Sukses


Sejarah Copa, Ketika Messi Menampik Gelar

Bola.com, Jakarta Pandemi Covid-19 mengubah lanskap sepak bola dengan cara yang tidak terbayangkan. Siapa sangka Brasil sebagai tuan rumah Copa America 2021 ini justru ditentang oleh pelatih dan timnas-nya sendiri soal kegigihan untuk melanjutkan agenda rutin di kawasan Amerika Selatan ini? Apalagi sebabnya kalau bukan karena keraguan mereka soal kedisiplinan pelaksanaan protokol kesehatan di sepanjang turnamen yang digelar selama sebulan sejak 13 Juni.

Sejatinya kejuaraan yang akan digelar di Argentina dan Kolombia pada tahun silam pun seperti biasa bakal mengundang timnas tamu asal Asia, namun semua batal karena pandemi. Ya, Qatar dan Australia menarik diri pada Februari silam karena gelaran putaran kedua kualifikasi Piala Dunia 2022 di zona Asia diundur dan digelar juga pada Juni ini.

Well, bila Kolombia menyatakan mundur sebagai tuan rumah karena Presiden Ivan Duque Marquez diprotes soal keamanan dalam negeri serta perihal prioritas ekonomi domestik di masa sulit, Argentina justru batal menjadi tuan rumah murni karena ketidakyakinan mereka bahwa prosedur prokes bisa berjalan lancar dengan banyaknya kendala teknis dan infrastruktur.

Kini Kolombia berada di Grup Zona Utara bersama juara bertahan dan sekaligus tuan rumah Brasil, sedangkan lawan terkuat Argentina di Grup Zona Selatan adalah Bolivia. Menariknya, kapten Tim Tango, Lionel Messi, belum-belum sudah trauma karena Argentina satu grup juga dengan Chili.

Prahara dengan Chili memang menghantui Messi sejak enam tahun silam ketika Argentina takluk dari sang lawan pada laga pemuncak Copa America 2015 lewat drama adu tendangan penalti. Saat itu La Pulga alias Si Kutu bahkan menolak untuk mendapatkan gelar pemain terbaik karena kecewa berat dengan kegagalan Argentina.

 

Belum Sebanding Aib Palermo

“Tanpa bermaksud merendahkan nilai penghargaan tersebut, saya saat itu melihat tidak ada artinya sebuah gelar individual untuk saya ketika negara saya gagal menjadi juara. Semua percuma saja, dan saya tidak menyesali keputusan itu,” kata Messi kepada Latino Football.

Menariknya lagi, bintang Chili, Alexis Sanchez, yang terpilih sebagai man of the match di final tidak didaulat untuk menggantikan Messi baik oleh Conmebol mapun oleh panitia. Sanchez menyebut bisa memahami sikap Messi dan sebagai tanda hormat ia pun menyebut tidak bakal bersedia bila diminta menerima status sebagai pemain terbaik dalam turnamen.

Hasilnya, sejarah pun mencatat bahwa Copa America 2015 di Chili tersebut adalah satu-satunya seri turnamen antarnegara se-Amerika Selatan yang tidak memiliki pemain terbaik. Meskipun berdampak telak pada catatan sejarah, banyak pengamat menyebut keanehan ini belum seberapa dibanding saat pilar Argentina lainnya, Martin Palermo, melakukan hattrick kegagalan mencetak gol dari titik penalti ke gawang Kolombia pada Copa Amerika ’99. Aib yang sungguh memalukan. (*)

Video Populer

Foto Populer