Sukses


Cerita 2 Atlet E-Sports soal Bagi Waktu Hingga Luluhkan Hati Orang Tua

Bola.com, Jakarta - Olahraga elektronik atau kerap disebut eSports, merupakan jenis permainan yang identik digeluti kaum adam. Namun, stereotip itu nyatanya tidak berpengaruh bagi kedua gamers profesional asal Indonesia, yakni Ridha Audrey dan Nabila Nabbsky.

Kedua perempuan berusia 21 tahun itu merupakan anggota tim Female Fighters (FF) Gaming Indonesia. Audrey dan Nabila mengaku sudah berkecimpung di dunia eSports sejak 2013.

Counter Strike Global Offensive (CS GO) merupakan jenis permainan yang mereka pilih pada awalnya. Namun, Audrey beralih dari CS GO untuk fokus bermain Play Unknown Battleground (PUBG).

Audrey pun tidak bergabung bersama Nabilla untuk mewakili FF Gaming dalam turnamen CS GO tingkat Asia Tenggara, yang bertajuk South East Asia Cyber Arena (SEACA). 

"Saya main PUBG saat ini. Dulu anak CS GO, tetapi sekarang sudah pensiun. Jadi sekarang senang main PUBG," tutur Audrey ketika ditemui Bola.com dalam acara peresmian SEACA, di Mall Taman Anggrek, Jakarta, Rabu (17/10/2018).

"Kalau saya dari dulu sudah main CS GO dan sudah senang main itu. Ya jadinya konsen main itu aja," Nabila menambahkan.

Nabila dan Audrey mengaku tidak bisa fokus sepenuhnya untuk eSports karena memiliki kesibukan lain. Namun, mereka selalu menyisihan waktu untuk mengasah kemampuan dalam permainan berjenis menembak tersebut.

"Kami adalah tim yang mempunyai manajemen dan organisasinya juga sudah lancar. Namun, kami juga memiliki kewajiban yang lain karena kami adalah perempuan yang punya banyak kegiatan di luar eSports. Jadi tidak bisa fokus 100 persen di dunia game. Jadi, paling tidak latihan tiga kali dalam sepekan," tutur Nabila

"Sehari saya bisa bermain sampai delapan jam. Bagi saya, eSports sudah menjadi hobi. Jadi saya tidak bisa hanya main sebentar saja," Audrey menambahkan.

ESports sering dianggap sebagai dunia yang tidak menghasilkan sehingga sulit mendapat restu orang tua. Situasi itu pun sempat dialami Audrey dan Nabila.

Akan tetapi, mereka bisa menunjukan jika eSports tidak hanya sekadar untuk bermain, melainkan juga bisa menjadi profesi yang menjanjikan pada era saat ini.

"Awalnya tidak mendukung. Banyak gamers yang sering dimarahi dan tidak didukung orang tua. Saya termasuk yang sering dimarahi juga. Namun, saya sudah membuktikan kepada orang tua jika dunia eSports bisa memberikan penghidupan untuk kami. Jadi, mereka akhirnya mendukung kami," ujar Audrey.

"Pastinya dilarang awalnya. Apalagi, kami adalah perempuan. Namun, saya menunjukan kepada orang tua bahwa saya bisa memberikan penghasilan yang banyak melalui eSports. Jadi, orang tua sudah mulai percaya dan akhirnya memberi dukungan juga," sambung Nabila.

Video Populer

Foto Populer