Sukses


Sikap Persipura Berkaitan dengan Desakan KLB PSSI

Bola.com, Jakarta - Persipura Jayapura sama sekali belum memikirkan Kongres Luar Biasa (KLB) pasca penetapan Plt Ketua Umum PSSI, Joko Driyono menjadi tersangka oleh Satgas Mafia Sepakbola.

Penetapan Joko sebagai tersangka praktis membuat kursi Plt Ketum PSSI menjadi lowong. Namun manajemen Tim Mutiara Hitam sendiri belum memikirkan digelarnya Kongres Luar Biasa (KLB) untuk mencari ketum baru.

Sekretaris Umum Persipura, Rocky Bebena menilai kalau KLB bukan solusi untuk memecahkan persoalan pengaturan skor. Justru, KLB berpotensi memunculkan kegaduhan jelang agenda penting, pemilihan presiden (pilpres) dan pemilihan legislatif (pileg).

Selain itu, mengacu pada statuta PSSI, Rocky menjelaskan, KLB juga harus melalui mekanisme berdasarkan statuta permintaan komite eksekutif dan dua per tiga dari pemegang hak suara anggota federasi.

"Jangan salah persepsi dulu, jangan dulu bawa dulu ke KLB karena kasus ini, apalagi ketua umum itu kemarin mengundurkan diri, berarti harus diganti dengan pelaksana tugas (Plt), jadi kalau bermasalah lagi, maka exco tertua bisa menjadi pengganti untuk melaksanakan tugas itu," ujar Rocky dalam keterangan pers yang diterima Bola.com pada Selasa (19/2/2019).

"Kami buka tidak mau melaksanakan KLB pasca kasus itu, tapi agenda penting sekarang sudah dekat pelaksanaaan pemilihan presiden dan legislatif. Semua harus menghargai agenda negara ini dan jangan meremehkan agenda ini," papar dia.

Dia menambahkan, sepak bola itu bisa menjadi alat dan sangat sensitif. Pertarungan di lapangan hijau ini berpotensi sebagai alat untuk memprovokasi dan disusupi dengan beragam kepentingan.

Menurut Rocky, KLB PSSI lebih baik digelar setelah agenda Pilpres dan Pileg. “Karena kalau sekarang digelar, KLB itu bisa menjadi sebagai alat provokasi sekaligus bisa mengganggu sistem. Biarkan kepengurusan periode ini berakhir, karena hanya tersisa setahun lagi untuk memilih ketua umum baru,"  ujar Rocky Babena.

Video Populer

Foto Populer