Kalah 3 Gol, Kalteng Putra Tetap Optimistis ke Final Piala Presiden 2019

Bola.com, Malang - Kalteng Putra menelan kekalahan 0-3 dari Arema dalam leg pertama semifinal Piala Presiden 2019 yang disiarkan Indosiar, Selasa (2/4/2019), dari Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.

Kekalahan ini membuat langkah Kalteng Putra menuju final menjadi berat. Merkea harus menang dengan selisih empat gol ketika menjadi tuan rumah di leg kedua, Jumat (5/4/2019).

Namun, pelatih Kalteng Putra, Gomes de Oliveira, tidak patah arang. Dia tetap optimistis anak buahnya bisa membalas kekalahan ini. 

"Kami tetap optimistis bisa membalas saat pertemuan kedua nanti. Pemain harus tetap semangat tanpa lelah untuk mengejar defisit gol ini," kata pelatih asal Brasil tersebut.

Gomes mengakui Arema tampil apik dalam pertandingan ini sehingga timnya tidak bisa berkembang. Selain itu, tekanan dari Aremania juga ikut memengaruhi performa Arema. Mereka lebih semangat untuk membombardir pertahanan Kalteng Putra.

"Sekarang kami menatap leg kedua. Harus bermain lebih menyerang di pertemuan kedua karena peluang untuk ke final masih ada,” imbuhnya.

Gomes barharap saat di leg kedua di Stadion 17 Mei, Banjarmasin, tim asuhannya juga mendapatkan dukungan suporter. “Jarak Banjarmasin dengan Palangkaraya tidak jauh. Jadi, kami berharap dapat dukungan dari suporter,” jelasnya.

Kalteng Putra tak bisa memainkan laga kandang di Palangkaraya karena markas mereka, Stadion Tuah Pahoe, masih dalam renovasi.

Dari evaluasi pertandingan malam ini, Gomes melihat anak buahnya melakukan sejumlah kesalahan sehingga lini belakangnya beberapa kali ditembus Arema.

"Kami punya peluang dalam pertandingan tadi, tapi tidak membuahkan gol. Selain itu, ada kesalahan dari kami yang membuat Arema bisa mencetak gol. Itu yang tak terulang lagi saat pertemuan kedua," sambungnya.  

Di awal laga Kalteng Putra sebenarnya mencoba melawan dengan permainan cepat. Mereka memprediksi Hamka Hamzah dkk. masih kelelahan. Namun, ternyata itu salah. Arema bisa meladeninya dan bermain lebih apik saat menguasai maupun kehilangan bola sehingga Kalteng Putra justru kesulitan membangun serangan.