Sukses


Mengenal Megawati Agustiani, Manajer Bali United Cafe yang Awalnya Tak Tertarik Sepak Bola

Bola.com, Gianyar - Wanita berambut hitam sebahu itu sibuk bekerja di Bali United Cafe. Saat sedang ramai, kafe yang terletak di bawah tribune sayap kanan Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, membuat setiap karyawan bertambah sibuk melayani pembeli.

Wanita itu terkadang ikut menghampiri pengunjung kafe yang sedang memesan makanan. Dari pakaiannya, dia bukan seorang pelayan. Dia terlihat lebih santai dengan mengenakan blus warna hitam. Sedangkan, setiap pelayan kafe tersebut memakai baju seragam dengan desain bak tuxedo.

Tak lama, dia menghampiri para koki di balik dapur yang sibuk memasak berbagai pesanan pelanggan. Dia memberikan beberapa perintah. Berpindah ke bangku pengunjung, dia berusaha merapikannya, memastikan estetika di kafe tetap terjaga

Sebentar kemudian, dia menghampiri jurnalis Bola.com yang tengah duduk di dekat kaca dekat dengan area lapangan stadion. “Maaf, kadang kalau ramai begini jadi sibuk. Kadang harus di balik meja, tapi juga harus keluar,” katanya, beberapa waktu lalu. 

Dari pakaiannya mungkin banyak yang mengira dia hanyalah pengunjung kafe biasa. Namun, wanita bernama lengkap Megawati Agustiani itu bertanggung jawab atas keberlangsungan kafe. Dia merupakan Manajer Bali United Cafe.

Wanita yang akrab disapa Mega itu membagikan ceritanya bisa terjun di dunia sepak bola bersama Bali United. Meski tidak langsung terlibat dalam tim, wanita asal Bogor itu sama sekali tidak pernah menyangka akan mendapatkan pekerjaan yang dijalaninya saat ini.

“Saya sebenarnya bukan fans bola. Sama sekali bukan. Saya kuliah di Hubungan Internasional (HI) UPH (Universitas Pelita Harapan) Tangerang, angkatan 2009. Sebelumnya juga belum pernah sama sekali tidak terpikir bakal nyemplung di sepak bola,” ujar Mega kepada Bola.com.

 

2 dari 3 halaman

Tantangan Baru

Mega lulus dari UPH pada 2013. Setelah itu, dia memutuskan ke China, mempelajari bahasa Mandarin di Shanghai. Setahun di sana, wanita berusia 27 tahun itu memutuskan bekerja di Australia.

“Akhir 2015, saya diajak teman untuk gabung Bali United. Dia kerja duluan di sini. Dia minta saya masuk staf marketing. Sempat kepikiran takut tidak bisa menjalaninya. Tapi, justru karena saya bukan fans bola jadi tantangan. Saya ingat pernah belajar marketing juga di HI dulu,” terang Mega.

“Saya pernah jalan-jalan ke Camp Nou (markas Barcelona) bareng teman-teman. Mereka terlihat antusias sekali, sementara saya merasa itu biasa saja. Dari situ kepikiran juga, berarti fans bola itu memang begitu cintanya pada klub. Pengalaman itu semakin membuat saya tertantang,” imbuhnya.

Mega menjalani momen pertama sebagai staf marketing Bali United dengan tidak mudah. Waktu itu, dia juga sempat ragu dengan karier barunya. Apalagi kompetisi sepak bola Indonesia sempat berhenti akibat PSSI dibekukan oleh FIFA.

“Setelah ngobrol, Pak Pieter Tanuri (pemilik Bali United) meyakinkan bahwa tidak lama lagi akan ada jalan. Beruntung, tahun 2016 ada ISC A dan kami akhirnya disibukkan lagi dengan pekerjaan,” ucapnya.

Dari situlah, Mega mendapat kesempatan untuk menjajal tantangan lain. Pada 5 Juni 2018, Bali United memutuskan mendirikan kafe dengan konsep yang unik. Bali United Cafe terletak di area stadion dan berada di bawah tribune.

“Waktu kafe mau berdiri, Pak Pieter menunjuk saya untuk jadi manajer. Saya tipe orang yang tidak akan menolak tawaran. Justru ini menjadi tantangan. Tapi, saya juga jujur sama Pak Pieter, saya belum berpengalaman, ternyata beliau tidak mengubah keputusan,” ungkap Mega.

“Beliau bilang, ‘nanti kita belajar bareng’. Oke, saya merasa mendapat banyak dukungan. Learning by doing saja, belajar sambil terus berjalan,” tambah Mega.

 

3 dari 3 halaman

Tiru Kafe di Old Trafford

Di kafe itu pengunjung bisa mencicipi sensasi menonton pertandingan dari dalam kafe. Letak kafe ini memang tepat berada di bawah tribune sayap kiri VIP. Dengan hanya kaca yang membatasi kafe dan lapangan, pengunjung bisa menyaksikan Fadil Sausu dkk. berjuang meraih kemenangan dalam sebuah pertandingan.

Sekilas, fasilitas yang dimiliki Bali United Cafe ini mengingatkan kepada markas Manchester United, Old Trafford. Mega menyebutkan pihaknya memang meniru gaya kafe di Old Trafford yang bernama The Red Cafe itu.

Berkat Bali United, Mega kemudian berusaha mempelajari banyak hal mengenai sepak bola. Termasuk, dia mengidolakan Arsenal sebagai klub Eropa kebanggaannya. “Tidak tahu kenapa suka sama Arsenal. Mungkin karena klub Inggris, jadi kadang kalau nonton masih bisa paham bahasanya,” ujarnya.

Sebagai manajer, Mega juga ikut berkontribusi dalam memberikan ide tentang pendirian kafe. Dia mengusulkan desain yang terdapat pada spot di area kafe. Seperti misalnya mini tribune yang terletak di dekat dapur.

“Termasuk, seragam waitress. Dalam beberapa hari seragam tuxedo itu. Tapi, ada juga waktunya pakai baju adat Bali di hari-hari tertentu,” kata Mega.

Setelah delapan bulan menjadi manajer, Mega mengaku telah banyak mempelajari hal baru yang belum didapatnya. Dia dipaksa mengatur dan memastikan banyak hal mulai dari belanja bahan makanan, sampai membuat pengunjung kafe merasa puas.

“Kafe itu sesuatu yang sangat kompleks. Mulai dari mengolah makanan, memberikan pelayanan dengan cepat. Banyak yang harus diperhatikan. Belum lagi kalau ramai, terutama pertandingan. Wah, itu benar-benar jadi hari yang sangat sibuk,” ucapnya.   

Video Populer

Foto Populer