Sukses


Momen Perpisahan Mengharukan 5 Pesepak Bola dengan Klubnya

Bola.com, Jakarta - Perpisahan dengan klub salah satu menjadi momen berat bagi setiap pemain sepak bola. Mereka akan teringat dengan kenangan serta berbagai suka duka yang telah diukir selama di lapangan maupun ruang ganti.

Perpisahan Francesco Totti dan AS Roma bisa menjadi contoh. AS Roma merupakan klub satu-satunya yang diperkuat oleh Totti selama berkiprah di kancah sepak bola.

Ia mendapat gelar Pangeran Roma berkat kesetiaannya berseragam I Lupi. Totti mendapat banyak pujian dan ucapan terima kasih dari para penggemar yang memadati Stadion Olimpiade Roma saat pensiun.

Perpisahan Francesco Totti dan AS Roma bisa dibilang sangat emosional. Tak sedikit yang menitikkan mata, baik pemain maupun para suporter. 

Selain Francesco Totti, beberapa pemain sepak bola pun mengalami momen perpisahan mengharukan dengan klubnya. Berikut ini tujuh perpisahan mengharukan antara pemain dengan klubnya.

2 dari 6 halaman

1. Andres Iniesta

Andres Iniesta menjalani laga terakhir bersama Barcelona di Camp Nou, pada 21 Mei 2018. Barcelona menghadapai Real Sociedad dan Iniesta bermain selama 82 menit.

Setelah pertandingan ia menyampaikan pesan perpisahan kepada pendukung Barcelona. Ia berpisah setelah 22 tahun membela El Barca.

Iniesta mengaku hatinya akan selalu berada di Camp Nou sebagai salam perpisahan untuk rekan setim dan suporter yang memadati Camp Nou.

Sebelum pertandingan dimulai, Andres Iniesta mendapat penghormatan dengan mosaik bertuliskan "infinity Iniesta" saat dirinya memasuki lapangan.

Momen mengharukan lain tersaji saat Iniesta ditarik keluar. Dia disambung standing ovation dari para penonton dan pelukan dari rekan setimnya. Iniesta kemudian menyerahkan ban kapten kepada Lionel Messi.

Setelah pertandingan, Andres Iniesta tak kuasa menahan air mata. Dia kemudian menguncapkan kata-kata perpisahan yang emosional. 

"Ini hari yang sulit, tetapi 22 tahun di Barcelona sangat luar biasa. Menjadi kebanggaan dan kebahagian bagi saya membela, mewakili lambang ini. Bagi saya klub ini terbaik di dunia," ujar Iniesta.

"Terima kasih kepada semua rekan tim saya. Saya akan sangat merindukan kalian. Terima kasih kepada fans, untuk semua cinta dan semua yang kalian berikan kepada saya sejak tiba di sini sebagai seorang anak laki-laki. Kini saya pergi sebagai seorang pria," imbuh Iniesta. 

 

 

3 dari 6 halaman

2. Xavi Hernandez

Xavi Hernandez berpisah dengan Barcelona pada 2015. Ia tak kuasa menyembunyikan kesedihan saat perpisahan. Puluhan ribu pendukung Barcelona pun memberikan tepuk tangan sebagai bentuk terima kasih kepada Xavi.

Pada 3 Juni 2015, Barcelona menggelar acara perpisahan di salah satu ruangan yang menjadi fasilitas Barca, Auditori 1899. 

Acara itu dihadiri rekan-rekan satu tim, pelatihnya Barcelona saat itu Luis Enrique, keluarga, teman dekat, beberapa petinggi klub termasuk presiden Josep Maria Bartomeu. Kurang lebih 120 awak media meliput acara tersebut.

"Terima kasih Barcelona dan semuanya. Saya sungguh sangat berterima kasih. Saya tak pernah membayangkan semua yang saya alami di klub ini," kata Xavi saat berpidato menyampaikan perpisahan, dikutip fcbarcelona.com.

Sempat menangis, dengan emosional Xavi kembali menegaskan keinginannya untuk memberikan medali terakhir bagi Barcelona dengan memenangkan final Liga Champions 2015.

Ia juga mengucapkan terima kasih pada orang-orang yang berjasa dalam kariernya, seperti mantan pelatih junior Barca, Joan Villa, disebut pula nama Luis Enrique serta dua mantan pelatih lainnya, mendiang Tito Villanova dan Luis Aragones.

 

 

4 dari 6 halaman

3. Zinedine Zidane

Zinedine Zidane berpisah dengan Real Madrid sebagai pemain pada 2006. Ribuan fans menitihkan air mata saat perpisahan mereka.

