Sukses


Atletico Madrid Membuktikan Liverpool Bukan Tim yang Sempurna

Bola.com, Jakarta - "Ini adalah salah satu pertandingan tersulit dalam hidup pesepak bola," kata Jurgen Klopp sebelum duel Liverpool kontra Atletico Madrid di leg pertama 16 besar Liga Champions. Terbukti, sang juara bertahan takluk 0-1 dan terpaksa pulang dengan tangan hampa.

Kekalahan yang menyesakkan. Liverpool menekan dan menyerang, mendominasi penguasaan bola. Serangan demi serangan diluncurkan, tapi Mohamed Salah dkk. bahkan gagal membuat satu pun tembakan tepat sasaran.

The Reds memang masih punya kesempatan pada leg kedua, 12 Maret 2020 mendatang di Anfield. Namun, pertandingan itu jelas tidak akan mudah jika menyorot fakta betapa tangguhnya pertahanan Atletico.

Kekalahan ini hanyalah kekalahan ketiga bagi Liverpool sepanjang musim ini, yang menunjukkan betapa kuatnya pasukan Klopp. Apa yang terjadi? Mampukah Liverpool mempertahankan trofi mereka?

Gagal membuat tembakan tepat sasaran membuktikan betapa frustrasinya pemain-pemain Liverpool pada pertandingan tersebut. Namun, bukan berarti penyerang-penyerang Liverpool tidak mencoba, bukan berarti mereka tidak bisa mencetak gol.

Menurut Sky Sports, tandang ke Atletico merupakan salah satu pertandingan paling sulit di Eropa. Diego Simeone merupakan pelatih keras kepala, yang mampu membentuk tim keras kepala pula.

Bencana Liverpool dimulai ketika Saul Niguez mencuri gol cepat di menit ke-4. Sejak saat itu, skuad Liverpool jatuh dalam jebakan Atletico, mereka dibiarkan menguasai bola tanpa benar-benar menyerang.

Video

2 dari 4 halaman

Kelemahan The Reds

Liverpool sudah sangat kuat musim ini, tapi masih ada satu kelemahan fatal. Ketika tertinggal terlebih dahulu, The Reds terkadang kesulitan membalikkan keadaan, untungnya mereka jarang mengalami kondisi tersebut.

Atletico bahkan bisa membuat bek tangguh seperti Virgil van Dijk membuat kesalahan, yang berujung pada kebobolan mereka. Pada laga ini, Sky Sports menilai pertahanan Liverpool gagal mencapai level tinggi seperti biasanya.

Klopp mencoba mengubah situasi. Dia menarik keluar beberapa pemain dan memainkan yang lain. Namun, begitu mencapai menit ke-60, ritme permainan Liverpool terus-menerus dirusak Atletico.

3 dari 4 halaman

Strategi Parkir Bus

Atletico tidak benar-benar menyerang, tidak peduli dengan julukan parkir bus. Mereka membiarkan Liverpool mendominasi 72,5 persen penguasaan bolka, tapi itu bahkan tidak cukup untuk menguji Jan Oblak.

Sebenarnya sudah ada beberapa tim yang mencoba menggunakan cara ini untuk menghadapi Liverpool, tapi sepertinya hanya Atletico yang mampu konsisten menjaganya sampai 90 menit. Yang dicemaskan Klopp, Atletico bakal mengulangi gaya bermain ini pada leg kedua nanti.

Pertandingan itu jelas akan sulit, Liverpool harus menyerang di Anfield, tapi tidak boleh kebobolan terlebih dahulu. Akhirnya, harapan Liverpool mempertahankan trofi bergengsi ini menghadapi ujian terbesarnya.

4 dari 4 halaman

Keangkeran Anfield

Untungnya, Anfield selalu jadi salah satu stadion paling sulit bagi tim tampu mana pun. Barcelona jadi bukti yang paling dikenang sampai sekarang, ketika Lionel Messi dkk. takluk 4-0.

Nanti, giliran Atletico yang harus menghadapi tekanan Anfield. Pemain ke-12 Liverpool jelas tidak akan diam saja melihat perjuangan 11 pemain di lapangan.

 

Sumber asli: Sky Sports

Disadur dari: Bola.net (Richard Andreas, Published 19/2/2020)

Video Populer

Foto Populer