Sukses


Mengupas Dapur PSS Sleman di Shopee Liga 1 bersama Seto Nurdiyantoro

Bola.com, Sleman - PSS Sleman membuat kejutan dalam partai pembuka Shopee Liga 1 2019. Berstatus tim promosi, skuat Elang Jawa sukses mempermalukan tim mapan sekaligus juara Piala Presiden 2019, Arema FC 3-1 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Rabu (15/5/2019) malam.

Kesuksesan PSS sejak menjuarai Liga 2 hingga saat ini tak lepas dari peran pelatih Seto Nurdiyantoro. Manajemen memberikan dia kesempatan untuk membesut tim di kasta tertinggi. 

Para pemain PSS Sleman menyapa suporter usai mengalahkan Arema FC pada laga Liga 1 2019 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Rabu (15/5). PSS menang 3-1 atas Arema. (Bola.com/Yoppy Renato)

Seto berambisi membawa PSS sejajar dengan tim-tim Liga 1 lainnya. Pelatih muda ini membuat PSS menjadi tim yang berkarakter, sejak ditempa menjadi runner-up ajang Indonesia Soccer Championship (ISC) B 2016.

Pelatih asal Kalasan, Kabupaten Sleman ini menegaskan, timnya akan lebih mengandalkan pada kolektivitas, karena tidak ada pemain berlabel bintang.

Seto mendapat tugas agar PSS Sleman tak hanya numpang lewat di Liga 1. Dengan segala potensi yang ada, ia yakin mampu mewarnai sepak bola Indonesia bersama PSS.

Sebagai pelatih pendatang baru di Liga 1, banyak hal menarik yang ada dalam diri Seto, terkait cara membangun PSS Sleman dan menghadapi persaingan. 

Berikut petikan wawancara Bola.com dengan Seto Nurdiyantoro:

 

2 dari 3 halaman

Laga Debut Berakhir Manis

Bagaimana komentar Anda usai melakoni laga debut di liga 1 dan berjalan manis dengan mengalahkan Arema FC?

Saya pikir ini awal yang bagus secara tim. Bagaimanapun pemain yang bekerja di sana. Ini bisa menambah motivasi dan kepercayaan diri pemain. Asal jangan berlebihan. Saya berharap pemain konsisten dan semakin memahami bahwa kami sudah ada di Liga 1.

Apakah permainan PSS sudah sesuai kemauan dan instruksi Anda?

Belum sepenuhnya, karena proses masih sangat panjang ada 34 pertandingan sampai akhir kompetisi. Mudah-mudahan semua pemain semakin paham dan bisa menerapkannya dalam permainan.

Bagaimana dengan performa tiga pemain asing pada pertandingan pertama?

Pemain asing sudah lumayan ada progres. Yevhen Bokhasvili dan Brian Ferreira bisa mencetak gol pada laga perdana. Sementara Alfonso De La Cruz cukup kuat di jantung pertahanan. Namun, masih ada beberapa hal yang belum maksimal. Perlu dipahami bersama untuk pertandingan berikutnya. 

Bagian atau lini mana yang masih perlu dibenahi sebelum laga pekan kedua?

Secara umum sudah berjalan bagus. Melawan Arema kemarin 30 menit awal masih kacau, karena minimnya kreativitas. Beberapa pemain masih kurang optimal. Tapi, dari semuanya saya belum bisa memastikan, karena Arema juga mungkin sedang tampil di bawah performa terbaik.

3 dari 3 halaman

Antara Shopee Liga 1, MotoGP, dan Formula 1

Anda melihat persaingan di Shopee Liga 1 seperti apa?

Kami tidak ada yang terkenal, juga tidak ada pemain bintang. Sementara hampir semua tim merata. Secara umum hampir sama, yang menjadi kunci adalah mental bertanding. Kualitas pemain tidak selalu menjadi penentu. Tim manapun selama mampu menjaga kolektivitas pasti bisa bersaing. 

Siapa pelatih yang disegani di Shopee Liga 1?

Untuk lokal ada beberapa yang saya segani, kalau pelatih asing tidak begitu kenal dan akrab.

Pertama Rahmad Darmawan. Semua orang tahu kualitasnya setiap menangani tim. Di klub sering juara, pernah melatih Timnas Indonesia, dan klub luar negeri. Kemudian Aji Santoso, saya pernah belajar dari coach Aji dalam mengikuti kursus kepelatihan. Ketiga Djadjang Nurdjaman, beliau membawa banyak klub berprestasi.

Intinya tidak hanya satu dua orang pelatih, tapi mereka mewakili. Pelatih manapun saya tetap respek, saya tidak membanding-bandingkan. 

Dua tim promosi, PSS dan Kalteng Putra mengejutkan pada pekan pertama Shopee Liga 1, bagaimana pendapat Anda?

Memang ada kemauan dan keinginan tim promosi untuk memberikan bukti mereka layak di Liga 1. Ada motivasi tersendiri dan yang penting konsisten sepanjang musim.

Kadang bagus di awal tapi melorot. Saya ibaratkan seperti MotoGP dan F1. Saling menyalip, saling mendahului, dan akhirnya ada yang finis pertama. Artinya, tim yang bisa konsisten sampai akhir musim, itu yang akan eksis.

Video Populer

Foto Populer