Sukses


Momen Pengalaman Mendapat Tanda Tangan Asli Diego Maradona di Jersey Timnas Argentina

Bola.com, Jakarta - Selang 27 tahun setelah keberhasilan membawa Argentina menjadi juara di Piala Dunia Meksiko 1986, aura kebintangan Diego Maradona masih terpancar amat kuat. Hal itu terlihat jelas saat Maradona datang ke Indonesia pada Juni 2013.

Kebetulan pada saat itu saya sebagai penulis mendapatkan tugas dari kantor untuk meliput beberapa kegiatan seputar kedatangan Diego Maradona. Kala datang ke Jakarta dan Surabaya, Maradona sudah pensiun dari lapangan hijau sebagai pemain selama 16 tahun. Ia resmi pensiun pada 1997 setelah memperkuat tim profesionalnya yang kedua, Boca Juniors, selama dua tahun.

Meski cukup lama menyandang status sebagai pensiunan pemain sepak bola, Maradona tetap menjadi bintang yang menarik perhatian. Magnet dirinya begitu kuat sehingga membuat apapun yang dilakukan Maradona tetap memiliki nilai berita yang kuat. Hal itu terus terjadi hingga ia meninggal.

Beberapa kali saya melihat mantan pemain kelas dunia yang datang ke Indonesia. Namun tak ada yang aura bintangnya masih sekuat Maradona. Dari sisi dalam diri sendiri, Maradona tetap terlihat memposisikan dirinya tetap sebagai bintang.

Suasana hatinya mudah berubah. Tak mudah buat siapapun mendekati dirinya. Interaksi apapun dengan Maradona dibatasi mulai dari dirinya sendiri. Momen dia mau melayani foto bareng dengan siapapun nyaris tak pernah terlihat.

Saat tiba di Jakarta, mood Maradona sudah rusak akibat di airport ia merasa kesal, karena ada orang yang mencoba untuk bersalaman dan memegang badannya. Ia ngambek dan membuat beberapa agenda acara berubah atau bahkan batal.

Agenda seminar sepak bola di Jakarta batal karena Maradona menolak hadir. Ia juga batal memberikan coaching clinic dan hanya hadir sebentar di Gelora Bung Karno. Maradona beralasan acara tersebut tak ada dalam kontraknya.

Maradona juga tak ragu untuk membatalkan kedatangannya ke Medan karena alasan masih kelelahan. Tak cuma ke Medan, ia juga batal ke Makassar dengan alasan tak mau kedatangannya dikaitkan dengan agenda politik lokal.

Sederet ulah eksentrik Maradona di Jakarta tersebut membuat saya yang ditugasi untuk meliput lanjutan kegiatan Maradona di Surabaya tak berharap banyak. Begitu juga ketika rekan sekantor saya yang merupakan fans fanatik dari Maradona menitipkan jersey Argentina.

"Kalau ada kesempatan, tolong minta tanda tangan Maradona di jersey ini ya bro," ujar Ario Yosia, rekan sekantor saya yang sejak masih kanak-kanak mengaku sudah ngefans ke Maradona karena aksinya di Piala Dunia 1986. Ia tampaknya juga tak berharap banyak karena mendengar polah Maradona sejak tiba di Jakarta.

 

Saksikan Video Berikut

2 dari 2 halaman

Mood Berubah

Namun di Kota Pahlawan, mood Maradona berubah total. Entah karena pelayanan panitia yang membuat sang bintang senang, atau memang suasana hatinya sedang gembira, Maradona bersikap lebih kooperatif. Meskipun tetap sulit buat didekati oleh siapapun.

Beda nasib dengan acara coaching clinic di Jakarta, di Surabaya Maradona mau turun ke lapangan di kawasan Tugu Pahlawan dan memberikan coaching clinic ke bocah-bocah cilik murid SSB selama 45 menit.

Tak hanya itu. Pada malam harinya pada acara gala dinner di hotel JW Marriot, legenda Argentina itu juga terlihat ceria. Sepanjang acara Maradona banyak menebar senyum dan sempat menyanyikan lagu berbahasa Spanyol berjudul Besame Mucho diiringi band.

Momen paling spesial buat saya pada malam itu adalah ketika Maradona bersedia membubuhkan tanda tangannya di jersey Timnas Argentina yang dititipkan oleh rekan Yosia dari Jakarta. Sayang, momen itu tak sempat saya abadikan lewat jepretan foto karena kejadian yang cepat dan Maradona masih tak memberikan kesempatan banyak pihak untuk berfoto bersama. Tambahan lagi, saat itu belum ada tren selfie sehingga saya tak punya bukti foto pernah berada di posisi yang begitu dekat dengan Maradona. 

Saat membaca informasi Maradona meninggal pada Rabu (25/112020) malam WIB, terbersit sedikit perasaan menyesal karena tak punya kenangan foto, momen ketika meliput acara Maradona. Namun rasa sesal itu hilang karena rekan saya, Ario Yosia, mengirim foto jersey Argentina yang ditandatangani Maradona. Sebuah hal yang malah saya lupakan.

Ya. Meskipun jersey itu bukan milik saya, selain pengalaman meliput, saya ternyata punya bukti kenangan bersama Diego Maradona. Adios Diego, semoga damai di sisi Tuhan.    

 

Video Populer

Foto Populer