Sukses


7 Caster Pria di Panggung E-Sports yang Jadi Magnet Para Wanita

Bola.com, Jakarta - Turnamen dan kompetisi electronic sports (E-Sports) tak lepas dari peran caster. Pada setiap nomor E-Sports, caster tak sekadar 'mejeng', tapi juga memberi beragam informasi. Semua itu berlatar tak semua penonton terbiasa dengan ragam istilah dalam olah raga virtual tersebut.

Selain itu, kehadiran caster juga bisa membawa suasana berbeda pada setiap pertandingan. Nah, caster-caster pria yang dominan mampu menjadi daya tarik tersendiri, terutama untuk kaum hawa.

Para caster pria memiliki beberapa ciri yang membuat para penggemar mampu membedakan setiap idola mereka. Satu yang pasti, deretan caster pria juga bisa menarik perhatian karena memiliki wajah yang tampan.

Tidak heran, mereka juga menjadi idola para wanita. Berikut ini 7 caster E-Sports pria yang mampu memikat hati wanita:

 

2 dari 2 halaman

Para Caster Pria

Julian Carr (Pastrytime)

Caster satu ini berasal dari Australia. Julian Carr bekerja untuk Riot Oceania, perusahaan video game yang berbasis di Australia. Ia mulai aktif sebagai caster untuk game League of Legends pada 2010.

Nama Carr cukup populer di negerinya sendiri. Mulai dari event kecil hingga yang besar, ia pernah memandunya. Carr juga dikenal rajin menulis artikel yang didedikasikan untuk E-Sports Warcraft 3.

Martin Lynge (Deficio)

Martin Lynge adalah gamer, manajer dan juga caster. Awal perjalanan Lynge dalam dunia 'gaming' dimulai dari bermain game Heroes of Might and Magic III, Age of Empires II, Football Manager dan World of Warcraft.

Lynge baru diperkenalkan pada game populer, League of Legends dari temannya. Ia menjalani karier sebagai 'full time caster' pada Januari 2014. Lynge cukup populer di Twitter. Pemilik akun @Deficiolol sudah memiliki 166 ribu pengikut sampai saat ini.

Austin Walsh (Capitalist)

Caster satu ini berasal dari Amerika Serikat. Austin Walsh layak dilabeli pria macho. Siapa sangka, Walsh pernah bekerja untuk Korps Marinir Amerika Serikat.

Selama kariernya, Walsh pernah menjadi caster game Heroes of Newerth dan Dota 2. Pada Agustus 2016, Walsh meninggalkan studio caster, joinDOTA dan memutuskan berdiri sendiri sebagai broadcaster.

Toby Dawson (TobiWan)

Nama Toby Dawson tentu familiar bagi para pecinta E-Sports. Pengalaman Toby Dawson sudah dimulai sejak 2011. Soal prestasi, Toby Dawson dibilang mentereng. Ia terpilih sebagai komentator terbaik pilihan GosuGamer selama tiga tahun beruntun, yakni pada 2013, 2014 dan 2015.

Kini, Toby Dawson berstatus pekerja lepas untuk game Dota 2. Toby Dawson pernah tampil dalam film dokumenter, Free to Play yang rilis pada 2014.

Owen Davies (ODPixel)Owen Davies atau dikenal ODPixel adalah caster profesional untuk game Dota 2. Dia dikenal dengan gaya enerjik dan mampu mengajak penonton ikut dalam suasana pertandingan.

Bakat Davies sebagai caster terbentuk karena dirinya yang pernah bekerja sebagai penyiar di sebuah radio. Nama Davies mulai menjadi bahan perbincangan internasional ketika menjadi komentator dalam pertandingan Dota 2 yang berlangsung selama tiga jam. Davies sendiri sudah menjalin kasih dengan caster cantik, Jorien van der Heijden atau lebih dikenal Sheever.

Jeff Chau (SuiJeneris)

Jeff Chau adalah pemain untuk game Vainglory pada awalnya. Kerja keras mengantarkanya menjadi analis di puncak Vainglory Worlds 2017.

Bukan saja fokus di e-sports, Jeff Chau juga merupakan entrepreneur. Jeff Chau adalah founder dari Game Gether, aplikasi untuk gamers berbasis media sosial.

Pesona Chau semakin naik ketika berpartner dengan Carolyn Wang menjadi caster nomor Arena of Valor (AOV) pada Asian Games 2018 yang digelar di BritAma Arena, Jakarta.

William Cho (Chobra)

William Cho adalah host dan produser European Sports League (ESL). Memiliki wajah khas Asia, Cho ternyata tumbuh besar di Amerika Serikat. Ia aktif bermain Starcraft 2, Hearthstone, dan Dota 2. Selain sebagai gamer, Cho juga memiliki bakat beatbox dan bermain biola.

Cho dikenal sebagai caster serba bisa. Ia menjadi caster untuk game Starcraft II, Call of Duty, Counter Strike dan League of Legends. Daya tarik Cho tak hanya sampai di situ saja. Cho bahkan fasih dalam tiga bahasa, Inggris, Korea dan Jerman. (Reynaldo Imanuel)

Sumber : Liquipedia, Gamepedia

Video Populer

Foto Populer