Sukses


Persibara Berharap Pelaku Pengaturan Skor Segera Diadili

Bola.com, Banjarnegara - Persibara Banjarnegara bertekad menghentikan praktik mafia yang terjadi sepak bola Indonesia khususnya di kompetisi Liga 3. Seusai buka-bukaan dalam acara Mata Najwa, klub yang bermain di Liga 3 ini berharap pelaku pengaturan skor segera diadili.

Persibara merasa dirugikan oleh Asosiasi PSSI Provinsi (Asprov) Jawa Tengah. Uang miliaran rupiah telah dikeluarkan manajemen Persibara agar dapat berprestasi dengan promosi ke Liga 2 musim 2019, yakni melalui jalan yang ditawarkan Asprov PSSI Jateng.

Namun, nyatanya jalan lapang seperti dijanjikan Asprov PSSI Jateng yang dipimpin Johar Lin Eng tak sesuai harapan.

Merasa dizalimi, Persibara pun memilih jalan untuk membongkar borok Asprov PSSI Jateng ke publik. Manajer Persibara Banjarnegara, Lasmi Indaryani, bergeming melanjutkan kasus ini sampai tuntas.

"Banyak netizen yang menyerang saya setelah acara di televisi semalam. Dengan menganggap saya sebagai manajer goblok, Persibara nggak punya uang minta berprestasi. Tapi, ini bukan kalah menang, soal bukti makanya saya ngomong bukan hanya menyebar hoax," jelas Lasmi Indaryani kepada Bola.com, Kamis (20/12/2018).

Pihaknya mengaku telah bertemu dan berkoordinasi langsung dengan Kapolri Tito Karnavian untuk melanjutkan kasus mafia bola. Apalagi setelah adanya satgas antimafia yang diinisiasi oleh Kapolri, direspons positif Persibara.

Lasmi Indaryani menegaskan tak takut dengan ancaman maupun serangan balik yang mungkin akan dilakukan Asprov PSSI Jateng.

"Kami teruskan kasus ini, karena sudah mempertaruhkan banyak hal. Kalau tidak sampai tuntas, percuma perjuangan kami. Saya sudah siapkan kuasa hukum bernama Muyamin Saiman. Jadi, ya silakan kalau mereka mau menyerang balik. Pak Kapolri juga sangat mendukung kami, kenapa saya harus takut? Kami berharap benar-benar cepat terbukti dan pelakunya diberi sanksi," imbuh Lasmi.

 

2 dari 2 halaman

Penipuan Berencana

Wanita yang juga putri Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono, ini mengklaim Persibara mengalami kerugian material yang cukup besar. Sang ayah, Budhi Sarwono, merinci uang yang harus dikeluarkan untuk memuluskan jalan Persibara lewat Ketua Asprov PSSI Jateng mencapai angka Rp1,3 miliar.

"Saya bertemu dan berkoordinasi dengan satgas antimafia, mereka sangat respek bahkan ikut gemas melihat kasus kami sampai seperti itu. Kasus ini sih saya sebutnya garong, bukan hanya mafia saja. Sungguh ini murni penipuan yang berencana," lanjutnya.

Lasmi dan ayahnya kini telah mengundurkan diri dari segala aktivitas sepak bola di Banjarnegara. Budhi Sarwono diketahui sebagai Ketua Askab PSSI Kabupaten Persibara, sementara putrinya Lasmi Indaryani adalah manajer tim.

Lasmi memastikan sudah tidak memiliki kepentingan di Persibara, dan pasrah akan masa depan tim berjulukan Laskar Dipayuda.

"Saya sudah mundur bersama ayah saya. Persibara dalam situasi vakum, tidak ada aktivitas, dana sudah habis karena kami tombok. Ya monggo, apa pun hasilnya untuk Persibara kami pasrah saja," ucapnya.

Langkah Persibara menuju promosi ke Liga 2 terhenti di babak nasional pendahuluan Liga 3. Persibara harus mengakui keunggulan Persedikab Kabupaten Kediri dua gol tanpa balas pada 16 November 2018. Persibara hanya menang 2-1 pada pertemuan pertama di kandang sendiri, sehingga kalah agregat 2-3 dan tersingkir.

Video Populer

Foto Populer