Sukses


Sosok Pelatih Beruntung yang Berulangkali Gagal tapi Tak Dipecat

Bola.com, Balikpapan - Sosok Ibnu Grahan bisa dibilang beruntung. Berulangkali tim asuhannya Surabaya United (SU) gagal berprestasi saat tampil di sejumlah turnamen pengisi kevakuman kompetisi Indonesia Super League (ISL), namun posisinya tetap aman tidak dipecat.

Sejumlah pelatih sepanjang tahun 2015 serta awal 2016 jadi korban pemecatan karena prestasi. Bambang Nurdiansyah (Persija Jakarta), Liestiadi (Gresik United, PSM Makassar), Kas Hartadi (Pusamania Borneo FC), sederet pelatih yang menepi seusai klub asuhannya gagal bersinar di Piala Presiden atau Piala Jenderal Sudirman.

Namun, tidak demikian dengan Ibnu Grahan. Surabaya United hanya sukses menembus babak perempat final Piala Presiden dan babak 8 besar Piala Jenderal Sudirman. Kedua pencapaian itu terhitung minimalis, mengingat tim yang dulu sempat menggunakan nama Persebaya Surabaya dihuni banyak bintang muda jebolan Timnas Indonesia U-19 yang kualitasnya di atas rata-rata.

Sosok Ibnu belakangan mulai disorot seiring kegagalannya membawa Otavio Dutra dkk. memenangi pertandingan kontra Semen Padang di laga lanjutan Grup C Piala Gubernur Kaltim (PGK), Kamis (3/3/2016) lalu. Maklum, kekalahan ini menipiskan peluang Surabaya United lolos ke semifinal.

Jika di PGK kali ini Surabaya United kembali tak lolos ke semifinal, ini menjadi kegagalan beruntun sang mentor. Walau begitu manajemen SU menjamin posisi pelatih yang juga legenda Tim Bajul Ijo tetap aman.

Mereka beranggapan, selama menangani tim ini, kiprah Ibnu sebetulnya tidak buruk. Sejak ditunjuk sebagai pelatih kepala Surabaya United menggantikan Rahmad Darmawan pada pramusim 2015 lalu, Ibnu belum bisa dikatakan gagal.

Surabaya United nyaris lolos ke semifinal Piala Jenderal Sudirman jika tak memilih WO karena tak puas terhadap kinerja wasit di babak 8 besar Piala Presiden 2015 lalu.

Di babak 8 besar leg kedua lawan Sriwijaya FC yang akhirnya menjadi runner-up di turnamen itu, Surabaya United sudah unggul 1-0 lewat tembakan jarak jauh Ilham Udin Armaiyn. Sayang, insiden di kotak penalti Surabaya United yang membuat wasit Jery Elli menunjuk titik putih membuat kubu Surabaya United (saat itu masih menggunakan nama Bonek FC) kecewa dan memutuskan mundur.  

Sebelumnya di dua pertandingan ISL 2015, Surabaya United yang saat itu bermaterikan pemain berstandar menengah meraih kemenangan 1-0 atas tim bertabur bintang Mitra Kukar dan seri 1-1 kontra Pusamania Borneo FC. Sayang, sebelum membuktikan kemampuannya lebih jauh, kompetisi dihentikan PSSI menyusul konfliknya dengan Menpora, Imam Nahrawi.

Di Piala Jenderal Sudirman, performa SU tak bisa dibilang buruk. Mereka lolos dari kepungan grup neraka di Sidoarjo. Evan Dimas cs. lolos ke babak 8 besar turnamen dengan mengkandaskan tim bertabur bintang, Persib Bandung dan Pusamania Borneo FC.

Dengan catatan tersebut, manajemen Surabaya United sendiri belum memiliki rencana untuk mengganti sang pelatih. “Orang di luar bisa berkomentar apa saja soal pelatih. Namun mereka tidak tahu kondisi di dalam tim ini. Manajemen masih menganggap Coach Ibnu masih layak dipertahankan,” sebut Rahmad Sumanjaya, manajer Surabaya United.

Banyaknya kendala yang dihadapi SU selama menghadapi Piala Gubernur Kaltim, yang amat memengaruhi kestabilan penampilan klub milik pengusaha asal Bali, Gede Widiadetersebut. Selain kehilangan banyak pemain pilarnya yang hengkang ke klub lain, selama masa persiapan skuat Surabaya United juga tak pernah lengkap.

Seperti diketahui, sejumlah pemain pilar Surabaya United, Zulfiandi, Putu Gede Juni Antara, sempat  dipinjamkan ke Bali United buat keperluan tampil di turnamen Bali Island Cup. Di sisi lain, ikon klub Evan Dimas kini berada di Spanyol menjalani latihan di Espanyol B. “Kasihan kalau pelatih justru disalahkan dengan kondisi itu. Ibnu Grahan tetap pelatih Surabaya United, gagal atau tidak di Piala Gubernur Kaltim,” tegas Rahmad.

Video Populer

Foto Populer