Fans Real Madrid merasa sangat kehilangan karena jasa dan dedikasi Zidane terhadap klub berjuluk El Real tersebut sangat luar biasa. Dia berhasil mempersembahkan banyak gelar untuk Los Blancos. 

Pada 2016 Zidane kembali sebagai pelatih dan berhasil mengantarkan Real Madrid meraih gelar Liga Champions tiga kali berturut-turut.

 

5 dari 6 halaman

4. Gianlugi Buffon

Gianlugi Buffon sempat melakukan pesta perpisahan dengan Juventus pada akhir musim 2017/2018. Perpisahan tersebut. menjadi momen yang tak terlupakan.

Ribuan fans Juventus bersedih melepas sang pemain legenda. Buffon juga mengirim pesan perpisahan mengharukan kepada fans. 

"6111 hari, enam ribu momen penuh hasrat, suka cita, air mata, kekalahan, dan kemenangan. Terima kasih. Terima kasih untuk kalian. Setiap orang berkontribusi pada tiap momen saya dengan kostum Bianconeri sehingga menjadi spesial. Sebuah hidup yang sudah menjadi kulit kedua bagi saya."

"Kulit yang saya pakai, cintai, dan hormati. Sesuatu yang sangat berharga dan saya lindungi. Dengan semua keterbatasan saya, tapi juga dengan semua hasrat yang selalu menemani saya. Besok, petualangan itu berakhir. Buku yang telah kita tulis bersama akan ditutup. Sangat banyak emosi, terlalu banyak. Mau tak mau, petualangan baru akan dimulai, buku baru akan dibuka."

"Juventus akan selalu ada di atas kepentingan semua pemain, selalu. Juventus akan terus menulis halaman-halaman penting di buku itu, sesuatu yang saya percaya tak akan berhenti. Klub ini punya DNA unik yang tak bisa disamai. Tak bisa diulang dan luar biasa."

"Juve adalah keluarga, keluarga saya. Saya tak akan pernah berhenti mencintainya, berterima kasih kepadanya, dan memanggilnya rumah. Juventus sudah memberikan begitu banyak hal. Segalanya. Melebihi apa yang saya berikan."

 

Namun, kecintaan Buffon terhadap Juventus begitu besar. Ia kembali memperkuat Juventus pada musim 2019-2020 setelah satu musim bermain bersama Paris Saint-Germain. 

 

6 dari 6 halaman

5. Steven Gerrard

Steven Gerrard merupakan pemain akademi Liverpool. Ia telah bermain untuk The Reds sejak usia belia. Steven Gerrard berpisah dengan Liverpool pada 2015. Perpisahan Gerrard semakin pahit karena Liverpool menderita kekalah 1-3 dari Crystal Palace.

Pada laga itu, Steven Gerrard untuk terakhir kalinya berjalan keluar dari lorong pemain Stadion Anfield sebagai kapten Liverpool. Gerrard memutuskan pergi dari Liverpool untuk bergabung dengan klub MLS, LA Galaxy. 

Kecintaan Gerrard pada Liverpool tak perlu diragukan. Gerrard juga mengakui, bermain untuk Liverpool adalah mimpinya yang menjadi kenyataan. 

"Rasanya sangat aneh melangkah keluar di Anfield untuk terakhir kalinya. Saya mencintai setiap menitnya dan saya akan kehilangan begitu banyak," ungkap Gerrard dalam acara perpisahan di depan publik Anfield, selepas laga kontra Crystal Palace.

"Pertama Anda bermain untuk Liverpool adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Segala sesuatu yang lain setelah itu adalah bonus bagi saya. Pertama kali bermain untuk Liverpool adalah mimpi yang mutlak," ucapnya.

Gelandang berusia 34 tahun itu kemudian mengucapkan rasa terima kasihnya kepada semua orang yang telah membantunya di Liverpool. Gerrard menekankan kepergiannya dari Liverpool tak lain untuk menyelamatkan masa terakhir sebagai pesepak bola. 

"Pertama dan terpenting, saya ingin berterima kasih semua orang di klub yang membantu saya selama 17 tahun terakhir. Saya ingin berterima kasih kepada semua rekan-rekan saya hari ini, dan seluruh skuat. Semua mantan pemain yang telah bermain bersama saya," tutur Gerrard.

"Mereka membuat saya menjadi pemain seperti hari ini. Terima kasih kepada orang-orang paling penting di klub, tapi suporter melebihi apa pun," imbuhnya.   

Video Populer

Foto Populer