Sukses


3 Aturan Khas Milomir Seslija di Arema

Bola.com, Malang - Arema selangkah lagi akan dibesut pelatih asal Bosnia, Milomir Seslija. Meski belum memberikan pernyataan resmi, kandidat pelatih lain Arema, Wanderley Junior sudah mengakui Milo yang dipilih manajemen Arema untuk jadi pelatih kepala musim 2019.

Melihat sosok Milo, pelatih 54 tahun ini memang cukup kontroversial. Di satu sisi dia jenius dalam strategi, di sisi lain dia senang menebar psywar.

Terlepas dari itu, banyak hal menarik pada diri Milo. Ketika menangani Arema musim 2016, dia punya tiga aturan unik yang jarang diberlakukan pelatih sebelumnya. Mulai konsumsi makanan sampai memperhatikan hal detail dalam perilaku pemainnya.

Hal itu merupakan cerminan kedisiplinannya. Aturan itu sempat dibawanya saat melatih Persiba Balikpapan dan Madura United. Berikut tiga aturan khas Milo, selengkapnya.

Denda Rp5 juta untuk nasi goreng

Milo merupakan pelatih yang sangat tak menyukai melihat pemainnya mengonsumsi nasi goreng. Itulah mengapa dia memberikan aturan denda Rp5 juta untuk pemain yang ketahuan makan nasi goreng. Alasannya, kadar minyak yang tinggi bukan konsumsi untuk atlet.

Hal itu dibenarkan dokter tim Arema musim 2016, Yudis Sugeng. Dia masih ingat bagaimana Milo mengontrol langsung setiap makanan yang akan dikonsumsi pemain. Terutama saat laga tandag. "Memang yang benar seperti itu. Atlet lebih bagus mengkonsumsi makanan yang dikukus," jelasnya.

Tetapi selama satu musim, tidak ada pemain Arema yang terkena denda itu. Bisa jadi tidak ada yang berani makan nasi goreng atau memang mereka sembunyi-sembunyi memakannya.

Sangat mungkin aturan ini diterapkan kembali Milo di musim 2019. Pemain Arema yang sudah pernah bekerja dengannya tentu paham betul dengan sifat Milo yang anti-nasi goreng.

2 dari 3 halaman

Mengontrol Jam Malam Pemain dengan Banana Shake

Aturan ini selalu diterapkan ketika pemain Arema dikarantina dalam pemusatan latihan atau menjalani laga away. Setiap malam sekitar jam 21.30 WIB, pemain harus turun ke restoran tempat tim menginap.

Semua diwajibkan mengonsumsi banana shake. Selain membuat pemain lebih cepat tidur, aturan ini sekaligus digunakan Milo untuk mengontrol jam malam pemainnya.

Artinya, jika pemain tidak turun untuk meminum banana shake, dia akan dicari. Ada dua kemungkinan, pemain itu sudah tertidur atau perlu keluar penginapan.

Aturan ini berhasil membuat pemain jarang keluar malam karena setelah sesi banana shake selesai, Milo masih tetap berada di restoran untuk memastikan semua pemainnya kembali ke kamar dan beristirahat.

Tetapi, aturan ini tidak berlaku setelah pertandingan karena pemain dibebaskan setelah menjalani pertandingan. Terutama jika Singo Edan berhasil memetik kemenangan. Dia memberikan kesempatan kepada pemain untuk menikmati kemenangan tersebut.

3 dari 3 halaman

Membatasi Penggunaan handphone

Saat di meja makan dan menjelang pertandingan, Milo tidak mengizinkan pemainnya menggunakan handphone karena dalam dua momen itu, dia berharap pemainnya bisa saling berkomunikasi. Alasan lainnya, handphone bisa membuat fokus pemain teralihkan.

Praktis, saat di meja makan, pemain Arema saling berkomunikasi. Tidak ada lagi yang memegang handphone sehingga suasana tim lebih cair.

Sedangkan jelang pertandingan, saat masuk bus hingga pulang dari stadion handphone pemain harus sudah ditinggalkan karena pertandingan jauh lebih penting daripada mengutak-atik ponsel.

Aturan ini sebenarnya sudah pernah diterapkan beberapa pelatih, seperti Aji Santoso ketika menangani Timnas Indonesia U-23. Begitu juga dengan pelatih lainnya.

Artinya, ada saatnya pemain harus melepaskan diri dari handphone dan dunia maya. Milo termasuk pelatih yang tidak terlalu senang berselancar di dunia maya atau media sosial.

Milo tidak memiliki akun medsos. Hanya istrinya yang memiliki, dan beberapa kali mengunggah aktivitasnya. Sementara sang pelatih sepertinya tidak tertarik untuk berlama-lama dengan handphone.

Video Populer

Foto Populer