Sukses


5 Pemain Muda Bersinar di Piala AFF 2016

Bola.com, Jakarta - Perhelatan Piala AFF 2016 sudah berakhir pada 17 November 2016. Thailand keluar sebagai pemenang setelah di dua laga final mengumpulkan agregat gol 3-2 atas Timnas Indonesia.

Meski keluarnya Thailand sebagai kampiun tidak lagi mengejutkan, mengingat The War Elephants banyak dijagokan sejak awal, penggemar sepak bola di regional ASEAN cukup terhibur dengan tontonan yang disajikan dari lapangan hijau selama penyelenggaraan Piala AFF 2016.

Aksi-aksi terbaik dari deretan pesepak bola pilihan di Asia Tenggara bisa dinikmati setiap laganya. Berbagai taktik dan teknik bisa jadi acuan pelajaran, khususnya bagi pelatih dan juga pemain muda.

Memang, tidak semua tim atau pemain berjaya, karena hanya dua tim yang berhak tampil di partai puncak untuk membuktikan siapa yang terbaik. Begitu pula, hanya satu pemain yang dinobatkan sebagai yang terbaik dalam status most valuable player, yang akhirnya jadi milik Chanathip Songkrasin. 

Bagi Chanathip, gelar itu bukanlah yang pertama. Pemain 23 tahun itu sudah mendapatkan gelar sama, dua tahun silam, pada Piala AFF 2014 ketika Thailand memenangi gelar juara keempat mereka. 

Hal itu berarti, kala itu usia Chanathip baru 21 tahun. Namun, pemain yang baru saja memastikan bergabung dengan klub J-League, Hokkaido Consadole Sapporo itu, mampu membuktikan bila usia bukan halangan untuk bersaing dengan pemain yang lebih senior dan kenyang pengalaman internasional bersama timnas masing-masing.

Bahkan, bila dilihat lebih lanjut, Piala AFF 2016 ini bisa dibilang panggung para pemain muda. Bisa dibilang Piala AFF 2016 ini menjadi wadah pemain muda di ASEAN untuk menempa kualitas, menambah pengalaman dan jam terbang. 

Faktanya, dari 184 pemain yang menghuni delapan tim peserta (tiap peserta diperkuat 23 pemain), 68 pemain di antaranya berusia U-23, atau hampir dari setengah total pemain.

Memang, tidak semua dari 68 pemain yang berusia U-23 jadi pilar di tim masing-masing. Namun, setidaknya, keberanian para pelatih membawa para pemain muda itu layak mendapatkan apresiasi.

Seperti Myanmar dan Kamboja. Dua negara itu tampil dengan mayoritas pemain muda. 18 dari 23 pemain yang menghuni timnas Myanmar masuk kategori U-23, sedangkan di timnas Kamboja ada 16 pemain. Dua negara itu menyumbangkan pemain U-23 terbanyak di Piala AFF 2016.

Kemudian Filipina sebanyak delapan pemain, Indonesia dan Vietnam sama-sama diperkuat tujuh pemain U-23, dan secara berurutan, Thailand, Malaysia, dan Singapura dihuni masing-masing enam, lima, dan satu pemain U-23.

Bila performa deretan pemain U-23 ini ajeg atau bahkan meningkat, para pencinta sepak bola ASEAN dipastikan bakal bertemu lagi dengan mereka pada perhelatan Piala AFF edisi dua atau bahkan empat, enam tahun lagi. 

Lantas, siapa saja dari 68 pemain U-23 yang masuk skuat tim peserta di Piala AFF 2016 yang penampilannya paling menonjol dibandingkan lainnya? Berikut lima di antaranya, versi Bola.com:

2 dari 6 halaman

Aung Thu

1. Aung Thu
Striker timnas Myanmar ini lahir pada 22 Mei 1996 sehingga usianya baru menginjak 20 tahun. Ia jebolan timnas U-19 yang tampil di Piala Dunia U-20 pada 2015.

Dalam pentas sepak bola Myanmar, pengidola Lionel Messi ini terbilang bocah ajaib. Aung Thu ikut memperkuat klub lokal di Myanmar, Pyinmanar, dalam sebuah turnamen U-19 saat usianya baru 13 tahun. 

Aung Thu merupakan pemain binaan Myanmar Football Academy, yang tampil untuk timnas U-16 pada usia 15 tahun. Selepas itu, kursi di timnas tidak pernah lepas dari genggamannya.

Pemain Timnas Myanmar, Aung Thu (Foto: Istimewa)

Sederet prestasi personal diraih striker Yadanarbon FC ini. Pada 2015 ia meraih gelar AFF Youth Player of The Year 2015. Aung Thu secara beruntun juga menyabet gelar Myanmar National Team Player of The Year pada 2014 dan 2015, serta Myanmar National League Player of The Year 2015 dan 2016.

Di Piala AFF 2016, pemain bernomor punggung 9 ini tampil penuh dalam lima pertandingan, mulai fase penyisihan dan semifinal. Ia tidak tergantikan. Sepasang gol berhasil dicetak pemain yang hanya bertinggi badan 167 cm ini, masing-masing saat melawan Vietnam dan Kamboja.

