Sukses


Jika Jadi ke Benfica, Egy Maulana Vikri Jadi Pemain Indonesia ke 4 yang Melanglang ke Portugal

Bola.com, Jakarta - Rumor Egy Maulana Vikri bakal bermain di klub elite Portugal, Benfica berembus kencang di Tanah Air. Media Portugal Record memberitakan kalau penyerang andalan Timnas Indonesia U-19 bakal pindah dari klub Polandia, Lechia Gdansk, dengan status pemain pinjaman.

Jika jadi, proses kepindahan Egy agak unik karena sang pesepak bola belia belum sempat tampil membela Lechia Gdansk. Di klub itu Egy pun sejatinya belum meneken kontrak resmi karena usianya masih 17 tahun. Perjanjian keduanya baru sebatas komitmen antarkedua belah pihak.

Sesuai regulasi UEFA, seorang pesepak bola belia baru bisa meneken kontrak resmi begitu berusia 18 tahun. Baru pada 7 Juli 2018 pemain asal Medan itu genap berusia 18.

Record mengklaim Lechia terpaksa meminjamkan Egy ke klub lain karena klub tersebut saat ini terancam degradasi ke kasta kedua Liga Polandia.

Di Benfica Egy tidak langsung mentas ke tim utama, ia akan bermain di tim satelit klub yang pernah ditukangi pelatih top, Jose Mourinho itu. 

"Pemain berusia 17 tahun tersebut akan bergabung dengan tim yunior Benfica. Namun, Benfica memiliki opsi untuk membelinya jika dia tampil bagus," demikian bunyi kutipan pemberitaan  Record.

Mencuatnya Benfica dalam rumor transfer Egy Maulana Vikri bukan sesuatu yang mengherankan.

Pada Oktober 2017 silam Benfica secara resmi mengundang Egy Maulana Vikri untuk mengikuti seleksi pemain di akademi klub, yakni Caiza Futebol Campus. Surat tersebut dikirimkan Benfica ke PSSI.

Manajer Umum Pembinaan Usia Muda Benfica Pedro Mil-Homens menandatangani surat tawaran mengikuti trial buat Egy.

“Sport Lisboa E Benfica Futebol SAD yang beralamat di Estadio do Sport Lisboa e Benfica, Avenida Eusebio da Silva Ferreira, 1500-313 Lisbon, Portugal, dengan hormat mengundang secara resmi Egy Maulana Vikri yang lahir pada 7/7/2000 di Medan, Republik Indonesia, untuk menjalani trial di akademi sepakbola kami (Caixa Futebol Campus) di Seixal, Portugal, secepatnya setelah mendapatkan visa masuk ke Portugal.”

“Lebih lanjut, seluruh asuransi olahraga akan ditanggung sepenuhnya oleh Benfica. Kami akan sangat senang menerima Egy Maulana Vikri di Lisbon.”

Ayah angkat Egy Maulana Vikri, Subagja Suihan, membantah soal kabar kepindahan pesepak bola binaannya dari Lechia Gdansk ke Benfica. Ia menyebut kalau komitmen Egy sampai saat ini adalah bermain di Liga Polandia.

2 dari 4 halaman

Martunis

Martunis saat diperkenalkan sebagai pemain Sporting Lisbon. (Facebook/Martunis)

Martunis diperkenalkan secara resmi bergabung jadi anak didik akademi Sporting Clube de Portugal (Sporting Lisbon) pada Rabu (1/7/2015), tepatnya dalam acara Gala Honoris Sporting. 

Sejak itu kisah hidup Martunis, korban tsunami yang melanda Aceh pada 2004 itu hingga bisa bergabung bersama Sporting, terus menarik perhatian.

Pada acara malam peringatan hari ulang tahun klub ke-109 itu, Presiden Sporting, Bruno de Carvalho, memperkenalkan Martunis kepada para undangan. Di hadapan ratusan undangan, pemuda asal Aceh ini resmi dinyatakan bergabung di akademi sepak bola yang pernah menelurkan bakat-bakat pesepak bola dunia, salah satunya adalah bintang Portugal, Cristiano Ronaldo.

Martunis sendiri adalah anak angkat Ronaldo. Namanya populer ke seantero dunia setelah tertangkap kamera terombang-ambing menggunakan jersey Timnas portugal saat musibah Tsunami melanda Aceh pada pengujung tahun 2004.

Sayangnya, Martunis gagal mendapat kontrak profesional di Sporting. Selama hampir setahun ia hanya terlibat aktivitas latihan bareng dengan pemain-pemain belia klub tersebut.

"Berada di Sporting selama setahun sangat sulit. Saya mengalami cedera selama empat bulan lebih dan kemudian harus adaptasi cuaca, makanan dan bahasa. Semuanya itu butuh waktu dan proses," kata Martunis.

