Sukses


Pesan Damai dari Suporter Timnas Indonesia U-19 di Myanmar

Bola.com, Yangon - Timnas Indonesia U-19 mendapat lebih banyak dukungan dari suporter saat bertanding melawan Vietnam pada laga ketiga penyisihan Grup B Piala AFF U-17 2017 di Stadion Thuwunna, Yangon, Senin (11/9/2017).

Sekitar 20 orang WNI yang menetap di Yangon datang bersama staf KBRI Yangon. Di luar itu, ada dua suporter yang jauh-jauh datang langsung dari Jakarta, khusus mendukung perjuangan Tim Garuda Nusantara di Piala AFF U-18 2017. Keduanya adalah Harie Pandiono Paimin dan Budi Semar.

Di kalangan suporter nasional, terutama Aremania, sosok keduanya sudah tidak asing lagi. Keduanya merupakan Aremania tulen yang berupaya menunjukkan bila suporter setia tim Singo Edan itu ada di mana-mana. Mereka juga yang memiliki inisiatif membentangkan Bendera Merah-Putih raksasa dalam beberapa laga yang dijalani Timnas Indonesia.

Namun, secara khusus, buat Harie, misinya tak lagi hanya soal Arema. Seiring berjalannya waktu, ia ingin memperkenalkan sepak bola Indonesia di mancanegara.

Salah satu caranya, ia rajin mendatangi pertandingan yang dilakoni Timnas Indonesia di mana pun berada, dalam ajang apapun. Harie juga tak segan membentangkan syal Merah-Putih dan Arema di berbagai turnamen internasional bergengsi seperti Piala Dunia dan Liga Champions.

Hajatan Piala AFF U-18 2017 kali ini tidak luput dari perhatiannya. Ia sudah merencanakan perjalanan ini sejak tiga bulan lalu.
Untuk sampai ke Yangon, perjalanan panjang ditempuh Harie. Sebelum tiba di Jakarta, ia bertolak dari Synchelles menuju Dubai, dan selanjutnya Jakarta. Setelah itu ia baru melanjutkan perjalanan ke Yangon.

Untuk awaydays kali ini, Harie dan Budi mengusung target khusus, yakni perdamaian melalui sepak bola. Keduanya tertuju pada insiden meninggalnya suporter Timnas Indonesia di Tanah Air dalam beberapa bulan terakhir serta krisis kemanusiaan Rohingya.

"Tadinya saya sempat takut mendapat perlakuan tak menyenangkan kalau berada di Yangon dalam situasi seperti sekarang. Tapi, setelah sampai di sini (Yangon), semuanya baik-baik saja. Yangon aman, orangnya ramah-ramah. Mereka menyambut baik tamu yang datang. Saya juga mendapat bantuan dari teman-teman di sini. Saat berjalan ke stadion tadi juga aman," tutur Harie, yang berjalan kaki menuju ke Stadion Thuwunna dengan membawa Bendera Merah-Putih.

(Laporan jurnalis Bola.com Aning Jati dari Yangon, Myanmar)

2 dari 2 halaman

Membawa Pesan Perdamaian

Pria kelahiran Malang in menyadari jarak Yangon dengan lokasi krisis kemanusiaan Rohingya, cukup jauh. Itulah mengapa ia sedikit menyesalkan bila ada suporter yang membatalkan niat mendukung Timnas Indonesia U-19 hanya karena khawatir dengan keselamatan selama berada di bekas ibu kota Myanmar ini.

"Saya sempat mendengar ada istri yang melarang suaminya ke Yangon untuk mendukung timnas karena kekhawatiran dengan keselamatan," ujarnya.

Sebagai insan suporter nasional, ia berharap sesama rekan suporter di Tanah Air bisa menjaga perdamaian. Tak terpengaruh dengan isu sensitif yang tidak ada kaitannya dengan sepak bola.

Lebih lanjut, pria yang memiliki puluhan ribu followers di akun Instagram personalnya itu juga menyentil PSSI. Ia memiliki harapan pada PSSI agar federasi sepak bola Indonesia itu bisa mengambil sikap tegas terhadap setiap pelanggaran yang terjadi sehingga tidak jatuh korban jiwa lagi. Ketegasan itu diperlukan agar suporter tidak menghukum dengan cara mereka sendiri.

Harie Pandiono (kanan) dan Budi Semar, suporter Timnas Indonesia U-19 yang melakukan awaydays ke Yangon. (Bola.com/Aning Jati)

Demi alasan-alasan itulah Harie dan Budi rela merogoh kocek sendiri dan menyambangi Yangon. Harie dan Budi mengenakan kostum berwarna merah, warna kebanggaan Timnas Indonesia, lengkap dengan aksesoris ala suporter. Harie terlihat mengenakan kaus dengan bertuliskan "Damai Suporter Indonesia" mempertegas kampanye aksi damainya.

Sepanjang pertandingan, keduanya sibuk dan tak kenal lelah memberi dukungan pada Tim Garuda Nusantara. Sambil mengibar Bendera Merah-Putih, keduanya menyanyikan chant khas suporter Indonesia. Suara mereka terdengar lantang karena duel Indonesia vs Vietnam memang sepi penonton. "Satu atau sejuta suporter, tetap lantangkan suaramu," begitu kata Harie.

Keduanya juga sempat mengalami kejadian tak menyenangkan. Mulai kesulitan membentangkan Bendera Merah-Putih yang beratnya mencapai 10 kilogram di area tribune VIP, hingga harus pindah ke tribune barat Stadion Thuwunna lantaran lagi-lagi dilarang memasang spanduk-spanduk dukungan di area tribune VIP.

Jerih lelah mereka memang tak berbalas dengan kemenangan yang dinantikan karena Timnas Indonesia U-19 kalah 0-3 dari Vietnam. Kekecewaan dirasakan keduanya karena fans manapun pasti ingin melihat tim kesayangan menang dalam sebuah pertandingan.

Namun, keduanya bukan suporter Indonesia kemarin sore. Loyalitas mereka tanpa batas hingga menembus sekat-sekat yang ada. Tidak ada kata kapok dalam kamus mereka untuk mendukung Timnas Indonesia. "Kebanggaan tetap kebanggaan walau kalah," begitu kata Harie.

Video Populer

Foto Populer