Sukses


Zulham Zamrun Sudah Rogoh Kocek Rp 80 Juta demi Selamatkan Karier

Bola.com, Jakarta - Masih lekat dalam ingatan bagaimana ekspresi kaget dan tak percaya Zulham Zamrun ketika namanya dipanggil untuk kedua kalinya oleh pembawa acara seusai Persib Bandung memenangi Piala Presiden 2015 dengan mengalahkan Sriwijaya FC di final dengan skor 2-0.

Di tengah puluhan ribu penonton di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, yang didominasi bobotoh, Zulham Zamrun naik ke panggung lagi, kali ini untuk menerima penghargaan sebagai pemain terbaik. Padahal hanya berselang sekian menit sebelumnya, striker Maung Bandung itu sudah naik kala dinobatkan sebagai pencetak gol terbanyak Piala Presiden dengan koleksi enam gol.

Dua penghargaan yang diganjar hadiah uang total Rp 300 juta dari penyelenggaran itu seolah jadi puncak sekaligus pengakuan atas performa gemilang Zulham Zamrun selama Piala Presiden 2015. Momen manis itu terjadi pada 18 Oktober 2015. Akan tetapi, siapa menyangka, hanya dalam kurun waktu tiga pekan sejak itu, dunia seakan berbalik.

Pada 7 November 2015, Zulham mengalami cedera ACL. Cedera itu diperoleh kala membela Persipare di semifinal Habibie Cup melawan tim amatir, Gasma Enrekang. Akibat salah tumpuan saat terjatuh, penyerang sayap berusia 27 tahun itu divonis menepi dari aktivitas di lapangan hijau, setidaknya enam bulan pasca operasi penyembuhan cederanya pada Jumat (4/12/2015).

Cedera itu tidak hanya menghentikan sementara Zulham dari kegiatan di dunia sepak bola yang membesarkan namanya. Lebih dari itu, cedera itu jadi tantangan yang mesti dilewati pengidola Cristiano Ronaldo itu. Lantaran baru kali ini mengalami cedera berat selama kariernya sebagai pesepak bola, Zulham harus memiliki mental bak baja agar bisa pulih dan bangkit kembali.

2 dari 3 halaman

Selanjutnya

Penyembuhan cedera Zulham Zamrun selama berbulan-bulan memakan biaya yang tidak murah. Sang pemain sudah harus merogoh kocek Rp 80 juta hanya untuk operasi ACL.

Ya, jumlah sebanyak itu yang diklaim Zulham dikeluarkan dari kocek personalnya untuk biaya operasi yang dijalaninya. Sebagai catatan, jumlah Rp 80 juta itu belum termasuk tarif kamar, biaya tindakan dokter, dan obat selama dirawat di rumah sakit tujuh hari lamanya.

Selama menjalani terapi di Jakarta, Zulham tentu masih harus mengeluarkan dana untuk akomodasi, transportasi, serta biaya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari mengingat ia tidak berdomilisi di kota megapolitan ini

Mahalnya biaya operasi untuk penanganan cedera ACL yang menimpa Zulham diakui Sapto Adji, dokter spesialis bedah orthopedi dan traumatologi di RS Premier Bintaro, yang menangani cedera Zulham. Hal itu lantaran operasi semacam ini masih terbilang langka di Indonesia.

Pemain Timnas dan Juga Pemain Persib Bandung, Zulham Zamrun saat menjalani pemulihan cedera di Rumah Sakit, Jakarta, Selasa (8/12/2015). (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

 Ketersediaan tenaga ahli orthopedi serta fasilitas dan komponen pengobatan yang masih dikenai pajak penjualan barang mewah (PPnBm) juga jadi alasan mahalnya biaya operasi.

"Ada komponen yang harus didatangkan dari luar negeri, yakni organ pengganti. Gambarannya, untuk cedera seperti Zulham yang disebabkan putusnya urat ACL, kami harus mengimpor organ pengganti agar urat itu bisa tersambung lagi. Masalahnya, impor organ oleh negara ini masih dikenai pajak penjualan barang mewah sehingga jadi mahal," papar Sapto.

Kondisi itu berbeda dengan yang terjadi di luar negeri, semisal di Malaysia dan Filipina. Di sana, biaya operasi seperti yang dijalani Zulham hanya separuh dari biaya di Indonesia.

Sebagai informasi, angka Rp 150 juta jadi ancar-ancar biaya yang harus dikeluarkan Barito Putera untuk membiayai cedera Posterior Cruciate Ligament (PCL) di lutut kanan yang menimpa bintang muda timnas, Antony Putro Nugroho, saat melawan Arema Cronus, 7 Maret 2015. Jumlah itu sudah termasuk biaya operasi dan terapi hingga mencapai kesembuhan.

3 dari 3 halaman

Selanjutnya

Akan tetapi, Zulham enggan bicara lebih lanjut mengenai pembiayaan untuk pemulihan cederanya itu. Kepada bola.com ia mengaku menyadari sepenuhnya atas risiko cedera bermain di turnamen level antarkampung.

"Saya tidak berharap cedera saat bermain di luar kompetisi resmi, tapi bila terjadi seperti sekarang ini, saya menyadari hal ini sebagai sebuah risiko. Saya tak mau menyalahkan siapapun, lebih baik saya atasi sendiri," ujarnya.

Pemikiran itu pula yang membuat sulung dari tiga bersaudara itu tidak bersedia menerima tawaran Persib Bandung serta manajer Persib, Umuh Muchtar, yang hendak membiayai seluruh perawatannya. Bahkan Persib sudah menyiapkan rumah sakit rujukan, pihak rumah sakit juga telah menghubungi ayah satu putri itu. 

"Saya berterima kasih atas perhatian Persib. Tapi, saya terpaksa menolak karena merasa tak enak hati. Cedera ini saya alami saat tidak membela Persib, jadi sudah sewajarnya saya tidak membebani mereka," ungkap Zulham Zamrun.

Di sisi lain, ketika berbincang dengan bola.com, Zulham mengklaim Persipare tidak membantu biaya perawatannya. Ia sempat berusaha "mengejar" klub yang merekrutnya di Habibie Cup 2015 itu untuk meminta pertanggungjawaban, namun belum ada respons positif.

Belakangan Persipare melalui manajernya, Idham Nusu, berjanji akan menemui Zulham. Persipare menjelaskan pihaknya sebenarnya sudah memberikan segala hak Zulham sebagai bagian pemain yang membawa Persipare menjuarai Habibie Cup 2015.

Zulham tak mau memperpanjang hal itu lagi. Buatnya, bila Persipare mau terlibat dalam perawatannya, ia menyambut dengan terbuka. Bila tidak, ia tak mau memikirkannya lagi. Bagi Zulham, yang terpenting saat ini adalah fokus pada pemulihan cederanya. 

"Saya minta dukungan dan doa dari semuanya untuk pemulihan agar saya bisa bermain bola lagi dan pulih seperti sebelumnya," tutur Zulham Zamrun.

 

 

 

Video Populer

Foto Populer