Sukses


Arema Punya Modal Bersaing di Papan Atas Liga 1 2019

Bola.com, Jakarta - Keberhasilan Arema FC menjadi juara Piala Presiden 2019 menjadi modal yang sangat bagus bagi Singo Edan menyambut Liga 1 2019 yang akan dimulai pada 8 Mei 2019. Kualitas pemain dan komposisi tim yang dimiliki Milomir Seslija sudah cukup baik untuk bersaing di level tertinggi sepak bola Indonesia pada musim ini.

Perjalanan Arema FC di Piala Presiden 2019 tidak berjalan mulus untuk menjadi juara. Mendatangkan Milomir Seslija sebagai pelatih baru pada 9 Januari 2019, Arema harus beradaptasi untuk bisa menemukan kembali permainan terbaiknya meski sang pelatih sudah mengenal karakter tim yang bermarkas di Stadion Kanjuruhan itu.

Dua penampilan pertama Arema FC di Piala Presiden 2019 pun terbilang tidak meyakinkan. Meski menang 3-2 atas Barito Putera di laga petama Grup E Piala Presiden 2019, Arema harus susah payah mengejar ketinggalan 0-2 di awal pertandingan. Begitu pun ketika harus menghadapi Persela Lamongan di laga kedua, di mana Singo Edan harus kalah 0-1 di depan Aremania yang memadati Stadion Kanjuruhan.

Kemenangan 6-1 atas Persita Tangerang seakan tak mengembalikan kepercayaan Aremania kepada para pemain begitu saja. Maklum, meski menang besar, tim yang menjadi lawan merupakan tim dari Liga 2 yang gagal promosi ke Liga 1 2019.

Namun, dengan istirahat selama kurang lebih 10 hari untuk melakukan recovery dan evaluasi, Milomir Seslija optimistis Arema menjadi tim yang lebih baik. Hal tersebut langsung mereka buktikan dengan kemenangan 4-0 atas Bhayangkara FC, tim yang lolos sebagai satu-satunya pemilik nilai sempurna, di laga perempat final Piala Presiden 2019 yang digelar di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi.

Performa luar biasa itu terus berlanjut dengan kemenangan identik 3-0 dalam dua leg semifinal Piala Presiden 2019 kontra Kalteng Putra. Arema seperti telah menemukan permainan terbaiknya setelah lolos dari fase grup Piala Presiden 2019 dan melangkah ke pertandingan puncak dengan agregat kemenangan 6-0.

Bertemu dengan rival kuat sesama tim asal Jawa Timur, Persebaya Surabaya, di pertandingan final, Arema diyakini akan mendapatkan perlawanan ketat. Pertandingan diperkirakan bakal berlangsung seru baik di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, maupun di Stadion Kanjuruhan, Malang.

Terbukti, leg pertama final yang digelar di Gelora Bung Tomo berlangsung sangat menarik. Dua kali tim tuan rumah berhasil mengungguli Arema, tapi dua kali pula Singo Edan mampu menyamakan kedudukan hingga laga berakhir 2-2. Arema membawa pulan dua gol tandang dan memiliki peluang yang sangat besar untuk menjuarai Piala Presiden 2019.

Akhirnya, Singo Edan pun benar-benar menjadi juara Piala Presiden 2019. Kemenangan 2-0 atas Persebaya di depan Aremania yang memadati Stadion Kanjuruhan membuat Arema menerima trofi juara dan hadiah sebesar Rp3,5 miliar lewat kemenangan agregat 4-2.

Perjalanan penuh liku sejak awal turnamen hingga akhirnya menjadi juara di Piala Presiden 2019 menggambarkan Arema mampu belajar cepat dari situasi yang dihadapi untuk menjadi tim yang lebih baik dan terus menjadi lebih baik. Sebuah modal bagus untuk mengarungi Liga 1 2019.

2 dari 3 halaman

Memiliki Skuat yang Berkualitas, tapi Belum Lengkap

Menjadi juara Piala Presiden 2019 tentu bukan faktor utama yang membuat Arema bisa diprediksi mampu bersaing kuat di Liga 1 2019. Memainkan delapan pertandingan, dengan meraih enam kemenangan, satu hasil imbang, dan satu kali kalah, tentu akan sangat berbeda dengan ketika Singo Edan harus menjalani 34 pertandingan selama kurang lebih selama tujuh bulan.

Komposisi pemain dan kelengkapan skuat untuk mengarungi satu musim kompetisi merupakan hal penting. Milomir Seslija sudah pasti memahami untuk segera mengakhiri euforia sukses di Piala Presiden 2019 untuk segera bersiap menjalani Liga 1 2019 yang akan dimulai pada 8 Mei mendatang, di mana Arema akan memulainya dengan bertandang ke Lamongan dan menghadapi Persela pada 12 Mei.

