Sukses


Piala Presiden 2019 Embun Penyejuk di Tengah Prahara Pengaturan Skor di Sepak Bola Indonesia

Bola.com, Jakarta - Piala Presiden 2019 menyajikan banyak drama. Klub-klub dengan nama besar bertumbangan, mulai dari fase penyisihan hingga laga final. Arema FC jadi kampiun usai mengalahkan rival abadinya Persebaya Surabaya 2-0 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jumat (12/4/2019). 

Di leg pertama partai puncak yang digelar di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, kedua tim berbagi skor imbang 2-2. Gelar ini kali kedua didapat Tim Singo Edan, setelah sebelumnya pada edisi 2016 mereka jadi yang terbaik usai menggasak Borneo FC 5-1.

Hanya sukses kali ini terasa sarat makna. Pesta juara digelar di kandang mereka Stadion Kanjuruhan, Malang. Suporter fanatik Kera-Kera Ngalam, Aremania, tumpah ruah memenuhi lapangan merayakan euforia sebagai tim yang berbaik.

 Buat mereka sukses ini spesial. Persebaya merupakan rival abadi selama puluhan tahun. Hebatnya walau tensi persaingan panas di lapangan, semangat sportivitas tetap dijunjung tinggi. Kubu Bajul Ijo yang kalah bisa berlapang dada menerima hasil pertandingan.

"Pertandingan yang seru, Arema FC pantas menjadi juara. Saya bangga atas perjuangan para pemain saya di lapangan. Mereka tidak menyerah hingga menit terakhir," ujar Djadjang Nurdjaman, pelatih Persebaya.

Kapolri, Tito Karnavian berbincang dengan Maruarar Sirait, saat konpers jelang final Piala Presiden 2018 di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (15/2/2018). Final dan semifinal Piala Presiden 2018 akan digelar di SUGBK Jakarta. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Tak hanya di lapangan, perilaku dua kelompok suporter, Bonek (Persebaya) dan Aremania (Arema), saat memberi dukungan dari tribune stadion dalam koridor fair play. Teror-teror psikologis ke tim lawan relatif masih dalam batas kewajaran.

Arema bisa bermain nyaman saat bertandang ke Surabaya, sementara itu Persebaya bisa tenang menjalani laga di Malang.

Semangat menjaga sportivitas dan fair play berulangkali didengungkan Maruarar Sirait, Ketua Steering Committee (SC) Piala Presiden 2019. Ia ingin turnamen yang menjadi sarana klub-klub terbaik di Tanah Air menempa diri sebelum berlaga di kompetisi sesungguhnya, Liga 1 2019, berjalan dengan lancar memberi efek positif bagi sepak bola nasional.

Piala Presiden sendiri sejak awal  digelar tidak pernah menggunakan anggaran pemerintah, termasuk APBN dan APBD.

"Ada yang berbeda dan mengalami progres positif pada penyelenggaraan Piala Presiden kali ini. Sekarang tahapannya sudah masuk dan transparasi sangat penting. Isu kepercayaan publik juga sangat penting," kata Maruarar Sirait

Maruarar Sirait, Ketua Steering Committee (SC) Piala Presiden 2019, menegaskan soal semangat keterbukaan turnamen yang diikuti 20 klub terbaik Tanah Air.

 

"Piala Presiden harus menjadi contoh yang baik mendorong arah perubahan positif sepak bola nasional. Sejak pertama kali digelar kami memberlakukan sistem audit keuangan yang terbuka. Tujuan dilakukan audit untuk membuktikan transparansi keuangan yang terjadi selama Piala Presiden bergulir," kata Maruarar Sirait jelang turnamen.

 

Politisi muda asal PDIP tersebut menyebut tiga kata yang menjadi fondasi penyelenggaraan Piala Presiden 2019: transparan, beretika, dan fair play.

Faktanya sejak fase penyisihan turnamen ini berjalan mulus dalam koridor sportivitas. Memang ada riak-riak kecil, seperti protes kepemimpinan wasit atau kericuhan antarkelompok suporter, tapi tetap tak mengurangi esensi semangat berkompetisi yang sehat.

Hal ini bak embun menyejuk, di tengah prahara kasus match fixing yang menyeret pengurus-pengurus teras PSSI dua bulan belakangan ini.

Yang terlihat nyata, semua tim yang berkompetisi punya peluang sama besar untuk menjadi juara. Hal yang jarang terjadi pun tersaji, tim-tim elite yang mendominasi perhelatan sepak bola Tanah Air bertumbangan satu per satu. Bahkan saat klub tersebut jadi tuan rumah.

