Sukses


4 Faktor Penting di Balik Sukses Inter Milan Sudahi Dominasi Juventus di Liga Italia

Bola.com, Jakarta - Inter Milan memenangkan gelar Serie A pertamanya dalam lebih dari satu dekade. Keberhasilan ini sekaligus memutus dominasi Juventus di Liga Italia.

Hasil imbang yang diraih Atalanta saat bertandang ke markas Sassuolo berarti tidak ada tim yang bisa mengejar Inter. Meski masih ada empat pertandingan tersisa, perolehan poin yang didapat anak asuh Antonio Conte tidak akan terlewati lagi.

Itu adalah trofi pertama Inter sejak 2011 dan gelar liga pertama sejak 2010, saat meraih treble, yakni Liga Italia, Liga Champions, dan Piala Italia.

Bisa dibilang, Inter Milan terbantu dengan tersingkirnya mereka lebih awal dari Liga Eropa. Hal itu membuat Romelu Lukaku dkk. bisa memfokuskan semua perhatiannya di liga.

Tetapi di Liga Italia Serie A, mereka juga memiliki pertahanan terbaik dan salah satu tim dengan serangan terbaik. Nerazzurri bahkan mencatatkan status unbeaten sejak Januari. Ya, Inter Milan tak terkalahkan pada 18 pertandingan berturut-turut.

 

2 dari 5 halaman

Tongkat Sulap Antonio Conte

Orang yang memulai era dominasi Juvenetus adalah dia yang mengakhirinya pula. Orang itu adalah Antonio Conte.

Pelatih yang tumbuh besar sebagai suporter Juventus seumur hidup dan mantan pelatih serta pemain Bianconeri, Antonio Conte, memimpin Juventus meraih tiga gelar pertama dari sembilan gelar Serie A berturut-turut tetapi mengakhirinya pada musim keduanya saat menangani Inter.

Kepala eksekutif Inter, Giuseppe Marotta, membawa Conte ke Juventus, dan dia juga yang merekrutnya. Conte datang ke Inter Milan yang berantakan ketika pada 2019 menyusul cuti setahun setelah dipecat oleh Chelsea.

Inter amburadul setelah musim yang penuh kekacauan, dengan bintang-bintang yang berkinerja buruk dan perselisihan di ruang ganti. Tapi Conte mengguncang segalanya dan mengubah skuad dengan sikapnya yang tegas, tanpa basa-basi, dan perhatian terhadap detail.

Pada musim pertamanya sebagai pelatih, ia memimpin Nerazzurri ke final Liga Europa, di mana mereka kalah dari Sevilla, dan dalam jarak yang sangat dekat dengan mahkota Serie A.

Dan pelatih berusia 51 tahun itu tampil lebih baik musim ini meskipun secara terbuka mempertimbangkan untuk meninggalkan Inter setahun yang lalu ketika dia dengan keras mengkritik pemilik klub China tersebut karena gagal "melindungi" skuad dari kritik.

 

3 dari 5 halaman

Duo Lula

Duet striker Inter Milan, Romelu Lukaku dan Lautaro Martínez telah membentuk kemitraan yang mengesankan. Mereka dijuluki "LuLa" oleh media Italia.

Conte merekrut Lukaku dari Manchester United pada 2019 dengan harga sekitar 80 juta euro. Banyak pihak mengklaim kalau itu kesalahan besar karena harganya terlalu tinggi.

Namun, di bawah asuhan Conte, Lukaku telah berkembang pesat dan mencetak 34 gol di semua kompetisi musim lalu.

"Anda dapat melihat apa yang telah dilakukan Romelu," kata Conte baru-baru ini. "Saya tidak lupa berapa banyak orang yang mengangkat hidung mereka saat kedatangannya, berbicara tentang harganya yang dinilai terlalu tinggi."

"Tapi sejak awal saya katakan bahwa dia telah tiba di sini dengan potensinya dan dengan kerja keras dia bisa melakukan sesuatu yang luar biasa. Dia telah membuat peningkatan luar biasa dan masih bisa melakukan lebih banyak lagi."

Lukaku telah mencetak 27 gol sejauh musim ini dan memberikan lebih banyak assist untuk rekan satu timnya, termasuk Martínez.

Duo ini mencetak 55 gol musim lalu dan telah mencetak 44 gol di antaranya sejauh musim ini.

 

4 dari 5 halaman

Trio Lini Belakang

Meski banyak pujian yang diberikan untuk serangan Inter, tim asuhan Conte juga solid di lini belakang. Hanya kebobolan 29 gol sepanjang musim ini.

Pertahanan Juve yang terkenal di BBC dari Leonardo Bonucci, Andrea Barzagli, dan Giorgio Chiellini berada di jantung kesuksesan Bianconeri. Trio Inter Milan Skriniar, Stefan de Vrij dan Alessandro Bastoni dapat melakukan hal yang sama untuk Nerazzurri.

“Saya melihat banyak kemiripan dengan jalur yang diambil oleh Bonucci, Barzagli dan Chiellini di Juve,” kata Conte. “Mereka juga tidak memiliki CV sebelumnya, banyak kemiripan dengan Milan (Skriniar), Stefan dan Alessandro."

"Jika mereka mulai menang, mereka akan mulai di jalur di mana akan ada lebih banyak kesadaran, harga diri, dan kepastian dalam kemampuan mereka sendiri. BBC juga tidak memenangkan apa pun ketika mereka memulai dengan saya. Saya berharap hal yang sama akan terjadi pada Skriniar, De Vrij dan Bastoni."

Di bawah Conte, ketiganya meningkat. Skriniar telah berkembang pesat, sementara De Vrij telah menjadi pemimpin yang penting dan Bastoni yang berusia 22 tahun disebut-sebut sebagai salah satu prospek terbaik untuk masa depan tim nasional Italia.

Di belakang ketiganya ada kiper veteran Samir Handanovicc. Pemain berusia 36 tahun itu telah membuat 14 clean sheet di liga musim ini dan hanya kebobolan enam gol dalam 17 pertandingan terakhir.

 

5 dari 5 halaman

Tidak Terganggu Urusan Non-teknis

Perjalanan Inter Milan musim ini terganggu dengan urusan non-teknis. Tapi, manajemen tim tetap bisa fokus. Urusan manajemen klub dengan tim tidak dicampuradukkan, sehingga mereka bisa melenggang mulus hingga pekan ke-34.

 

Suning Group selaku pengelola Inter yang dipimpin oleh Steven Zhang mengalami krisis finansial. Sekitar satu bulan lalu, desas-desus mengenai prospek penjualan klub juga masih ramai. Tapi sekali lagi, Lukaku dan kolega tetap menjaga konsentrasi di atas lapangan.

Sumber: AP

 

Video Populer

Foto Populer