Milomir Seslija sudah memiliki kerangka tim yang bagus selama Piala Presiden 2019 berlangsung. Kiper muda Arema, Kurniawan Kartika Ajie, tampil mengesankan dalam enam pertandingan terakhir, sementara itu duet Hamka Hamzah dan Arthur Cunha di pusat pertahanan terbukti sangat kuat dan membuat pemain lawan kesulitan menembus pertahanan karena kedisiplinan yang dimiliki keduanya.

Keberadaan dua fullback energik, Alfin Tuasalamony dan Johan Ahmat Farizi, juga membuat Arema semakin kuat. Namun, lini belakang Arema tetap membutuhkan pelapis yang juga memiliki kualitas tinggi.

Kekalahan dari Persela di laga kedua Grup E Piala Presiden 2019 menjadi bukti, absennya Hamka Hamzah bisa memengaruhi permainan di lini belakang Arema. Sektor ini pun harus menjadi perhatian Milomir Seslija untuk mendapatkan alternatif ketika ada andalannya di lini belakang yang harus absen, entah karena cedera ataupun akumulasi kartu.

Bicara lini tengah, Arema punya lini tengah yang cukup lengkap. Hanif Abdurrauf Sjahbandi, Hendro Siswanto, Makan Konate, Jayus Hariono, Muhammad Rafli dan Ricky Akbar Ohorella, menjadi penggawa lini tengah yang membuat Arema punya benteng kuat di lini tengah mereka.

Makan Konate pun tak hanya andal di lini tengah, pemain asal Mali itu bahkan mampu menjadi alternatif mesin gol ketika lini depan Arema mentok. Namun, mungkin situasi tersebut tak banyak akan ditemui Milo bersama Arema pada musim ini.

Singo Edan harus diakui punya stok pemain depan yang cukup lengkap. Dedik Setiawan, Dendy Santoso, Ricky Kayame, Ahmad Nur Hardianto, Rifaldi Bawuo merupakan pemain-pemain yang layak diandalkan sebagai pengumpul pundi-pundi gol Arema.

Milomir Seslija hanya tinggal memastikan memiliki striker asing yang memiliki ketajaman tinggi, di mana Robert Lima Guimaraes harus istirahat di akhir Piala Presiden 2019 karena cedera yang dialaminya.

3 dari 3 halaman

Melengkapi Kuota Pemain Asing, Pekerjaan Rumah Arema

Kurang dari satu bulan lagi Liga 1 2019 bergulir, dan Arema masih harus memastikan memiliki pemain-pemain asing yang layak mendapat tempat di dalam tim. Hakikat pemilihan pemain asing tentu harus memastikan pemain tersebut bisa memberikan pengaruh positif bagi para pemain Arema lainnya, dan bisa diandalkan sepanjang musim.

Sejauh ini, Arthur Cunha yang sudah memberikan Arema dua gelar juara Piala Presiden, dan Makan Konate, menjadi dua pemain yang layak untuk diperhitungkan. Bahkan keduanya merupakan pemain yang sangat berkontribusi besar terhadap permainan Singo Edan di lapangan hijau.

Arema juga masih memiliki dua pemain asing lain, yaitu Pavel Smolyachenko dan Robert Lima Guimaraes, di mana nama terakhir baru saja didepak oleh manajemen Singo Edan pada Senin (15/4/2019). Namun, Milomir Seslija masih harus memikirkan apakah Pavel Smolyachenko juga harus didepak atau tidak.

Pavel Smolyachenko, yang sempat mengalami sakit, terus mengalami penurunan performa yang membuatnya diparkir di fase akhir Piala Presiden 2019. Sementara itu, Robert Lima Guimaraes yang kerap disapa Gladiator didepak setelah dianggap tak memenuhi ekspektasi, dan bahkan mengalami cedera otot betis yang membuatnya harus absen dalam beberapa laga terakhir di Piala Presiden 2019.

Minimnya kontribusi kedua pemain asing Arema itu membuat manajemen Singo Edan dikabarkan tengah berusaha mendapatkan pemain muda asal Slovenia yang juga pernah memperkuat tim junior Lazio, Mika Mario Rokavec.

Mario Rokavec merupakan pemain asing non-Asia yang berposisi sebagai gelandang. Sementara itu, Arema sudah bisa memastikan akan mempertahankan dua pemain asing non-Asia mereka, Arthur Cunha dan Makan Konate.

Dengan kondisi tersebut, melihat dari posisi Rokavec, maka Pavel Smolyanchenko merupakan pemain yang terancam. Namun, mengingat status Pavel merupakan pemain asing Asia, bukan tidak mungkin ketika pemain asal Uzbekistan itu tersingkir maka akan memengaruhi keberadaan Robert Lima Guimaraes.

Jika Rokavec memang dianggap memiliki kualitas untuk menggantikan Pavel di lini tengah Arema, maka bukan hal yang aneh jika Singo Edan melepas Robert Lima Guimaraes untuk mencari pemain asing asal Asia yang harus dimiliki Arema.

Video Populer

Foto Populer