Sukses


9 Pebalap Muda Ini Berpotensi ke F1. Bagaimana Kans Rio Haryanto?

Bola.com, - Memasuki paruh kedua balapan Formula 1 (F1) musim ini, spekulasi siapa pebalap muda yang bakal melakoni debut di adu jet darat mulai bermunculan.

Pada 2015, Carlos Sainz, Max Verstappen, Felipe Nasr, Roberto Merhi, dan Will Stevens berhasil menjejakkan kaki ke arena F1. Untuk tahun depan, spekulasi ini semakin menarik bagi publik Indonesia karena ada nama Rio Haryanto. Pria yang mengibarkan bendera Campos Racing itu dinilai sebagai salah satu pebalap yang punya kans naik kelas ke F1.

Lantas, siapa saja calon pebalap yang akan mendapat promosi ke ajang F1 musim depan? Inilah analisisnya seperti dirangkum dari Paddockscout.

Stoffel Vandoorne

Posisi: Peringkat 1 di GP2
Status F1: Driver untuk tes dan pengembangan McLaren

Pebalap asal Belgia ini kini memuncaki klasemen sementara balapan GP2. (McLaren)

Kadangkala tak mudah menentukan siapa pebalap muda yang paling moncer di suatu momen. Tapi hal tersebut tak berlaku untuk 2015. Stoffel Vandoorne jelas jauh di atas para pebalap lain GP2 tahun ini. Performanya sejauh ini sangat impresif.

Setelah memenangi Eurocup Formula Renault 2.0 pada 2011, Vandoorne bergabung ke McLaren dan finis kedua di Formula Renault 3.5. Kegemilangannya berlanjut saat menjadi rookie di GP2. Dua tahun beruntun bertengger di urutan kedua klasemen akhir.

Memasuki balapan pertama di paruh kedua musim ini, Vandoorne berdiri nyaman di puncak klasemen pebalap GP2 dengan koleksi 233 poin. Pesaing terdekatnya adalah Alexander Rossi yang mengantongi 128 poin. Nasib pebalap asal Belgia tersebut saat ini tergantung sepenuhnya di tangan McLaren. Dia sebenarnya sudah sangat siap promosi ke F1.

Vandoorne tampil habis-habisan di seri GP2 Belgia untuk pamer kemampuan, sekaligus membuktikan dirinya mampu memenuhi ekspekstasi tinggi. Di feature race, dia berhasil menjadi yang tercepat. Sayang, pada sprint race yang digelar sehari berselang, pebalap Belgia ini hanya menempati peringkat keempat.

Pada titik ini, tempat Vandoorne sebagai pebalap F1 tahun depan hampir pasti tergaransi. Namun, masalah justru ada di kubu McLaren. Mereka punya pebalap yang jumlahnya dua kali lipat dari jumlah kursi yang tersedia.

Satu kursi sudah pasti jadi milik Fernando Alonso. Sedangkan satu kursi lainnya kabarnya bakal diperebutkan Jenson Button, Kevin Magnussen, dan Stoffel Vandoorne. Jika McLaren tak bergegas menyodorkan tawaran kepada Vandoorne, bukan tak mungkin pebalap tim ART Grand Prix ini bakal disambar oleh tim lain.

Prediksi : Vandoorne telah melakukan yang terbaik. Punya kans besar menduduki satu kursi di McLaren dan tak diragukan sudah mendapat tawaran dari tim-tim lain.

Alexander Rossi

Posisi : Peringkat kedua di GP2
Status F1 : Melakoni lima kali latihan bebas bersama Caterham dan Marussia di musim 2012

Pebalap Amerika Serikat ini jadi salah satu pesaing kuat Stoffel Vandoorne di ajang GP2. (GP2 Media Service)

Tiga kali kehilangan kans menjalani debut di F1 sepanjang tahun lalu? Itulah yang dialami Alexander Rossi yang kini memperkuat tim GP2, Racing Engineering.

Yang pertama, sudah ada pengumuman dia bakal membalap bersama Marussia di Belgia, namun gagal terelisasi gara-gara isu pembayaran. Sebagai pebalap cadangan, dia seharusnya mengikuti balapan di GP Rusia untuk menggantikan Jules Bianchi yang mengalami kecelakaan, tapi Marussia malah hanya membalap dengan satu mobil. Bahkan Rossi juga tak diturunkan di GP Amerika, yang seharusnya bisa jadi debut mengesankan bagi Rossi karena bertempat di negaranya sendiri.