2 dari 5 halaman

Juara Bertahan Tumbang di Perempat Final

Tim unggulan yang berstatus juara bertahan Persija Jakarta tersingkir di fase perempat final Piala Presiden 2019. Tim Macan Kemayoran digasak klub promosi Liga 1, Kalteng Putra lewat drama adu penalti.

Padahal, Persija bermain di hadapan pendukungnya sendiri di Stadion Patriot, Jakarta. Stadion dipenuhi The Jakmania, pendukung mereka.

Kalteng Putra yang diarsiteki Gomes de Oliviera bermain lepas tanpa tekanan nonteknis.

Saat Persija tertinggal terlebih dahulu lewat gol kontroversial Patrich Wanggai, penonton tetap anteng. Ada protes kecil dari para pemain Persija, yang kecewa karena wasit, Tauriq Alkatiri, mengesahkan gol tangan Tuhan Patrich, tapi aksi mereka tidak diluapkan secara berlebihan.

 "Tentu sakit kalau kalah seperti ini. Saya tadi teriak protes ke wasit, dia bilang 'I don’t see'. Dia bilang, dia tidak melihatnya. Inilah sepak bola," ujar Ivan Kolev, pelatih Persija pada konferensi pers setelah pertandingan.

Begitu pula saat gol balasan Persija yang dicetak Bruno Matos yang berbau offside. Pemain Kalteng Putra sempat melakukan protes, tapi pada ujungnya menghormati keputusan pengadil. Skor akhir pertandingan 1-1 (3-4) diterima dengan legowo.

Terpentalnya Persija, menambah deretan panjang klub-klub elite yang bertumbangan di persaingan Piala Presiden 2019.

3 dari 5 halaman

Penyisihan yang Menyajikan Banyak Kejutan

Tersingkirnya Persib Bandung di babak penyisihan jadi tajuk fenomenal di Piala Presiden 2019. Tim Maung Bandung yang bertabur bintang jadi tuan rumah penyisihan Grup A.

Sayangnya keuntungan bermain di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Bandung, yang dipadati bobotoh tak bisa dimaksimalkan oleh anak asuh Miljan Radovic.

Persib KO, usai menderita dua kekalahan beruntun dari PT Tira Persikabo (1-2) dan Persebaya Surabaya (2-3). Kemenangan telak 4-0 di laga terakhir Grup B tak menolong klub yang menjadi jawara Piala Presiden edisi perdana 2015.

"Tim ini sedang baru dibangun. Banyak pemain baru datang, mereka sedang tahap adaptasi awal, belum menyatu dengan tim. Saya tahu bobotoh kecewa, tapi jangan khawatir tim ini akan solid saat nanti bermain di Liga 1 2019," ujar Miljan Radovic yang dihujat bobotoh usai kegagalan di ajang Piala Presiden 2019.

Kejutan tak berhenti sampai di situ. Bali United yang berstatus sebagai runner-up Piala Presiden 2018 secara mengejutkan gagal lolos ke perempat final.

Berstatus sebagai runner-up Grup B dengan torehan enam poin, tim asuhan Stefano 'Teco' Cugurra kalah perbendaharaan poin dengan Madura United (Grup D) serta kalah selisih gol dengan Arema FC (Grup F) yang melaju ke babak knock-out dengan status peringkat dua terbaik.

Nasib serupa dialami Persipura Jayapura di Grup C, pengoleksi gelar terbanyak kompetisi kasta elite era Liga Indonesia (kini bernama Liga 1). Boaz Solossa dkk. yang mulus di dua laga awal usai menekuk PSIS (3-1) dan PSM Makassar (1-0), gagal jadi juara grup setelah digebuk Kalteng Putra 1-3 di Stadion dr. H. Moch. Soebroto, Magelang.

Persaingan Grup C jadi momok bagi PSM yang notabene runner-up Liga 1 2018. Tim Juku Eja yang baru saja ditinggal pelatih Robert Rene Alberts jadi juru kunci dengan koleksi nol poin di tiga pertandingan.

"Kami masih mencari bentuk permainan terbaik di turnamen ini. Kecewa pasti, tapi itulah sepak bola," tutur Darije Kalezic, pelatih PSM.

Nasib klub elite lainnya, Arema FC tak juga lebih baik. Tim Singo Edan lolos ke perempat final, tapi mereka gagal jadi yang terbaik di penyisihan Grup E yang dihelat di kandang sendiri Stadion Kanjuruhan, Malang.

Anak-asuh Milomir Seslija harus menunggu seluruh laga penyisihan usai untuk kemudian menerima kabar baik lolos dengan status runner-up terbaik. Kemenangan 6-1 atas Persita Tangerang jadi penyelamat Arema yang sudah di ujung tanduk.

Nasib Arema sempat terkatung-katung usai secara mengejutkan dikalahkan sesama klub Jawa Timur, Persela Lamongan 0-1.

