Sukses


Menganalisis Pertempuran Pemain Lokal Persebaya Vs PSIS di Setiap Lini

Bola.com, Surabaya - Pertemuan Persebaya dengan PSIS dalam laga pekan ketiga Shopee Liga 1 2019 melahirkan satu catatan menarik. Kedua tim dikenal memiliki pemain lokal yang tak kalah berkualitas dibanding pemain asing mereka.

Setidaknya, hal itu terlihat dalam dua pertandingan mereka. Dua gol yang dilesakkan Persebaya ke gawang Bali United dan Kalteng Putra, dicetak oleh pemain lokal. Masing-masing adalah Mokhamad Syaifuddin dan Misbakus Solikin.

PSIS pun demikian. Sejauh ini, mereka telah membukukan tiga gol, yang semuanya disumbang oleh Septian David Maulana dan dua gol diborong sang kapten, Hari Nur Yulianto.

Lebih menarik lagi, masing-masing pencetak gol itu menjadi representasi asal mereka dalam duel klub Jawa Timur kontra Jawa Tengah ini. Syaifuddin dan Misbakus adalah pemain asli Jawa Timur, tepatnya Surabaya. Septian dan Hari Nur juga asli Jawa Tengah, yaitu Semarang dan Kendal.

Pemain asing Persebaya dan PSIS bukannya belum menunjukkan kontribusi maksimal untuk timnya. Akan tetapi, kedua tim yang terlibat dalam rivalitas pada era Perserikatan ini memang dikenal melahirkan talenta hebat di provinsi masing-masing.

Semangat membela daerah asal yang dimiliki oleh pemain menjadi bumbu menarik dalam pertandingan ini. Beberapa pemain lokal yang berasal dari luar Jawa lain, juga menjadi pemain kunci masing-masing tim.

Jelang pertemuan kedua tim, Bola.com membahas bagaimana perbandingan pemain lokal Persebaya dan PSIS dalam mengawal posisi masing-masing di setiap ini dari belakang hingga depan. Simak ulasannya:

2 dari 5 halaman

Hansamu Yama dan Rio Saputro

Absennya Otavio Dutra yang mengalami cedera patah tulang hidung memaksa Hansamu Yama memiliki duet jantung pertahanan yang berganti-ganti.

Dalam dua pertandingan terakhir, melawan Bali United dan Kalteng Putra, ada tiga pemain yang berbeda menemani Hansamu di posisi stoper.

Saat melawan Bali United, Persebaya menggunakan formasi 3-4-3 dengan tiga bek, yaitu Hansamu Syaifuddin, Rachmat Irianto. Sementara, saat menjamu Kalteng Putra, formasi 4-3-3 membuat Hansamu berduet dengan Rian, sapaan akrab Irianto di jantung pertahanan.

Hansamu, yang berstatus sebagai stoper andalan Timnas Indonesia, sangat diharapkan bisa memimpin rekan-rekannya di lini belakang. Posturnya yang menjulang dengan tinggi 180 cm bakal berguna dalam situasi bola udara.

Sementara PSIS punya satu pemain stoper lokal yang namanya masih belum melambung di Indonesia, yaitu Rio Saputro. Dia bakal menjadi rekan duet Wallace Costa Alves di posisi stoper dalam formasi empat bek milik Laskar Mahesa Jenar.

Rio tidak tampil saat timnya kalah 1-2 dari Kalteng Putra. Tetapi, dia kemudian mendapat kesempatan selama 90 menit ketika menghadapi Persija dan menang 2-1. Hasilnya, dia dapat menjadi jawaban untuk menjaga pertahanan timnya.

Menariknya, Hansamu dan Rio sama-sama yang menjadi representasi provinsi asal klub mereka. Keduanya bukan pemain asli Surabaya dan Semarang. Hansamu lahir dan besar di Mojokerto, sementara Rio berasal dari Jepara.

3 dari 5 halaman

Misbakus Solikin dan Arthur Bonai

Duel lini tengah Persebaya kontra PSIS bakal menyajikan pertarungan lini belakang kedua tim. Persebaya memiliki Misbakus Solikin, sedangkan PSIS mempunyai Arthur Bonai. Dua pemain ini sama-sama tidak masuk starting eleven di pekan pertama.

Misbakus absen saat Persebaya bertandang ke markas Bali United karena mengalami cedera. Sementara Arthur masuk pada babak kedua, tepatnya menit ke-58, menggantikan Tegar Infantri saat menjamu Kalteng Putra.

Kedua pemain ini bukan pengatur serangan yang diandalkan masing-masing tim. Mereka bertugas mengalirkan bola dari belakang ke depan. Perebutan bola di lapangan tengah antara keduanya bakal menjadi sajian menarik.

4 dari 5 halaman

Irfan Jaya dan Setiap David Maulana

Irfan Jaya dan Septian David Maulana sama-sama menghuni Timnas Indonesia. Kini, keduanya akan berhadapan di posisi lini penyerangan Persebaya dan PSIS.

Irfan Jaya dikenal sebagai pemain sayap lincah yang mampu membongkar pertahanan tim lawan. Selain kecepatan yang dimilikinya, pemain asal Sulawesi Selatan itu juga mampu mencari celah untuk menusuk hingga kotak penalti lawan dan melepas tembakan.

Septian David Maulana tercatat sebagai pemain yang mampu memainkan lebih dari satu posisi. Dia bisa menjadi gelandang serang atau pemain sayap. Pemain asli Semarang ini berpotensi berduel dengan Irfan Jaya.

5 dari 5 halaman

Osvaldo Haay dan Hari Nur Yulianto

Osvaldo Haay dan Hari Nur Yulianto punya banyak kemiripan di tim masing-masing. Keduanya sama-sama menjadi pemain lokal yang bisa dipasang sebagai striker dan penyerang sayap sekaligus. Keduanya juga menjadi mesin gol andalan tim.

Musim lalu, Osvaldo dan Hari Nur juga sama-sama menjadi pemain lokal tersubur di tim. Osvaldo menyumbang sembilan gol untuk Persebaya, sedangkan Hari Nur yang berstatus kapten tim mencetak 10 gol buat PSIS.

Bedanya, Osvaldo yang berstatus pemain muda terbaik Liga 1 2018, belum mampu menyumbang gol dalam kiprahnya di Liga 1 2019. Hari Nur sudah menunjukkan penampilan spektakulernya lewat dwigol ke gawang Persija pekan lalu.

Video Populer

Foto Populer