Sukses


Djadjang Nurdjaman Vs Jafri Sastra: Duel Pelatih Penyelamat Tim Promosi

Bola.com, Surabaya - Jika ditanya apa kemiripan antara Djadjang Nurdjaman dan Jafri Sastra, ada satu fakta yang bisa menjawabnya. Kedua pelatih ini sama-sama tercatat pernah menyelamatkan kontestan Liga 1 dari ancaman degradasi, tepatnya musim 2018.

Djanur, sapaan Djadjang Nurdjaman, datang menangani Persebaya Surabaya pada September 2018 setelah tim itu mengalami rentetan hasil buruk di Liga 1 dan tercecer di papan bawah. Dia kemudian mampu membawa Bajul Ijo bertengger di posisi kelima klasemen akhir Liga 1 2018 dengan raihan 50 poin.

Situasi serupa dialami Jafri Sastra yang gabung PSIS Semarang pada Agustus 2018. Setelah dipecat oleh Persis Solo, Jafri mendapat tugas mengamankan PSIS dari ancaman degradasi. Hasilnya, Laskar Mahesa Jenar menduduki posisi ke-10 klasemen akhir.

Kini, kedua pelatih ini akan berduel bersama Persebaya dan PSIS dalam pekan ketiga Shopee Liga 1 2019 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Kamis (30/5/2019). Kedua tim memasang target yang berbeda dalam pertemuan ini.

Persebaya diwajibkan menang atas PSIS mengingat Bajul Ijo belum berhasil meraih tiga poin di Liga 1 2019. Sementara PSIS hanya ditarget imbang saja di laga ini. Bahkan, manajemen telah menyiapkan bonus untuk pemain PSIS jika berhasil mencuri satu poin di Surabaya.

Hasil pertandingan di dua pekan awal membuat target yang berbeda itu muncul. Djanur belum sekalipun membawa Persebaya menang. Sementara Jafri sempat membawa PSIS unggul 2-1 atas Persija Jakarta pada pekan lalu (26/5/2019).

Sebagai pelatih yang telah malang melintang di Indonesia, Djadjang Nurdjaman dan Jafri Sastra beberapa kali berhadapan bersama klub yang pernah mereka tangani. Tetapi, pertemuan di Liga 1 2017 menjadi yang paling diingat.

2 dari 2 halaman

Latar Belakang Berbeda

Saat itu, Djanur melatih Persib Bandung, sedangkan Jafri masih menjadi arsitek Mitra Kukar. Kedua tim kemudian bertemu pada pekan ke-14 di Stadion Aji Imbut, Tenggarong (15/7/2017). Hasilnya, Mitra Kukar menang 2-1.

Setelah pertandingan itu, Djanur memutuskan mundur dari jabatannya sebagai pelatih Maung Bandung. Tetapi, tak lama kemudian, tepatnya 31 Juli 2017, Jafri juga mundur sebagai pelatih Mitra Kukar karena rentetan hasil buruk.

Keduanya juga mengalami nasib serupa pada musim 2018. Djanur yang menangani PSMS Medan, dipecat sebagai pelatih pada 13 Juli 2018. Sedangkan Jafri juga diberhentikan oleh manajemen Persis Solo, yang tampil di Liga 2 2018 pada medio Agustus.

Mereka kemudian mendapat tantangan menangani dua tim dengan sejarah panjang di Indonesia, yaitu Persebaya dan PSIS. Seperti disebutkan di atas, keduanya mampu menjawab target yang diberikan oleh manajemen klub sehingga dipertahankan hingga sekarang.

Jika menilik pada latar belakang, keduanya berasal dari daerah yang berbeda. Djanur dikenal sebagai legenda Persib Bandung karena pernah mengabdi sebagai pemain, asisten pelatih, dan pelatih kepala.

Bersama klub tersebut nama Djanur dibesarkan dan mempersembahkan sejumlah trofi, seperti Perserikatan 1986, Liga Indonesia 1994-1995, ISL 2014, dan Piala Presiden 2019. Sebagai pria asal Majalengka, Jawa Barat, pelatih kelahiran 30 Maret 1959 ini tercatat sebagai legenda hidup Persib.

Lain halnya Jafri Sastra, yang sebenarnya tak memiliki reputasi mentereng sebagai pelatih. Pelatih asal Payakumbuh, Sumatra Barat, itu tercatat pernah melatih Semen Padang, Mitra Kukar, Persipura Jayapura, PSPS Riau, hingga Persis Solo. Namun, beberapa kali berakhir dengan pemutusan kontrak.

Video Populer

Foto Populer