4 dari 5 halaman

Tim Kuda Hitam Bisa Tersenyum

Penampilan Kalteng Putra, PS Tira Persikabo, dan Persela Lamongan layak disaluti. Tak dihitung sebagai kandidat juara, mereka justru menggebrak di fase penyisihan.

Akan tetapi bila melihat komposisi skuat yang mereka miliki bukan sesuatu yang mengejutkan ketiganya bisa melaju sejauh ini.

Di Kalteng Putra umpamanya. Klub yang berstatus peringkat tiga Liga 2 2018 terhitung jorjoran dalam belanja pemain. Mereka pun ditangani pelatih asing sarat pengalaman, Gomes de Oliviera.

Di Kalteng Putra, ada figur pemain macam Patrich Wanggai, Ferinando Pahabol, I Gede Sukadana, Antoni Putro Nugroho yang sempat wira-wiri masuk skuat Timnas Indonesia. Legiun asing mereka juga oke.

Yu Hyun-koo, Diogo Campos, Rafael Bonfim deretan pesepak bola impor dengan kualitas di atas rata-rata.

PS Tira Persikabo yang musim lalu hampir degradasi ke kompetisi kasta kedua melakukan pembenahan agar bisa kompetitif musim 2019 ini. Mereka mendatangkan pelatih top bertabur gelar, Rahmad Darmawan.

RD merekrut pemain-pemain berkelas macam: Rifad Marasabessy, Vava Mario,  Loris Arnaud, Osas Saha, Louise Parfait. Pemain-pemain ini langsung memberi dampak pada permainan tim secara keseluruhan.

Sebelumnya, PS Tira Persikabo sudah punya pemain-pemain bermutu macam: Manahati Lestusen serta Abduh Lestaluhu. Tangan dingin RD berperan besar juga membuat PS Tira Persikabo tampil ciamik.

Klub yang dimiliki TNI AD tersebut bermain amat kolektif dengan strategi permainan yang variatif tak mudah dibaca lawan. Persib merasakan betul kualitas PS Tira Persikabo di fase penyisihan Grup B.

"Kami tidak pasang target apa-apa di turnamen ini. Saya minta pemain menikmati setiap pertandingan. Soal hasil akhir urusan belakangan," ujar Rahmad Darmawan.

Yang agak unik Persela. Tim asuhan Aji Santoso tak memiliki banyak pemain dengan nama besar. Tapi di sinilah kehebatan Aji. Ia meramu pemain-pemain muda menjadi kekuatan yang menakutkan di Piala Presiden 2019.

Kalaupun akhirnya klub-klub kuda hitam gagal melaju hingga partai final, mereka merasa puas. Perjuangan yang ditunjukkan para pemain tim-tim tersebut membuat denyut persaingan Piala Presiden 2019 mengencang. 

Tak ada rasa kecewa, karena kekalahan terjadi bukan karena pengaturan skor. Pertandingan berjalan dalam koridor fair play.

"Kalaupun masih ada wasit melakukan kesalahan, hal itu manusiawi. Semua tim yang berlaga bersaing secara sehat, untuk memunculkan yang terbaik," ujar Rahmad Darmawan yang juga diamini Aji Santoso.

5 dari 5 halaman

Memberi Dampak Positif bagi Sepak Bola Indonesia

Maruarar Sirait berharap pergelaran Piala Presiden 2019 memberi dampak positif bagi sepak bola nasional. Dunia bal-balan bisa dibilang tengah berduka akibat kasus-kasus pengaturan skor yang terjadi di PSSI.

Tingkat kepercayaan masyarakat ke pertandingan-pertandingan kelas nasional menurun draktis. Mereka tak yakin klub-klub yang menjadi jawara kompetisi kelas Liga 1, Liga 2, dan Liga 3 memang merupakan tim terbaik. Kepercayaan terlihat mulai pulih ketika menonton Piala Presiden 2019.

"Saya pastikan Piala Presiden bebas pengaturan skor. Lewat turnamen ini kami ingin memberi kontribusi positif bagi sepak bola Indonesia. Terimakasih buat tim-tim peserta yang menjaga pelaksanaan turnamen dalam koridor sportivitas dan fair play," ujar Maruarar.

Pidato Presiden RI Joko Widodo jelang laga final leg kedua Piala Presiden 2019 antara Arema FC Vs Persebaya menegaskan komitmen pemerintah ingin mengembalikan nama besar sepak bola Indonesia.

Selamat buat Arema FC atas kesuksesannya menjadi juara. Persebaya, pun jangan kecewa masih ada musim depan. Semoga Tim Bajul Ijo jadi yang terbaik!

Video Populer

Foto Populer