Sukses


Cerita Perjalanan The Jakmania Mendukung Persija di Myanmar

Bola.com, Yangon - Puluhan The Jakmania, atau tepatnya 20 orang, melakukan perjalanan dari Jakarta ke Yangon, Myanmar. Bukan untuk piknik, apalagi liburan. Menjelajah sekitar 3.700 kilometer, tujuan The Jakmania cuma satu, mendukung Persija Jakarta.

Pengorbanan The Jakmania tidak berakhir sia-sia. Hasilnya pun manis. Persija mampu membawa pulang poin tiga. Armada Ivan Kolev dengan tangguhnya mempermalukan Shan United pada partai kedua Grup G Piala AFC 2019 di Thuwunna Stadium, Selasa (12/3/2019). Sempat tertinggal 0-1, Bruno Matos dan kawan-kawan menyelesaikan pertandingan dengan gaya. Persija berbalik unggul 3-1 di akhir laga.

"Pertandingan tadi dihadiri langsung oleh The Jakmania kurang lebih 20 orang plus 1 wanita Jakarta yang bekerja di Myanmar beserta temannya warga Myanmar," ujar salah seorang The Jakmania yang melakukan perjalanan ke Myanmar, Ezza Fitrach kepada Bola.com.

Selain kemenangan, Ezza punya segudang cerita menarik lainnya yang ia bawa pulang ke ibu kota. Di Myanmar, katanya, mayoritas masyarakatnya memakai sarung untuk berpergian ke mana-mana.

"Selain budaya dan kearifan lokal, mereka menganggap sarung sebagai komoditi asal-muasal dan tradisi turun-menurun nenek moyang yang mereka sebut paso untuk laki-laki dan perempuan htmain," kata Ezza, yang juga tergabung dalam komunitas Secondline Squad.

Selain sarung, masyarakat Myanmar juga lumrah memakai thanaka, kosmetik yang terlihat seperti bedak yang dioles di kedua pipi serta dahi. Ezza dan kawan-kawannya sempat mengira bahwa penampilan tersebut layaknya suatu keusilan yang kerap terjadi di Indonesia.

"Banyak warga lokal Myanmar yang memakai bedak atau thanaka supaya adem kata salah satu warga. Kami kira awalnya mereka cemong setelah kalah bermain karambol," urai Ezza membagi kisahnya.

"Selain itu, mencari makanan yang selera dengan lidah Indonesia dirasa rada sulit karena menyesuaikan makanan, terlebih banyak makanan yang tidak berlabel halal," tuturnya.

2 dari 2 halaman

Budget Tidak Terlalu Mahal

Perbedaan budaya menjadi kendala Ezza selama berada di Myanmar. Setiap kali memesan transportasi daring, mayoritas para supirnya tidak dapat berbahasa Inggris.

"Faktor lain adalah bahasa. Sulit berkomunikasi dengan warga atau transportasi daring karena mereka tidak bisa berbahasa Inggris," katanya.

Ternyata, kata Ezza, budget yang dikucurkan untuk sekali away ke Myanmar tidak terlalu mahal. Kisarannya hanya mencapai Rp 2-3 juta untuk tiga hari dua malam. Jumlah tersebut telah termasuk tiket pesawat dan penginapan.

Kesan lainnya yang didapatkan Ezza selama di Myanmar ialah ketika skuat Persija menghampiri tribun The Jakmania setelah peluit panjang dibunyikan. Para personel tim berjuluk Macan Kemayoran itu menyempatkan diri berfoto di depan para pendukung setianya.

"Setelah pertandingan, semua pemain dan ofisial menyambangi kami di bawah tribun utama dan mengucapkan banyak terima kasih atas dukungannya sepanjang Persija berlaga di kandang maupun tandang. Mereka sangat termotivasi dengan kehadiran kami di stadion, terlebih, mereka sempat tertinggal lebih dulu di awal pertandingan," imbuh Ezza mengakhiri percakapan.

Video Populer

Foto Populer