Sukses


Dota 2 The International 2019: Antara Wimbledon dan Piala Dunia 2018

Bola.com, Jakarta - Turnamen Dota 2 The International 2019 memiliki catatan menarik dari sisi uang yang beredar. Valve, sebagai pengembang, dan kota Shanghai yang berstatus tuan rumah, telah menggelontorkan puluhan juta dolar AS guna menggelar event berdurasi 6 hari tersebut.

Esports Observer mengungkapkan, biaya penyelenggaraan Dota 2 di Mercedes Benz Arena, Shanghai, China tersebut menggapai angka lebih dari 20 juta dolar AS. Angka itu menjadi akumulasi dari seluruh kebutuhan, mulai dari sewa venue, membayar fee pemain, akomodasi sampai teknologi.

Pengeluaran tersebut terbayar lunas dengan prediksi uang yang beredar di kota bisnis tersebut. Xinhua menghitung, secara offline, alias jumlah penonton yang datang, tontonan adu kuat Dota 2 mendapat respon minimal 250 ribu - 300 ribu penonton.

Angka online berlipat ganda. Situs Esports Channel mengungkapkan, sepanjang turnamen, setidaknya ada 83 juta penonton. Khusus laga final antara OG kontra Team Liquid, mendapat atensi 1,9 juta viewers.

Artinya, impresi dari kombinasi offline dan online tersebut berlipat ganda. Tak heran jika The International 2019 menjadi yang terbesar sejak event tersebut kali pertama beroperasi pada 2011.

Hal itu selaras dengan besaran hadiah uang bagi para peserta, baik yang hanya sekadar di fase grup maupun sang juara. Esports Observer mengungkapkan, Dota 2 TI9 di Shanghai menggelontorkan nilai total hadiah uang terbesar sepanjang sejarah.

Catatan dari penyelenggara, total uang yang menjadi jatah bagi para peserta mencapai angka 34,3 juta dolar AS atau sekitar Rp497,35 miliar (kurs 1 dolar AS = Rp14.500). Angka tersebut menjadikan Dota 2 The International 2019 menjadi satu di antara turnamen yang menyediakan hadiah besar.

 

2 dari 3 halaman

Kalahkah Kriket

Tercatat, Dota 2 The International 2019 mampu mengalahkan ajang sebesar piala dunia kriket. Data menyebut, piala dunia kriket 'hanya' menyediakan total hadiah 10 juta dolar AS. Angka milik TI9 hanya terpaut 8 juta dolar AS lebih sedikit dari yang diterima Prancis saat menjadi jawara Piala Dunia 2018.

Saat mengangkat trofi di Rusia, Prancis membawa pulang uang 38 juta dolar AS. Sedangkan sang runner-up, Kroasia mengoleksi 28 juta dolar AS. Sementara itu, sang jawara TI9, OG akan membagi rata perolehan uang mereka ke masing-masing personel sebesar 3,1 juta dolar AS.

Nilai hadiah TI9 tergolong jauh di atas apa yang terjadi di seputar turnamen tenis Grand Slam Wimbledon. Dua juara, yakni Simona Halep (tunggal putri) dan Noval Djokovic (tunggal putra), membawa pulang uang 2,7 juta dolar AS. Pegolf papan atas, Tiger Woods hanya menerima 2,09 juta dolar AS di turnamen level master.

 

3 dari 3 halaman

Kata Konsultan

Konsultan Esports, Rod Breslau mengungkapkan, fenomena olah raga virtual seperti Dota 2, memberi efek khusus. "The International 2019 mengubah lagi persepsi orang, yang semakin dalam tentang kemewahan Dota 2. Saya yakin, tahun depan suasananya akan semakin mewah. Ada rasa terhormat menjadi atlet esports secara umum," jelasnya.

Pada edisi tahun depan, The International 2020 (TI10) akan berlangsung di Ericsson Globe, Stockholm, Swedia. Venue berkapasitas 16 ribu orang tersebut akan menjadi saksi apakah besaran nilai hadiah akan menembus angka 40 juta dolar AS, atau cukup naik beberapa juta dolar dari nilai tahun ini. (bola.com/prisca ananda)

Sumber: Esports Channel

Video Populer

Foto Populer