Ketiga kegagalan itu datang setelah 3,5 tahun sebelumnya dia berafiliasi bersama tim Caterham. Dalam kurun waktu itu dia diberi kesempatan empat kali tampil di latihan bebas, namun tak pernah dipromosikan sebagai pebalap saat balapan.

Beredar spekulasi dia kemungkinan kembali ke Amerika setelah musim GP2 ini berakhir, namun kehadiran tim Hass menjadi dorongan tersendiri terkait ambisinya ke F1. Penampilan Rossi musim ini pun cukup meyakinkan. Dia mampu tampil konsisten, memenangi pole position di GP Monako, dan akhirnya meraih kemenangan pertama musim 2015 di Sirkuit Spa, Belgia. 

Selain Hass, ada sejumlah tim F1 yang kabarnya juga melirik talentanya. Namun, peluang terbesarnya adalah bergabung ke Hass. Beberapa kemenangan tambahan di sisa balapan GP2 musim ini, bakal mempermudah langkahnya menggapai arena F1.

Prediksi : Kandidat terkuat Hass, tetapi performa meyakinkan di sisa musim ini bakal mempermudah proses bergabung ke tim tersebut. 

Rio Haryanto

Posisi: Peringkat ketiga di GP2
Status F1: Pernah menjalani tes dengan Manor pada 2010 dan 2012

Pembalap Rio Haryanto berkunjung ke kantor redaksi Bola.com di SCTV Tower, Jakarta, Jumat (31/7). (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Pebalap andalan Indonesia, Rio Haryanto ini, disebut-sebut menjadi pesaing terberat Vandoorne di paruh kedua GP2 musim ini. Pria berusia 22 tahun tersebut sempat membuntuti Vandoorne di urutan kedua klasemen sementara, namun melorot ke posisi ketiga setelah gagal meraup poin di GP2 Belgia. 

Ini adalah musim keempat Rio Haryanto di arena GP2. Sebelum tahun ini, prestasinya kurang moncer. Hanya mampu naik podium dua kali.

Kepindahannya ke Campos Racing pada 2015 berbuah manis. Rio bertransformasi menjadi salah satu rival terberat Vandoorne. Hal itu dibuktikan memenangi tiga seri balapan. Pengalaman jadi bagian tak terpisahkan dari lonjakan performa Rio.

Pamor Rio Haryanto di ajang balap semakin pesat, apalagi di Indonesia. Semua itu tak lepas dari menanjaknya performa Rio. Belum lama ini, Rio dikabarkan mendapat tawaran dari tiga tim F1. Dua tim papan tengah dan satu tim papan bawah. Sayangnya, dia belum mau membuka identitas tiga tim tersebut.

Menurut sejumlah pengamat F1, salah satu destinasi Rio di F1 yang paling memungkinkan adalah Manor. Kedua pihak sudah saling mengenal dengan baik. Rio pernah membalap untuk Manor di ajang GP3 dan melanjutkan kerja sama itu ke ajang GP2. Performa apiknya di GP3 pada 2010 membuat Rio dihadiahi kesempatan menjalani tes F1 bersama tim tersebut. Jadi jika akhirnya meminang Rio, Manor melakukannya karena mereka memang yakin dengan kemampuan dan kualitas pebalap Indonesia itu.

Peluang Rio memperkuat tim lain juga masih terbuka. Namun, Rio masih terbentur persoalan finansial untuk menembus arena F1. Saat ini sang pebalap sedang mencari solusi untuk memecahkan persoalan finansial tersebut.

Prediksi : Paling berpeluang bergabung dengan Manor atau Marussia. Tapi tak tertutup kemungkinan mendapat kursi di tim papan tengah.

Sergey Sirotkin

Posisi: Peringkat Keempat di GP2
Status F1: Tes rider Sauber pada 2014

Pebalap Rusia ini juga punya peluang naik kelas ke arena F1. (GP2 Media Service)

Bukan kali pertama Sergey Sirotkin masuk daftar seperti ini. Tetapi kali ini bukan faktor keberuntungan karena dia kemungkinan mampu menyetor uang cukup besar ke tim F1 yang sedang terbelit kesulitan finansial. Kans naik kelas ke F1 terbuka karena tampilannya memang meyakinkan.

Rookie GP2 asal Rusia tersebut tampil OK sepanjang musim ini bersama tim Rapax. Rapor terbaiknya, naik podium di GP Monako dan GP Austria. Dia juga memenangi feature race di Silverstone, Inggris. Tak heran, dia menyambut balapan di GP2 Belgia dengan percaya diri. Di Belgia, dia berhasil menambah enam poin dan kini menempel ketat Rio Haryanto di peringkat ketiga. Mereka sama-sama mengemas 109 poin.