Meski gagal mengeksekusi penalti kala bersua Malaysia dan gagal membawa Myanmar ke final setelah ditekuk Thailand di semifinal, hal itu tidak mengurangi sinar terang Aung Thu di Piala AFF 2016. Kariernya diprediksi akan terus menanjak seiring perannya sebagai salah satu tulang punggung timnas Myanmar.

3 dari 6 halaman

Chan Vathanaka

2. Chan Vathanaka
Kamboja gagal lolos dari penyisihan Grup B, namun Chan Vathanaka tetap bersinar di Piala AFF 2016. Di usianya yang baru 22 tahun, lahir pada 23 Januari 1994, Chan Vathanaka sudah dipercaya memimpin rekan-rekannya sebagai kapten timnas senior.

Tanggung jawab yang tidak sepele namun sejauh ini mampu diemban pemain yang biasa beroperasi sebagai gelandang maupun gelandang serang ini dengan baik.

Meski terbilang masih muda, pengalamannya di pentas internasional sudah lumayan. Ia pernah menjalani trial di Jepang dan membela timnas sejak 2011. Di dalam negeri, ia adalah pemain idola. Ketenarannya tak terbantahkan lagi.

Kapten timnas Kamboja, Chan Vathanaka. Bersinar di Piala AFF 2016 meski Kamboja tersingkir di penyisihan grup. (Bola.com/AFF Suzuki Cup)

Chan Vathanaka pernah jadi bahan pembicaraan di seantero Asia bahkan dunia, ketika 37 golnya dalam satu musim (2015) menyamai jumlah gol Cristiano Ronaldo dan melewati gol Lionel Messi selama 2015.

Di Piala AFF 2016, Chan Vathanaka juga mengoleksi sepasang gol. Dua gol itu diborongnya saat Kamboja kalah 2-3 dari Malaysia di laga perdana penyisihan Grup B lewat tendangan kaki kiri yang memang jadi andalannya.

Ia bermain penuh selama 90 menit pada dua pertandingan penyisihan Grup B melawan Malaysia dan Myanmar, serta tampil selama 79 menit kala meladeni Vietnam.

Dengan segala kualitas yang dimilikinya, pencinta sepak bola di regional ASEAN kemungkinan besar bakal bertemu lagi dengan Chan Vathanaka pada Piala AFF edisi-edisi selanjutnya.

4 dari 6 halaman

Luong Xuan Truong

3. Luong Xuan Truong
Timnas Vietnam diperkuat tujuh pemain berusia 23 tahun ke bawah di Piala AFF 2016. Salah satu yang penampilannya menonjol selama turnamen di antara rekan-rekannya adalah Luong Xuan Truong.

Di usia masih muda, 21 tahun, Luong Xuan Truong sudah menjelma sebagai jenderal lini tengah timnas Vietnam. Ia dijuluki maestro lini tengah karena peran sentralnya.

Andritany, Alfred Riedl, Nguyen Huu Thang, dan pemain Vietnam, Luong Xuan Truong saat mengikuti press conference di Aston Hotel, Sentul, (2/12/2016). (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Di Piala AFF 2016, ia tampil dalam dua pertandingan penyisihan Grup B yakni saat melawan Myanmar dan Malaysia. Dua dari tiga gol yang tercipta dari dua laga itu dihasilkan lewat assist-nya.

Ia sengaja disimpan pelatih Nguyen Huu Thang pada laga ketiga, melawan Kamboja, karena sang pelatih ingin menjajal duet Le Van Thanh dan Nguyen Trong Hoang.

Di dua partai semifinal melawan Indonesia, Luong Xuan Truong dimainkan secara penuh oleh pelatih. Tetapi, langkah Vietnam dihentikan Indonesia. Ia juga tidak mencetak gol personal atas namanya selama Piala AFF 2016.

Meski begitu, kontribusi pemain Incheon United di kompetisi kasta tertinggi liga Korea Selatan itu di lini tengah The Golden Stars cukup besar. Melihat usianya yang baru 21 tahun, Luong Xuan Truong diyakini masih akan membela timnas Vietnam untuk beberapa tahun mendatang. 

Kendati masuk kategori pemain muda bersinar, penampilan Luong Xuan Truong di Piala AFF 2016 ini disebut-sebut masih bisa lebih baik lagi. Pasalnya, sentuhan magis pemain Vietnam pertama yang berkiprah di K-League itu tidak begitu terlihat.

Salah satu yang dianggap sebagai penyebabnya adalah absennya Nguyen Tuan Anh di ajang Piala AFF 2016 karena cedera. Nguyen Tuan Anh adalah partner Luong Xuan Truong di sektor tengah The Golden Stars. 

