Bola.com merangkum dari berbagai sumber lima insiden rasialisme terburuk dalam sepak bola.

 

2 dari 6 halaman

1. Luis Suarez Vs Patrice Evra

Pertandingan antara Liverpool vs Manchester United pada 2011 diwarnai pelecehan rasialis yang dilakukan Luis Suarez kepada Patrice Evra. Setelah laga yang berkesudahan 1-1 itu, Evra mengeluhkan sikap Suarez yang berulangkali menyebutnya 'Negro'.

Insiden tersebut membuat tensi kedua tim semakin memanas. Apalagi Liverpool dan Setan Merah terkenal tak pernah akur alias musuh bebuyutan.

Pada akhirnya, FA menganggap Suarez bersalah dan menjatuhkan sanksi larangan bermain selama delapan laga plus denda sebesar 80 ribu pounds.

3 dari 6 halaman

2. Kevin-Prince Boateng

Kevin-Prince Boateng menjalani karier yang gemilang saat bermain untuk raksasa Serie A, AC Milan. Namun, performa apiknya bersama Il Diavolo Rosso membuat banyak orang tak senang.

Boateng pernah mendapatkan tindakan rasisme saat bermain di Italia. Bahkan, ia sempat berhenti main karena terus-menerus diejek oleh penggemar yang bertindak rasialis atas warna kulitnya.

Enam bulan setelah kejadian ini, gelandang Ghana itu meninggalkan AC Milan untuk bergabung dengan klub Jerman, Schalke. Hal tersebut ia lakukan dalam upaya untuk menjauh dari tindakan rasialisme di Italia.

4 dari 6 halaman

3. Dani Alves

Pemain asal Brasil, Dani Alves, pernah mengalami kejadian tak mengenakkan saat berseragam Barcelona. Kejadian itu dialami pada laga La Liga kontra Villareal, pada April 2014 di Stadion El Madrigal. Alves yang hendak mengambil tendangan sudut dilempar pisang oleh penonton tuan rumah.

Menariknya, Alves justru mengambil pisang tersebut, kemudian dikupas serta memakannya. Dia pun tak lupa mengucapkan terima kasih kepada penggemar yang melemparkan pisang ke arahnya, mengklaim bahwa memakan pisang itu memberinya kekuatan.

Dia juga berpendapat bahwa humor adalah cara paling efisien untuk mengatasi rasialisme. 

5 dari 6 halaman

4. Luis Aragones Vs Thierry Henry

Legenda sepak bola Spanyol, Luis Aragones, sangat sukses sebagai pemain dan manajer. Sayang, sederet prestasi itu harus tercoreng karena tindakan rasisme saat sedang melakukan sesi latihan bersama anak asuhnya di Timnas Spanyol.

Pada saat latihan, Aragones memberikan semangat kepada Reyes dengan kata-kata rasis yang mengarah kepada pemain Prancis, Thiery Henry.

"Kamu harus percaya pada diri sendiri dan kamu harus lebih baik dari si ****** Hitam itu (Henry),” ucapnya.

Kata-kata berbau rasial itu terdengar oleh media dan menjadi berita panas. Akibat dari perbuatannya itu, Aragones harus menerima sanksi berupa denda sebesar 2.000 euro.

6 dari 6 halaman

5. Sergio Busquets Vs Marcelo

Pemain Barcelona, Sergio Busquets, juga pernah melakukan tindakan rasisme. Tindakan rasisme tersebut ia lakukan pada semifinal Liga Champions 2010-2011, saat Barcelona berhadapan dengan Real Madrid.

Pada pertandingan yang dimenangkan Barca dengan skor 2-0 itu, Busquets tertangkap kamera mengatakan 'Mono, mono,' pada pemain El Real, Marcelo, yang berarti 'Monyet, monyet'.

Meskipun UEFA tak menghukum Busquets, namun apa yang dilakukannya termasuk tindakan rasisme dan tidak dibenarkan dalam sepak bola.

Video Populer

Foto Populer