Tahun lalu, Sirotkin gagal beranjak dari status sebagai pebalap penguji Sauber. Harapannya menjadi pebalap utama tak pernah kesampaian karena masalah finansial. Dia tak mampu menyetor dana yang cukup untuk menjamin satu kursi di Sauber. Pengalaman itu sepertinya melecut semangat pebalap Rusia tersebut. Saat ini, dia fokus untuk benar-benar jadi pebalap F1.

Melihat penampilannya sejauh ini, beberapa tim F1 kemungkinan besar tertarik merekrutnya. Yang jadi masalah, situasi politik dan ekonomi di Rusia yang kurang menentu bakal membuat Sirotkin kesulitan menggaet sponsor untuk mengantarnya ke salah satu tim besar di F1. Untuk 2016, tim yang paling realistis untuknya adalah Manor. Jika ingin tim yang lebih bergengsi, dia seprtinya harus lebih bersabar. Mungkin semusim lagi di GP2 dan meraih titel juara pada 2016 bakal mempermulus langkahnya ke F1 pada 2017.

Prediksi : Penampilan apiknya belakangan ini membuat Sirotkin jadi salah satu properti panas. Namun jika ingin bergabung ke tim besar F1, dia butuh modal besar.

Alex Lynn

Posisi: Peringkat kelima di GP2
Status F1: Pebalap pengembangan Williams

Pebalap DAMS ini tampil mengesankan dalam beberapa balapan terakhir GP2. (William Martini Racing)

Pebalap tim DAMS ini tampil mengesankan dalam beberapa balapan terakhir GP2. Salah satu yang terbaik datang di GP2 Hungaria, ketika dia memenangi feature race setelah memulai balapan dari pole position.

Performa itu meningkatkan spekulasi terkait masa depannya bersama tim F1, Williams. Beredar kabar, ada empat kandidat untuk mengisi kursi William musim depan, yaitu Felipe Massa, Valtteri Bottas, Alex Lynn, dan Jenson Button. Tentu saja Lynn bakal melakukan segalanya untuk bisa menempatkan namanya sebagai salah satu pengisi kursi Williams di musim depan.

Dengan tampil bagus di musim pertamanya di GP2, apakah dia cukup kompetitif untuk mendapatkan satu kursi di Williams? Sepertinya tidak. Lynn dipastikan sangat cocok untuk Manor, tetapi sepertinya targetnya lebih tinggi daripada itu. Jika kursi William yang jadi incarannya, Lynn kemungkinan harus menunggu.

Prediksi : Reputasinya terus menanjak. Mengulangi tampilan apik di Hungaria sangat dibutuhkannya jika mengincar satu kursi di Williams.

Pierre Gasly

Posisi: Peringkat Keenam di GP2
Status F1: Red Bull Junior, RBR/STR tester

Piere Gasly kini menempati peringkat keenam di GP2. (GP2 Series)

Mengingat Carlos Sainz (satu-satunya pebalap yang finis di depannya pada ajang FR3.5 tahun lalu), telah turun di ajang F1 dan Lynn juga telah pergi, posisi Pierre Gasly sekarang bisa dibilang menjadi pemimpin Red Bull Junior. Status tersebut dikuatkannya dengan menjadi test driver Red Bull Racing dan Toro Rosso.

Sejumlah pihak berharap banyak pada penampilannya di GP2 musim ini. Tapi performanya tak semengkilap yang diperkirakan. Sukses tiga kali naik podium, sejatinya kinerja pebalap DAMS ini tak terlalu buruk. Tetapi, sejauh ini dia kalah pamor dari rekan setimnya, Alex Lynn.

Apakah Gasly punya masa depan di F1 bersama Red Bull? Sepertinya tidak terlalu menjanjikan. Namun, dia punya opsi di tempat lain. Dia dikenal cukup dekat dengan Renault sejak memenangi Eurocup FR2.0 pada 2013. Gasly punya kesempatan menembus tim tersebut.

Namun jika rencana Renault mengakuisisi tim Lotus terealisasi pada 2016, Romain Grosjean dan Pastor Maldonado kemungkinan tetap dipertahankan, jadi Gasly harus menunggu.

Prediksi: jalan menuju tim F1 Red Bull sepertinya tertutup, jadi masa depan Renault jadi kunci juga untuk masa depan Gasly.