3 dari 4 halaman

Muhammad Rafid Habibie

Muhammad Rafid Habibie, cucu Presiden RI ke-3, BJ Habibie, bersiap menjalani trial di Akademi Sporting Lisbon, Portugal. (Bola.com/Dok. Pribadi)

Tak banyak diekspos media, Muhammad Rafid Habibie, salah satu cucu Presiden RI ke-3 BJ Habibie bersiap menjalani trial ke klub elite Portugal, Sporting Lisbon. Ia kini berada di klub Bali United, untuk ikut latihan bersama tim asuhan Indra Sjafri.

Muhammad Rafid Habibie, terlihat mengikuti sesi latihan Bali United yang digelar di Lapangan Trisakti, Gianyar, pada Senin (14/3/2016). "Orangtuanya minta izin agar Rafid bisa ikut latihan bareng Bali United. Kebetulan saya kenal orangtuanya, yang ingin saya melihat langsung kemampuan putranya," ujar Indra Sjafri.

Rafid anak sulung Rully Habibie, putra kedua Junus Effendy Habibie yang merupakan adik kandung BJ Habibie. Ia kini berusia 15 tahun. Anak muda berambut gondrong tersebut berlatih rutin sepak bola di Sam's Soccer Academy International (SSAI). Akademi sepak bola yang diikuti anak-anak ekspatriat tersebut seringkali mengikuti turnamen internasional atau tur ke sejumlah klub elite Eropa.

Bersama siswa-siswa binaan SSAI, Rahid kerap melanglang buana ke sejumlah klub beken. Pada bulan November 2015 silam ia sempat datang ke Akademi Feyenord di Belanda. Pada saat itu ia juga sempat singgah di Academia Sporting.

Bekaitan dengan Rafid, yang menarik beberapa tahun silam ia pernah jadi penari tradisional. Bersama sejumlah siswa SD Islam Al Ikhlas ia tampil di ajang 4th International Children Festival (Sun Golden Lykia World Oludeniz Folk Dance Competition) yang berlangsung di Fethiye, Mugla, Turki pada 24 April 2011.

Festival dan kompetisi ini dilaksanakan untuk memperingati hari anak nasional di Turki yang jatuh setiap tanggal 23 April. Selama sembilan hari, ratusan anak-anak dari seluruh dunia, mengikuti rangkaian kegiatan untuk merayakan hari anak ini.

Kompetisi tari sendiri diikuti 16 grup dari 14 negara. Negara yang ikut bertanding dalam kompetisi tersebut di antaranya: Turki, Azebaijan, Moldova, Rusia, Lithuania, India, Kazakhstan, Inggris, Georgia, Ukraina,Kenya, dan Siera Leone.

Kompetisi tari tradisional berlangsung di Fethiye City Center dengan disaksikan ribuan orang dan pejabat setempat. Tim Indonesia diwakili SD Islam Al Ikhlas Jakarta yang beranggotakan 27 penari berbakat. Mereka diasuh oleh Sanggar Gema Citra Nusantara, pimpinan Mira Arismunandar. Rafid dkk. tampil memukau hingga mendapatkan poin tertinggi dari akumulasi penilaian dewan juri.

Dewan juri berasal dari perwakilan masing-masing negara. Mereka akhirnya menobatkan Indonesia sebagai juara dalam kompetisi ini. Peringkat kedua diraih Ukraina dan ketiga didapat Georgia. Kala memenangi lomba menari, Mazaya Rafina Habibie, adik Rafid juga ikut serta.

Sayangnya seperti halnya Martunis, Muhammad Rafid Habibie juga gagal mendapat kontrak profesional di Sporting Lisbon.

4 dari 4 halaman

Greg Nwokolo

Greg Nwokolo pernah bermain di Thailand bersama klub BEC Tero Sasana pada tahun 2015. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Greg Nwokolo striker Nigeria baru mengantungi status WNI pada tahun 2011 sempat berkarier di kompetisi kasta tertinggi Portugal, Liga Pro pada musim 2009-2010.

Pemain kelahiran 3 Januari 1986 itu membela klub Olhanense.

Pada Liga Pro Portugal musim 2008-2009 Greg bermain di 13 laga dengan koleksi lima gol. Dianggap kurang produktif kontrak Greg tak diperpanjang. Ia kemudian kembali ke Indonesia memperkuat Persija Jakarta.

Greg yang kini berkostum Madura United menyebut persaingan di Liga Portugal sangat keras.

"Kompetisi Portugal mungkin tidak sepopuler Inggris, Jerman, Spanyol atau Italia. Namun, Portugal seringkali dijadikan batu loncatan buat pemain muda sebelum mentas di klub raksasa Eropa," ujar Greg dalam suatu kesempatan.

Selain bermain di Portugal Greg juga sempat mencicipi kompetisi negara tetangga Thailand. Ia dikontrak Chiangrai United (2012) serta BEC Tero Sasana (2015-2016).

Saat di level junior ia juga sempat singgah di tiga klub Singapura, Tampines Rovers, Young Lions, Singapore Armed Forces. Karena dianggap berbakat Greg Nwokolo juga sempat ditawari paspor Singapura, negara Asia Tenggara yang doyan menaturalisasi pesepak bola asal Eropa dan Afrika.

Video Populer

Foto Populer