Sukses


Rudy Eka Priyambada, Kisah Dipecat Persebaya Via Telepon

Bola.com, Surabaya - Rudy Eka Priyambada secara resmi tidak lagi menjabat sebagai pelatih fisik Persebaya Surabaya. Manajemen klub asal Jawa Timur itu telah mengumumkan pemecatan ini lewat situs resmi klub, Senin (3/6/2019).

Sebelumnya, manajer Persebaya, Candra Wahyudi menegaskan bakal melakukan evaluasi terhadap tim pelatih. Keputusan ini diambil setelah rentetan hasil buruk yang dialami Bajul Ijo yang belum menang dalam tiga laga Shopee Liga 1 2019.

"Kami ucapkan terima kasih kepada Coach Rudy. Dinamika di tim Persebaya membutuhkan adanya struktur yang lebih streamline. Untuk adanya komunikasi dan bench management yang lebih baik," kata Candra.

Keputusan ini tidak terlepas dari dua hasil imbang di laga kandang. Masing-masing bermain 1-1 dengan Kalteng Putra (21/5/2019) dan PSIS Semarang (30/5/2019).

Candra sempat mengeluhkan koordinasi yang buruk di tim pelatih saat pertandingan. Proses pergantian pemain yang dianggap memakan waku terlalu lama menjadi kambing hitam kegagal Persebaya mendulang tiga poin.

Rudy mulai bergabung bersama Persebaya pada awal musim. Meski menyandang status sebagai pelatih berlisensi A AFC, Rudy datang menggantikan Roffy Wikongsinarjo yang musim 2018 menjadi pelatih fisik Persebaya.

Manajemen Persebaya berharap, perubahan komposisi pelatih ini bisa mengembalikan magis duet Djanur-Bejo tahun lalu. Sebab, tahun ini kualitas individu pemain Persebaya sebenarnya lebih baik dari tahun lalu.

Meski telah mengumumkan pemecatan Rudy, Persebaya masih akan melakukan evaluasi terhadap tiga pelatih, yaitu pelatih kepala Djadjang Nurdjaman, asisten pelatih Bejo Sugiantoro, dan pelatih kiper Miftahul Hadi.

Belum lama ini, tepatnya Senin (3/6/2019) malam, Bola.com berkesempatan mewawancarai Rudy lewat sambungan telepon. Dia bercerita soal kronologi pemecatan dari Persebaya ini. Berikut petikannya:

 

2 dari 2 halaman

Kronologi Pemecatan dan Sikap Menerima Keputusan Persebaya

Selamat malam, Coach. Apa kabar?

Alhamdulillah, saya baik.

Boleh diceritakan seperti apa kronologi pemberitahuan Anda dilepas oleh Persebaya?

Setelah pertandingan menghadapi PSIS, saya langsung pulang ke Bogor. Terus saya main ke Bandung, ngobrol dengan Pak Djadjang. Saya berada di Bandung sewaktu ada pemberitahuan itu.

Ceritanya, terus terang tadi pagi (Senin pagi) baru ditelepon sama Pak Candra. Diberitahu bahwa saya tidak bersama Persebaya lagi.

Sebelum itu sudah ada pembicaraan kalau Anda akan dipecat?

Ada omongan ringan saja. Saya tidak mau ambil pusing. Tapi, saya sudah tahu pertanda ini sejak lama. Sejak kemarin, waktu menang 1-0, ada yang memberi tahu saya.

Maksudnya?

Iya, waktu turun minum dan situasi unggul 1-0 itu ada yang memberitahu saya. Saya sudah tidak lama lagi di Persebaya katanya.

Biasanya kalau turun minum, saya di lapangan mendampingi pemain cadangan, tidak ikut pembahasan taktik di ruang ganti. Saya sesuai job desk saja, hanya sebagai pelatih fisik.

Saya menerima keputusan dari manajemen. Semoga dengan begini, Persebaya menjadi semakin lebih baik. Terima kasih sudah memberi saya kesempatan, bergabung ke tim sebesar Persebaya.

Ada rencana ke Surabaya lagi mengurus berkas kontrak atau sejenisnya?

Tadinya, saya disuruh ke Surabaya. Tapi, kalau bisa langsung saja pengurusan lainnya diselesaikan. Buat apa lagi saya ke Surabaya? Barang-barang sudah saya bawa pulang, kecuali sepatu bola. Jaraknya juga jauh banget.

Lewat situs resmi, manajemen Persebaya mengeluhkan koordinasi di bench dan berdampak pada kebobolan. Sedangkan jabatan Anda pelatih fisik. Anda merasa keputusan ini sudah tepat?

Komunikasi di bench? Saya tidak mau berkomentar soal itu.

Saya mau keluar dengan baik-baik. Saya bersama Persebaya bisa mencapai runner-up (Piala Presiden 2019) juga sudah merupakan prestasi bagi saya. Terima kasih banyak semuanya.

Video Populer

Foto Populer