5 dari 6 halaman

Chanathip Songkrasin

4. Chanathip Songkrasin
Gelar pemain terbaik Piala AFF 2016 cukup untuk membuktikan bagaimana kualitas Chanathip Songkrasin. Relatif masih muda, 23 tahun, tetapi performanya di atas lapangan bisa membuat banyak mata pengamat sepak bola Asia Tenggara berdecak kagum.

Pemain yang menempati posisi pengatur serangan ini, sebetulnya tidak memiliki postur tubuh yang mumpuni sebagai pemain sepak bola. Tingginya tidak lebih dari 165 sentimeter. Tetapi jangan salah kira, kekurangan itu mampu ditutupinya dengan permainan lincah di lapangan.

Tidak heran jika pemain berulang tahun tiap 5 Oktober ini diberi julukan Messi Jay. Hal itu merujuk kepada postur dan cara bermain Chanathip Songkrasin yang mirip dengan bintang sepak bola dunia, Lionel Messi. Pergerakannya dalam membawa bola begitu lengket dan lawan kerap tertipu dengan kecepatan kakinya.

Fachrudin Aryanto (kiri) dan Dedi Kusnandar, berusaha menghentikan pergerakan pemain Thailand, Chanathip Songkrasin, dalam laga leg kedua final Piala AFF 2016 di Stadion Rajamangala, Bangkok, Thailand, Sabtu (17/12/2016). (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Perannya di lapangan tengah Thailand, sudah terbukti selain meraih gelar pemain terbaik, juga ikut andil dalam meraih trofi juara Piala AFF 2016. Dalam pertandingan final leg kedua melawan Indonesia, misalnya, Chanathip Songkrasin mampu membuat pertahanan Indonesia frustrasi.

Di Piala AFF 2016, Messi Jay mencetak satu gol, yakni saat The War Elephant melibas Myanmar 4-0 di leg kedua semifinal. Ia tampil pada enam pertandingan, minus kala melawan Filipina di penyisihan Grup A. Ketika itu Thailand sudah memastikan lolos ke semifinal sehingga tenaganya disimpan oleh sang pelatih. Kecuali saat meladeni Myanmar di leg pertama semifinal, Chanathip Songkrasin bermain penuh selama 90 menit.

Performanya bersama timnas Thailand langsung berbuah lirikan dari banyak klub. Namun pada akhirnya, Muangthong United sebagai klub yang memiliki kontrak Chanathip Songkrasin, meminjamkannya kepada klub J-League, Hokkaido Consadole Sapporo.

Dengan usia yang masih 23 tahun, diyakini Chanathip Songkrasin bakal menjadi jenderal lapangan tengah timnas Thailand selama beberapa tahun ke depan. Kariernya masih panjang dan berpeluang menjadi salah satu pemain legendaris di tingkat Asia Tenggara.

6 dari 6 halaman

Hansamu Yama Pranata

5. Hansamu Yama Pranata
Akhirnya Indonesia memiliki lagi bek tengah yang kuat dalam bertahan dan produktif mencetak gol. Setelah era Herry Kiswanto, Robby Darwis, hingga Bejo Sugiantoro, kini muncul Hansamu Yama Pranata.

Kiprah Hansamu sejak memperkuat Timnas Indonesia U-19 yang meraih Piala AFF U-19 2013 menanjak di Piala AFF 2016. Pemain berusia 21 tahun ini mampu mencuri perhatian pelatih Alfred Riedl, hingga partai puncak melawan Thailand.

Awalnya Hansama Yamu tidak dapat kesempatan bermain hingga berakhirnya penyisihan Grup A. Statusnya hanya sebagai pelapis dari Yanto Basna atau Fachrudin Wahyudi Aryanto. Di posisi itu juga masih bercokol Manahati Lestusen.

Tetapi, berkah mulai menghampirinya saat semifinal leg pertama kontra Vietnam. Tepatnya saat Yanto Basna dan Fachrudin Aryanto harus absen karena terkena hukuman akumulasi kartu kuning. Alhasil, Alfred Riedl tidak punya pilihan lain kecuali menurunkan Hansamu Yama.

Hansamu Yama Pranata, Timnas Indonesia. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Hansamu langsung menggila. Ia mampu mengawal pertahanan Indonesia secara solid. Bahkan ikut menyumbang satu gol dalam semifinal leg pertama melawan Vietnam di Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor (3/12/2016).

Pasca pertandingan itu Hansamu langsung dapat status sebagai pemain inti menggeser Yanto Basna. Performa positifnya berlanjut di semifinal leg kedua yang dramatis di kandang Vietnam. Indonesia pun dibawanya ke final menghadapi Thailand.

Pada leg pertama final, Hansamu Yama masih mempertontonkan kualitasnya. Ia mampu mengadang pergerakan pemain depan Thailand, dan lagi-lagi mencetak gol di final leg pertama. Namun, di partai puncak kedua di markas Thailand, Indonesia gagal juara. Meski begitu, performa Hansamu Yama tetap konsisten. 

Tidak salah bila dia jadi pemain muda paling bersinar di antara tujuh pemain yang berusia 23 tahun ke bawah, yang ada di Timnas Indonesia.

 

Video Populer

Foto Populer