Raffaele Marciello

Posisi: Urutan ketujuh di GP2
Status F1: anggota Ferrari Driver Academy, Sauber tester

Rafaelle Marciello kini menempati peringkat ketujuh klasemen sementara GP2

Ketika Raffaele Marciello menandatangani kontrak sebagai pebalap penguji plus cadangan Sauber pada musim ini, sepertinya dia punya peluang untuk menduduki salah satu kursi di sana musim depan.

Total, dia sudah tiga kali turun di sesi latihan bebas dengan Sauber. Namun peluang menjadi pebalap utama pada 2016 telah tertutup setelah Felipe Nasr dan Marcus Ericsson tetap dipertahankan.

Tentu saja, faktor finansial dan politik bakal selalu memainkan peran dalam kemungkinan terjadinya kesepakatan antara Marciello dan Sauber. Tetapi, melihat performanya di GP2 kurang yang mengkilap, kans menjadi driver Sauber kurang menjanjikan.

Jika jalan menuju Sauber tertutup, tim yang memakai mesin Ferarri, Manor dan Haas, mungkin bisa jadi opsi. Namun, kedua tim tersebut sepertinya tak akan mengambil keputusan apa pun sebelum memastikan performa Marciello hingga akhir musim.

Prediksi: Peluang berlaga di arena F1 pada 2016 mengecil karena dia tak kunjung membukukan kemenangan di GP2.

Oliver Rowland

Posisi: Posisi pertama di Formula Renault 3.5
Status F1: Mercedes simulator work

Oliver Rowland kini memuncaki klasemen sementara Formula Renault 3.5. (Paddockscout)

Pada balapan FR3.5 berikutnya di Silverstone, Oliver Rowland akan mengendarai mobil F1 untuk kali kedua. Kali ini sebagai hadiah. Red Bull memberinya kesempatan mengendarai mobil F1 sebagai bentuk apresisasi karena Rowland memuncaki klasemen sementara FR3.5. Sedangkan pada kesempatan pertama dulu, dia bisa menjajal mobil F1 McLaren karena memenangi McLaren AUTOSPORT BRDC Award.

Rowland berada di jalur yang benar untuk mengikuti jejak Kevin Magnussen dan Carlon Sainz memenangi gelar juara FR3.5. Namun, mampukah dia mengikuti jejak mereka langsung pindah ke kursi F1?

Sepertinya peluang Rowland tak terlalu cerah. Modal finansialnya menuju F1 tak sebesar sejumlah kandidat lain. Meskipun terlihat sedang membangun relasi dengan Mercedes, sulit melihatnya bergabung ke tim tersebut atau tim-tim besar lainnya. Tim paling realistis untuknya kemungkinan Manor.

Prediksi: dengan modal finansial terbatas, peluangnya naik kelas ke F1 sangat kecil. Namun, dia punya peluang jadi home-grown star di Manor.

Pascal Wehrlein

Posisi: Peringkat ketiga di DTM
Status F1: Mercedes reserve, Force India tester

Pascal Werlein didaulat sebagai pebalap cadangan Mercedes hingga akhir tahun. (Paddockscout)

Pascal Wehrlein mungkin belum pernah membalap untuk mobil satu kursi sejak awal 2013. Namun sosoknya tetap menarik perhatian sejak Mercedes memboyongnya ke F1 sebagai driver cadangan hingga akhir tahun.

Mercedes menyadari perlu mulai memikirkan masa depan terutama terkait pembalap demi menjaga dominasi mereka saat ini. Tak mungkin selamanya mereka bertumpu pada Lewis Hamilton dan Nico Rosberg. Nah, upaya Mercedes itu sepertinya dipusatkan pada sosok Wehrlein.

Meskipun sibuk menjadi pebalap penguji untuk Mercedes dan Force India, tampilannya di ajang DTM tetap menawan. Setelah tahun lalu menjadi pemenang seri balapan termuda, tahun ini dia menjelma jadi salah satu kandidat juara. Hal itu menunjukkan pebalap berusia 20 tahun ini punya sesuatu yang istimewa.

Mercedes sepertinya bakal mendorong Wehrlein untuk segera membalap di pentas F1. Tim Force India, yang memakai seluruh perangkat mesin dari Mercedes, tampaknya juga tak keberatan mewujudkan hal serupa.

Prediksi: Jika Mercedes menginginkan Wehrlein membalao untuk Force India, dia akan bergabung ke tim tersebut.

Baca Juga: 

Rio Haryanto Beberkan Alasan Gagal Raup Poin di Sprint Race

Rio Haryanto Gagal Tambah Poin di Feature Race GP 2 Belgia

Stiker Spesial Rio Haryanto di GP Belgia

Video Populer

Foto Populer